Pelukan Yang Ku Rindu

9.5K 643 11
                                    

BINA POV

Hari ini begitu membagikan, sebelumnya aku akan berterima kasih untuk Mita karena sudah meninggal aku di Mall dan aku juga berterima kasih kepada Lippo hehehe. Ya karena di toilet itu aku bisa bertemu dengan Oma. Sebentar lagi Papa akan sampai, masakan sederhana ala chef Bina sudah tersiap rapi di bawah tudung saji. Aku menunggu Papa datang, rasanya sudah tidak sabar untuk di peluk Papa. Pasti Papa akan kaget ketika ternyata aku adalah anak mereka. Setelah sholat Maghrib berjamaah di masjid komplek kami kembali ke dalam rumah. Kata Tante Vine Papa sudah dekat. Aku masuk ke kamar bersiap menyemprotkan parfum agar tidak terlalu bau asem. Padahal aku sudah mandi

"Tuh di bukakan pintunya Bin" Oma berteriak dari meja makan

"Iya Oma" aku berlari menuju pintu

" Iya sebentar" kataku dari dalam rumah

"Assalamualaikum" kulihat papa begitu terkejut melihat siapa yang membukakan pintu.

"Boleh Papa peluk kamu sayang?" Papa meneteskan air matanya

"Boleh Pa" akupun ikut menangis. Jadi seperti ini rasanya dipeluk Papa. Nyaman tenang.

"Alah ini malah pada pelukan di pintu. Masuk Ar" Oma merusak suasana kami

"Iya Ma." Papa sepertinya juga kesal acara pelukan dengan anak tercintanya diganggu

"Kanya" papa menatap dalam mata Mama

"Mas Arya" Mama menghambur kedalam pelukan Papa

"Kemana aja kamu selama ini, aku cari kamu kemanapun tapi tetep kamu nggak ketemu." Papa masih terisak

"Maafkan aku Mas, aku janji aku nggak akan pergi lagi. Aku janji,"

"Janji ya sayang" Papa mengecup kening Mama, mendekap erat tubuh mungil Mama.

"Sini sayang peluk Papa" aku menghambur ke pelukan keduanya

"Ini yang Bina inginkan dari dulu." Kami bertiga menangis haru. Saling memberi kekuatan,melepas rindu belasan tahun tidak bertemu.

"Papa nggak akan ninggalin kalian, tunggu Papa ya nak. Jagain Mama kamu" papa masih enggan untuk melepaskan pelukannya

"Udah dong yang ini nggak mau di peluk apa?" Tante Vine memang selalu merusak suasana

"Terimakasih ya Allah sudah buat keluarga Bina kembali utuh. Ada Papa,Mama" aku memeluk erat Papa.

"Jangan tinggalin Bina lagi ya Pa" aku mendongak menatap mata Papa.

"Iya, Papa nggak akan ninggalin Bina" Papa kembali memelukku. Menempatkan dagunya di atas kepalaku dan mengusap lembut rambutku.

"Yuk makan bareng semuanya" Mama mengintrupsi pelukan kami

"Yuk Pa, Bina Lo yang masak ayam kecapnya. Kata Oma, papa suka sama ayam kecap." kataku sambil mengambilkan nasi untuk Papa

"Iya, pasti rasanya enak nih. Masakan Mama yang mana nih" tanya Papa

"Mama nggak masak Pa, sibuk dandan mau ketemu mantan" celetuk ku yang mendapat tatapan tajam dari Mama.

"Bina jangan mulai ya, Mama nggak kasih uang jajan lho kamu" Mama memang suka mengancam.

"Iya ma iya enggak lagi." Pasrah ku.

"Ar, kamu harus urus secepatnya ya. Jangan lama-lama, Mama udah nggak sabar buat kumpul lagi sama kalian." Oma menatap papa

"Iya Ma, ini lagi ngumpulin bukti dulu. Mama tenang aja pasti secepatnya akan aku beresin." Jawab Papa sambil mengunyah ayam itu.

"Ini rasanya enak banget Lo Bin. Tante mau lagi deh, betah banget aku kalau makan kaya gini terus" Tante Vine mengambil lagi ayam bagian paha.

Silent Love Where stories live. Discover now