Chapter 7 - Escape. (b)

Comenzar desde el principio
                                    

Orang-orang menatap Alicia heran karena penampilan gadis itu yang benar-benar berantakan. Dress biru mudanya kotor, kakinya tidak beralaskan apapun, padahal saat ini telah memasuki musim dingin, mungkin itulah kenapa darah di wajahnya seolah tidak tersisa setetespun, benar-benar pucat. Juga rambut terangnya yang acak-acakan dan lengket.

Hari semakin siang, Alicia menghentikan langkahnya pada sebuah lorong yang sepi dan sengaja berdiam diri di sana untuk beberapa saat, mengistirahatkan kakinya yang benar-benar sakit.

Udara dingin menghantamnya semakin kuat. Tubuh Alicia juga semakin lemas. Dan dia menyesal tidak memakan habis sarapannya pagi tadi. Karena sekarang, Alicia benar-benar lapar dan haus.

Perempuan itu pun jatuh terduduk, menyenderkan punggung pada tembok bangunan di belakangnya, dengan kaki yang berselonjor ke depan.

Kepala Alicia mulai pening dan matanya berkunang-kunang. Dia tidak bisa menahan dorongan untuk tidak menutup kedua kelopak matanya, sampai hanya kegelapan yang ia lihat. Di sini sangat sunyi, Alicia bisa mendengar sedikit lebih jelas suara-suara mesin mobil dan pejalan kaki yang berlalu-lalang. Alicia hanya bisa berdoa, semoga Lucius tidak pernah menemukannya.

***

Tubuh Alicia terlonjak kaget ketika merasakan tamparan yang begitu keras di wajahnya, diikuri rasa sakit yang membakar. Mata Alicia mengerjap takut pada seorang perempuan yang saat ini tengah menatapnya dengan senyum meremehkan.

"Dia memang pingsan. Bagus kau bisa menahan nafsu binatangmu itu, Phill, akan kubayar kau dengan jumlah lebih nanti."

Alicia mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba mencari petunjuk yang bisa menjelaskan situasinya saat ini. Lalu matanya berlabuh pada seorang pria dengan tampilan preman yang berdiri di dekat pintu dengan senyuman sangat lebar. Perempuan yang tadi menampar Alicia berdiri dengan tangan di dada.

Tidak, bukan hanya dia saja perempuannya, namun ada beberapa perempuan lagi di ruangan besar itu, berpakaian sangat terbuka, dan semua pasang mata mereka menatap Alicia dengan tatapan aneh.

"Jangan hiraukan mereka," kata si perempuan dengan pakaian yang lebih sopan, yang tadi menamparnya. "Aku Dabby. Madame Dabby, begitu kau akan memanggilku," katanya lagi.

Alicia tidak merespon apapun, hanya mengerjapkan mata dengan sorot tajam.

Perempuan yang mengaku sebagai Madame Dabby itu tertawa terbahak-bahak. Lalu tiba-tiba mencengkram rahang Alicia dengan telunjuk dan jempolnya, memperhatikan wajah Alicia lebih dekat, lalu berdecak kesal. Dia melepas cengkraman jarinya dengan kasar, membuat kepala Alicia menoleh ke samping dan dia meringis.

"Kau memang cantik, sayangnya terlalu kotor." Madame Dabby, berbalik pergi, namun sebelum sampai di pintu, dia berkata, "Bersihkan dia."

Dan yang terjadi selanjutnya adalah Alicia... memang benar dibersihkan. Oleh perempuan-perempuan yang tadi menatapnya aneh. Mereka berlima, mendekati Alicia, membuka seluruh pakaian di tubuh Alicia, lalu menggerayanginya dengan tangan-tangan kurus mereka, Alicia menjerit-jerit ketika seluruh pakaiannya telah berhasil terbuka.

"LEPASKAN!!!" serunya tidak tahan. Air matanya mengucur bebas. Tubuhnya diangkat dan dia dibawa menuju ruangan lain yang di dalamnya terdapat sebuah bathup, Alicia diturunkan di sana. Tubuhnya kembali terlonjak kaget karena air di dalam bathup itu terasa seperti air es, benar-benar dingin.

Kepalanya kembali terasa pening, cekikikan lima perempuan yang diberi tugas untuk 'membersihkan' Alicia itu terdengar samar-samar di telinga Alicia. Entah karena saking kedinginannya atau karena suntikan yang baru saja Alicia terima di tangannya, perlawanan Alicia melemah karena tubuhnya juga sangat lemah, dia bahkan tidak kuasa untuk membuka kelopak matanya lagi, sehingga dia sama sekali tidak bergerak dan membiarkan perempuan-perempuan aneh itu mengelap tubuhnya dan memasangkannya pakaian. Alica tidak benar-benar hilang kesadaran, karena dia masih sangat jelas mendengar atau merasakan apapun yang berada di sekitarnya.

LIVING WITH THE DEVILDonde viven las historias. Descúbrelo ahora