Makan Malam

7.7K 509 9
                                    

Aku menatap sekali lagi wajahku di cermin kamar. Aku belum terlalu percaya diri. Biarlah toh ini belum pasti aku dibawa kemana sama Kak Aksa. Aku segera memakai sandal kemarin yang dibelikan oleh Mita saat ulang tahun. Aku tahu ini harganya cukup menguras kantong pelajar macam aku dan Mita. Tapi yang terpenting terimakasih Mita, ini lucu dan aku suka.

Aku sudah siap, rambut hitamku kali ini aku biarkan tergerai. Sembari menunggu Kak Aksa, aku menonton tv. Mama baru saja pulang dari kampus. Katanya nanti malam Mama dan Papa mau makan malam bersama. Ceileh bergaya sekali mereka.

Tepat pukul lima mobil Kak Aksa sudah bertengger manis di depan gerbang. Mama yang ada di luar menyiram bunga langsung menyambut kedatangan Kak Aksa dengan ramah. Aku segera keluar dan berpamitan pada Mama, begitu pun Kak Aksa.

Mama mengizinkan asal pulangnya tidak malam-malam. Maksimal jam sepuluh sudah sampai rumah. Kak Aksa mengangguk dan bersalaman.

Ia segera membukakan pintu penumpang untukku. Ia memakai mobil yang tidak biasa. Mungkin ini milik Papanya batin hatiku.

Dia membawaku ke arah selatan Kota Jogja, selama perjalanan kami saling diam, hanya di temani lagu melow dari radio yang ku putar, ia tak keberatan. Mungkin ini hanya perasaanku saja atau memang dia sedari tadi melirik-lirikku.

"Mau kemana kak?" Akhirnya aku mulai membuka suara.

"Makan" jawabnya singkat

"Makan sejauh ini? Iya?" Dia hanya mengangguk. Dan mencebikkan bibir.

"Udah nggak usah manyun, dijamin tempatnya bagus."

"Iya-iya"

"Lagian jarang besok kita bakalan ketemu, aku lolos seleksi daerah."

"Iya kak? Wah selamat" aku sangat antusias mendengar kabar dari Kak Aksa.

"Iya" dia tersenyum manis, sangat manis. Aku khawatir mobil ini akan penuh dengan semut kalau ia tetap tersenyum.

"Kamu kenapa Bin senyum-senyum sendiri?"

"Hehehe nggak papa"

"Besok promnight mau ikut aku?" Tanyanya

"Enggak deh. Aku dari sore, soalnya mau gladi bersih gitu. Nggak enak sama anak-anak juga kalik Kak" kataku

"Hmm oke deh. Emang GR untuk apa?"

"Ada deh. Tunggu aja" Kelas dua belas memang belum tahu kalau aku dan Yudha akan menyanyi di malam promnight besok.

Dan masalah pensi, kami sudah menyiapkan diri untuk penampilan pada siang harinya. Itu acara seluruh warga sekolah. Sedangkan promnight hanya ada kelas dua belas.

Kami sudah sampai di kawasan Gunungkidul, pemandangan yang indah sudah terhampar luas sepanjang mata memandang. Katanya sepuluh menit lagi akan sampai di tempat makan malam.

Aku bernafas lega, setidaknya aku tidak salah kostum hari ini. Mobil Kak Aksa berhenti di salah satu tempat parkir. Aku masih ternganga melihat tempat ini.

"Bagus banget Kak" aku masih dalam mode melongo karena kagum.

"Iya dong. Kesana yuk"

Kak Aksa berjalan dulu, aku baru sadar. Ia memakai sepatu yang aku berikan tempo hari. Dipadukan dengan celana jeans dan kaos yang dilapisi dengan jaket.

Kami duduk menghadap hamparan lampu kerlap kerlip yang membentang luas.

"Ini namanya bukit bintang Bin" aku mengangguk paham.

"Kakak sering kesini?"

"Hemmmm nggak sering, tapi pernah."

"Sama pacarnya yaaa?" Aku terkikik meledeknya.

"Mau pesen apa Bin"

"Ayam bakar aja deh, minumnya jeruk tawar." Aku jadi teringat Kak Araf, sudah seminggu lebih ia tidak memberikan kabar apapun. Mungkin sedang sibuk dengan koasnya.

"Heh Bin kenapa ngelamun sih" aku menggeleng. Melihat suasana sekeliling. Banyak pasangan muda mudi yang sedang menikmati kebersamaan pasangannya.

"Bin, ada yang mau aku omongin sama kamu." Aku mengerutkan dahi.

"Ngomong aja Kak, nggak papa kok."

"Dimakan dulu deh"

Selesai makan aku duduk di pinggir tebing menghadap gemerlap lampu-lampu. Kak Aksa duduk di sampingku.

"Kamu cantik Bin hari ini." Katanya

"Tadi udah bilang ah" aku senyum malu

"Iya." Ia membawa tanganku ke dadanya.

"Kamu rasain ini nggak?" Aku mematung dan mengangguk. Aku bisa merasakan detak jantungnya.

"Aku baru suka sama seseorang Bin"

"Hmmmm?"

"Dan aku nggak tahu perasaan dia ke aku gimana."

"Lah. Nggak di ungkapkan?"

"Aku takut, kalau misal nanti aku keterima dia nggak kuat LDR Bin"

"Yaudah nggak usah ada relationship aja Kak"

"Nanti diambil orang"

Aku tersenyum "Pernah denger, kalau jodoh nggak kemana?"

"Klasik sih, tapi aku percaya. Aku nggak terlalu ngejar jodoh sih. Karena dia akan datang disaat dan waktu yang tepat. Jadi cukup kamu sebut dia disetiap doa Kakak. Minta sama Allah di jodohkan gitu."

"Emang kamu juga gitu?"

"Heem, aku selalu sebut dia pas doa, minta sama Allah. Biar dia selalu dilindungi. Dipermudah segala urusannya., Kalau memang dia bener jodoh kita yaudah. Insyaallah tetep jodoh kita. Ngomong-ngomong siapa sih dia Kak."

"Anak sekolah kita kok" deg, layu sebelum mekar. Apa aku sama sekali nggak terlihat di matanya.

"Berarti aku kenal?" Dia mengangguk.

"Penasaran nih, siapa sih Kak. Kasih tahu dong"

"Ada deh rahasia, maunya aku tetep simpan nama dia di setiap doa aku. Dan aku besok langsung lamar dia. Dan aku ajak pengajuan nikah langsung Bin."

Aku memutar bola mataku jengah. Selalu percaya diri berlebih. "Iya aku doain semoga berjodoh deh"

"Amin. Makasih ya Bina adikku sayang." Heh adik gaes, jangan mengharap lebih kalik Bin. Dia ngajak makan gini karena kamu adiknya.

"Iya sama-sama. Kalau mau aku comblangin boleh Lo"

"Ngga ah. Kaya nggak laku aja aku ini. Udah yuk pulang."

"Iya yuk pulang."

Malam ini kami sama-sama diam, meresapi setiap rasa yang aku alami. Akankah aku harus bertahan. Atau mundur teratur mengenai perasaanku ini.

Entahlah, yang pasti aku bersyukur. Malam ini bisa kembali melihat tawanya terbit di sebelahku.

✨✨✨

Maaf part ini absurd sekali

Dan baru bisa update sedikit.

Huhu sedih maafkan aku para pembaca.

Mood sedang turun

Terimakasih sudah baca yaaa. Semoga besok sudah bisa up lagi dengan lancar.

With love
Manman 💕

Silent Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang