Aku membawa air mineral dan beberapa kantong plastik. Aku masih ingat luar kepala dimana kelas Bina. Saat sampai di lapangan dia lari menghampiri ku. Mukanya terlihat begitu lucu dan menggemaskan.

Saat akan sampai di kelasnya. Aku melihat Aksa sedang menatap kami berdua dengan tatapan tidak suka. Saat masuk aku disambut oleh ceng - cengan anak SMA pada umumnya.

Aku berpamitan pada Bina untuk pulang. For your information aku sudah tidak lagi tinggal bersama saudaraku di daerah Sagan. Sekarang aku pindah ikut dengan temanku, ia mengontrak rumah di dekat kampus. Setidaknya aku lebih hemat ongkos dari sana. Dan yang pasti aku lebih nyaman.

Setelah istirahat beberapa jam, aku langsung mandi siang. Ini sudah jam sebelas sebentar lagi adzan akan berkumandang.

Selesai melaksanakan kewajiban aku langsung menuju toko batik di daerah Malioboro. Susahnya sekarang mencari parkir di daerah sini. Aku harus rela berpanas-panasan untuk berjalan kaki.

Aku membeli kemeja batik lengan panjang dan kain batik dengan motif senada dengan kemeja ku. Ini kain bisa di gunakan sebagai rok kata salah satu pegawai tadi. Warnanya coklat kombinasi ada warna pink pastel dan peach.

Bina memberi pesan bahwa aku sudah bisa menjemputnya hanya butuh waktu lima belas menit untuk sampai di sekolahnya. Karena memang harus memutar jauh jalan searah.

Dia masuk ke mobil dengan wajah yang berseri-seri. "Kenapa kamu seneng banget?" Tanyaku.

"Ih Kak aku seneng banget. Nilai seni budaya kelasku pasti bagus. Tadi penampilan lancarrrrrrrr jaya" cerianya bersemangat.

Aku ikut tertawa dan mengacak-acak rambutnya. "Ehiya kamu punya baju yang matching nggak sama ini." Tanyaku

"Ih bagus banget warnanya. Sukaaaaaaaa. Aku ganti berapa nih uangnya" katanya sambil memeluk kain tadi.

"Nggak usah. Itu sebagai tanda terimakasih buat kamu Bin."

"Asyik nih. Kembaran lagi, makasih ya Kak." Aku mengangguk dan segera melajukan mobilku.

Katanya Bina punya baju brokat yang warnanya peach seperti itu. Aku mengajaknya makan siang di warung bakso langgananku.

"Bin. Pelan-pelan dong." Ia hanya nyengir.

"Udah suka sama jeruk tawar?" Tanyaku

"Iya udah hehehe. Enak sih lama-lama Kak" katanya sambil mengunyah. Salahku juga mengajak ngobrol saat makan.

Setelah selesai makan aku memutuskan untuk ke rumahnya. Di sana ada Bunda Kanya dan Papa Bina.

"Siang om" kataku sopan

"Eh siang, Araf ya? Lama nggak main sini masuk."

"Iya Om. Kemarin ke Surabaya." Kataku

"Wah iya to. Ma bikinin minum ini ada cowok ganteng main" Om Arya teriak dari ruang tamu.

"Mau kemana ini nanti?" Tanyanya

"Mau ke kondangan temen om" jawabku

"Mantan pacar tepatnya Pada." Bina menghampiri kami membawa air putih dan kopi.

"Loh kok cuman air putih to Bin" tanya Om Arya

"Nggak papa Om, emang sukanya air putih." Jawabku sesopan mungkin

✨✨✨

Kini kami sudah ada di Jogja Expo Center. Dimana pesta Dian digelar, Bina sedari tadi masih mengejekku dengan berbagai sindiran. Untung sayang kalau tidak habis kau Bin.

Bina terlihat sangat cantik, rambutnya di Cepol pramugari dan di ujung poninya dibiarkan panjang tergerai. Di tambah manis dengan jepit berbentuk bunga di samping kanan rambutnya.

Kami menjadi pusat perhatian saat masuk ke dalam. Banyak teman seangkatan yang kaget akan kedatanganku. Huh mereka kira aku bel move on dari Dian.

"Hey Raf nggak pernah keliatan udah bawa gandengan aja nih" Edo, dia teman dari fakultas ekonomi.

"Hai Do. Lu juga nggak pernah nongol. Kenalin ini Bina" kataku.

Bina menerima uluran tangan Edan "halloo Sabina"

"Calon nih?"

"Doakan saja. Yuk duluan." Aku menarik Bina menuju pelaminan. Pertama aku menyalami Papa dan Mama Dian. Kami memang sudah kenal lumayan dekat.

"Selamat ya sis. Akhirnya Lo duluan nih" kataku sambil bersalaman dengannya.

"Haiii ya ampun Araf" dia sedikit mengintip Bina "wah cantik banget. Semoga cepetan nyusul ya" katanya

"Amin Kak. Doakan ya" Bina merangkul posesif tanganku. Wow akting yang bagus Bin.

"Semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah ya Kak."

"Terimakasih ya Dik?"

"Sabina"

"Ah iya Dik Sabina. Enjoy pestanya ya. Dan Lo Raf. Jangan lupa nyanyi di nikahan gue" katanya tanpa rasa malu.

Kami turun aku masih tercengang dengan Bina yang masih merangkul tanganku. "ih Kak, mantan Kakak udah punya suami masih ganjen sama kamu ya"

"Emang kenapa? Jadi kamu Aminin ya tadi"

"Ih enggak lah Kak apaan sih. Matanya masih jelalatan liat Kakak." Aku hanya tersenyum. Kami menikmati makanan yang disediakan di beberapa tenda- tenda.

Setelah merasa kenyang aku memutuskan untuk pulang. Karena nanti malam Bina masih harus tampil di acara promnight sekolahnya.

Hari ini begitu membahagiakan, dimana seharian bisa bersama Bina. Nanti malam pun aku akan menjemputnya dan menungguinya.

Setidaknya kondangan mantan pacar kali ini tidak sesuram yang kubayangkan. Semoga Allah mengaminkan yang aku harapkan selama ini.

✨✨✨

Gimana masih mau lanjut?

Hehehe
Terimakasih ya sudah mau baca.

Mungkin beberapa part lagi akan selesai

Tapi tenang. Akan ada sequel kok
Cerita Aksa menjadi Taruna dan Bina masa kuliah

Jangan lupa vote dan komen yaa

Makasih

With love
Manman 💕

Silent Love Where stories live. Discover now