Pentas Cinta MIA Dua

7.6K 492 2
                                    

Hari ini aku sudah siap dengan seragam putih abu-abu tercinta. Kata orang putih abu-abu menjadi masa yang paling indah untuk dikenang. Dan itu berlaku bagi ku. Mungkin setahun lagi aku akan merasakan seperti mereka. Merasakan perpisahan bersama teman-teman yang sudah bersama berjuang.

Kak Araf sudah ada di depan, semalam ia mengirim pesan singkat. Hari ini dia akan menjemput ku ke sekolah. Aku tidak keberatan,toh ia dari Surabaya hari ini dan Subuh tadi sudah sampai rumahku.

Nanti sore ia memintaku menemaninya ke acara kondangan mantan. Ia tak ingin terlihat ngenes saat datang di acara itu. Sebagai ganti imbalannya ia akan mengantarku kemanapun ku mau. Enak bukan?

Hari ini bisa di bilang free class, karena akan diisi oleh pensi tiap kelas. Ternyata hilangnya Kak Araf seminggu ini karena ia sedang mudik ke Surabaya.

Aku berjalan dari gerbang menuju kelas, di lapangan tengah aku bertemu dengan Yudha yang sedang sibuk menyetel alat musik bersama Asep. Mereka langsung memberi instruksi untuk masuk ke kelas.
Sampai di kelas, aku menepuk jidat. Aku lupa membawa masuk konsumsi, sialnya tertinggal di mobil Kak Araf. Aku langsung berlari keluar. Dan beruntung Kak Araf sudah berjalan ke arahku.

Banyak pasang mata saling menatap kami. Apalagi penampilan Kak Araf bisa membuat ileran masal. Ia mengenakan kaos berkerah warna denim yang kontras dengan warna kulitnya dan celana jeans.

"Ketinggalan kan. Untung belum jauh, yuk aku bantuin." Ia membawa satu kotak air mineral diatasnya ada kantong plastik isi roti.

Kami berjalan sepanjang koridor. Dari kejauhan aku bisa melihat Kak Aksa di depan kelasnya. Ia menatap kami tanpa kedip. Aku mencoba senyum tapi dia malah sudah lebih dulu berbalik.

Sampai di kelas, sorak sorai teman-teman begitu menggema. "Wah Bina bawa pawang eiii" Kak Araf hanya tersenyum melihat tingkah laku teman -temanku ini.

Kak Araf sudah berpamitan pulang, aku langsung memasukan konsumsi ke dalam plastik.

"Eh Bin tadi itu siapa sih?" Tanya Nisa yang penasaran.

"Oh itu, dia temenku. Ya bisa dibilang Abang lah. Gimana naksir?" Jawabku

"Gilak dia cool banget. Aku nggak kuat ngelihatnya."

"Iya deh Bin. Mana dia tinggi dan pelukable gitu" timpal Galuh

"Eh hooh sopo e mau Bin. Yang mu o? Asep yang baru saja masuk langsung bergabung. (Eh iya siapa tadi Bin. Pacarmu kah?)

"Eh ngawur aja kamu Sep"

Semua langsung tertawa saat aku memukul kepalanya menggunakan kemoceng yang ada di atas meja.

Pukul delapan kami langsung ke lapangan. Disana sudah banyak persiapan. Yudha sudah siap dengan gitarnya. Pertama nanti kita akan menyanyikan lagu siapkah kau tuk jatuh cinta lagi.

Penampilan pertama dari kelas sebelas MIA satu menarik. Tetapi sayangnya tidak semua orang terlibat. Aku memutar pandangan, mencari Kak Aksa dimana.

"Oke penampilan selanjutnya dari MIA dua. Tepuk tangan yang meriah untuk MIA dua." MC memanggil kelompok kelas kami.

Giliran pertama adalah band. Mereka membawakan lagu Panah Asmara dari Afgan. Seluruh penonton hanyut dalam lagu panah asmara. Sampai lagu itu selesai, aku belum juga melihat Kak Aksa. Dibarisan kelasnya pun ia tak terlihat.

✨✨✨

Waktu yang mendebarkan pun datang. Kini giliran kelompok kami untuk tampil, kami sudah berkumpul membentuk lingkaran. Yudha memimpin doa dan kami naik ke panggung. Barisan belakang yang di isi kelas sepuluh dan sebelas langsung berteriak riuh. Terutama kelasku.

Silent Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang