Bolu Cinta Bina

8.8K 616 8
                                    

Saya sarankan untuk play lagu di mulmed biar makin asik

✨✨✨

Aksa POV

Hari ini aku sudah tidak bisa menahan rindu pada Sabina gadis manis yang kini sudah ku cinta. Terakhir, Pantai Glagah yang menjadi saksi betapa indahnya senja kala itu. Walaupun dia mencintai orang lain tapi aku harus tetap usaha. Masalah Beby? Hah pikir keri, sayang saja tidak , apalagi cinta.

Kalau tidak karena keluarga Om Arya itu teman baik Papa. Aku sangat malas meladeni si nenek lampir itu. Cantik sih, tapi kadar kecantikannya masih jauh di bawah Bina.

Setelah pulang dari les aku berinisiatif untuk datang ke rumah Bina. Sudah dua hari tidak melihat wajahnya. Abang rindu padamu sayangku. Mungkin ini terlalu lebay, tapi sungguh mungkin jika kalian sudah kenal pasti akan ada rasa rindu untuk Bina.

Aku memastikan lagi penampilanku. Sudah mirip Billy Davidson, pasti semua akan memuji ketampananku. Anak siapa dulu, yang pasti Mama Papa. Aku mengunci mobilku di luar gerbang karena di dalam gerbang sudah penuh oleh mobil Bina dan Mamanya.

Sekali lagi aku memastikan penampilanku. Aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Dari dalam sudah terdengar jawaban dari salam ku. Aku menyiapkan senyum termanis yang aku punya.

Dari dalam rumah ada tiga wanita cantik, yang membukakan pintu yang pasti calon mertua. Tante Kanya langsung menyambutku dengan senyum yang selalu manis. Aku penasaran pasti Papanya Bina orang yang paling beruntung mendapatkan istri seperti Tante Kanya. Aku jadi membayangkan saat di masa depan. Bina menunggu dan menyambutku dengan senyuman manisnya di rumah kami.

Tante Kanya langsung mempersilahkan aku masuk. Disana ada dua perempuan lagi. Kata Tante Kanya mereka adalah nenek dan Tantenya Bina. Melihat tantenya tersenyum aku jadi teringat Om Arya. Sangat mirip, atau hanya perasaan saja.

Dari arah ruang tengah gadis manis itu muncul dengan mengenakan baju tidur motif Doraemon. Kalau aku boleh bilang ia begitu menggemaskan. Rasanya ingin ku peluk, yah masih panjang. Masih bertahun-tahun rasanya.

Dengan malu-malu ia ikut duduk di sofa samping ku. Tante dan nenek Bina sudah masuk ke dalam. Tinggal kita berdua. Ia bertanya kenapa aku malam-malam kesini.

Aku bilang kalau aku khawatir. Memang benar adanya kalau aku khawatir dengannya. Kenapa? Dari tadi siang ia pergi dan belum ada kabar. Pesan saja tidak dibalas. Jadi aku khawatir, selain khawatir memang aku sangat rindu.

Hari ia begitu terlihat cantik, tidak seperti biasanya. Biasanya ia terlihat cantik, tapi untuk malam ini ia terlihat begitu cantik. Sorot matanya lembut, mencerminkan kebahagiaan. Ya karena hari ini Papa yang ia dambakan datang. Pasti bahagianya melebihi mendapat jackpot milyaran rupiah. Karena kebahagiaan seperti itu tidak bisa di ukur dengan uang.

Dia mengajak aku duduk di ayunan taman depan rumahnya. Katanya di sana bisa melihat bintang dan keindahan malam. Pas sekali, ada Angkasa, malam,ada Sabina.

Sabina menyuruhku diam di atas ayunan. Aku menurut saja, menikmati malam tanpa bintang. Kalian tau kenapa? Karena binatangnya sedang masuk kedalam rumah.

Ia kembali dengan membawa satu kantong plastik. Sabina menyerahkan plastik itu untukku. Katanya jangan dibuka disini. Buka saja di rumah, aku mengintip sedikit, seperti kotak makan berwarna pink.

Dan kalian tahu apa yang membuat sakit? Dia menyuruhku pulang. Yang waras saja, aku ganteng gini diusir. Aku pun menurut, toh ini sudah jam delapan lebih. Waktunya aku kembali ke rumah tidur nyenyak atau sekedar ngerumpi bersama Mama atau bisa saja menjadi korban teman main catur Papa.

Dia mengantar ku sampai gerbang pemirsa Aksa TV. Istri idaman bukan, yakin aku benar-benar membayangkan bagaimana kehidupan ku bersama gadis manis nan lembut ini. Pastinya akan selalu ada manisnya setiap kali. Tapi rasanya untuk di awal pernikahan tidak akan diantar sampai gerbang.

Pasti bertanya? Hehehe kalian tau rumah dinas TNI AD, yang ada adalah gerbang kayu  yang depannya sudah ada rumah prajurit lain. Tapi akan ku pastikan Bin, bahwa kamu akan aman di sana.

Kembali ke kehidupan nyata. Saat aku mau masuk kedalam mobil aku berpesan pada Bina untuk jangan mimpi indah. Dahinya berkerut dan bingung, kalau dia sudah muhrimku jelas sudah akan ku usap keningnya. Ah gaya sekali, kemarin waktu di pantai aku malah mengecup keningnya. Kalau sampai Papa tau bisa di gorok aku nanti. Ia bertanya kenapa tidak boleh mimpi indah.

Langsung ku jawab saja, daripada kamu mimpiin indah mending mimpi kan aku masa depannya. Eh malah aku di bilang receh. Sedih, tapi dia tersenyum penuh menatapku. Perasaan hangat langsung masuk ke tubuhku. Rasanya aku sangat ingin segera lulus dan mengajaknya ke pelaminan.

Aku masuk ke dalam mobil. Ku turunkan kaca samping, ia masih setia menunggu. Saat aku akan menghidupkan mesin mobil. Ia memanggilku "Kak" aku langsung menoleh dan bertanya kenapa.
Dia bilang makasih, lah ini anak kenapa. Aku yang dikasih plastik tapi malah dia yang makasih. Aku jelas bingung, aku bertanya untuk apa.

Dan kalian bertanya apa jawabannya. Pasti akan terkejut. Dia menjawab "Karena Sudah Rindu" yakin saat ini begitu membahagiakan. Dia langsung berlari menuju pintu. Aku tersenyum sendiri di mobil. Dan sudah ku pastikan bahwa sekarang pipinya sudah merah seperti tomat matang.

Aku meninggalkan rumah pagar putih itu masih dengan senyuman yang tidak luntur. Beginilah rasanya orang yang sedang kasmaran. Sudah lama rasanya tidak sebahagia ini hatiku.

Sesampainya di rumah, seperti biasa. Papa sudah menunggu di depan rumah bersama Mama. Entah membicarakan apa, mereka menanyakan aku dari mana.

Aku langsung mencium pipi Mama dan papa tanpa menjawab pertanyaan mereka dan masuk ke kamar. Mengunci pintu duduk di meja belajar. Aku membuka plastik dari Bina, lekukan bibirku membentuk bulan sabit tersenyum.

Di sana ada tulisan dengan note kertas warna merah

"Semangat hari terakhir UN ✨"

Aku langsung membuka kotak Tupperware. Memakannya dengan lahap, tanpa perduli dengan ketukan pintu dari luar. Pasti Papa yang akan kepo dan pasti Mama yang akan marah.

Kue bolu ini enak sekali. Mungkin akan menjadi tambahan list "makanan kesukaan Aksa" nomor satu menggeser posisi ayam goreng kremes Mama"

Aku menempelkan note di atas meja belajar. Kupandang terus, dan pasti aku senyum terus. Kalian tahu apa nama yang pas untuk makanan seenak ini?

Namanya adalah

"BOLU CINTA BINA"

Suatu hari nanti aku akan menjadi orang yang setiap hari mencicipi makanan masakan mu. Bersabarlah sampai proses yang kulewati akan terlampaui. Cukup kamu temani aku berjuang ya. Hingga saat yang tepat akan ku ajak kamu mengahadap ke kesatuan. Untuk mengajakmu bergabung menjadi Persit Kartika Chandra Kirana. Menjadi ibu dari anak-anakku, menjadi makmum di kehidupan ku. Yang pasti kamu akan menantiku setiap pulang tugas.

Dan Sabina, terimakasih untuk bolu cinta rasa istimewa malam ini.

✨✨✨

Hehehe komen dong menurut kalian part ini gimana?

Terimakasih sudah mau baca.

Vote dan komen kalian akan menjadi semangat buat aku 😍😍😍

So, jangan lupa vote Dan komen yaaa
Thankyou 💞💞

With love
Manman 💕

Silent Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang