"Kelas satu Kak. Kakak dokter Koas? "

"Iya. Oiya kamu udah bisa di pindah di ruang rawat. Aku bantu yuk." Araf membantu Bina pindah ke ruang rawat di kapan VVIP dengan di temani perawat. Salah seorang perawat berbisik kepada Araf "Dok anaknya Dokter Kanya cantik ya. Jomblo lo." Araf hanya tersenyum "Ah mbak sok tau." Sesampainya di ruang perawatan Bina berterimakasih kepada Perawat itu. "Oiya Dik aku ke sekolah kamu dulu ya. Hati-hati kalau ada apa-apa hubungin perawat yang di luar ya" Bina mengangguk dan tersenyum."Makasih ya Kak Araf."

Araf sampai di depan sekolah favorit di Jogja ini. Ia menepikan mobilnya dan segera masuk ke dalam gerbang. Ia masih mengenakan sneli kebanggaannya. Saat ia masuk ke dalam gerbang ia bertemu dengan seorang siswa. "Permisi Dik, kalau kelas sepuluh satu dimana ya?"

"Masuk aja Kak lapangan tengah masih lurus."

"Ok makasih ya."

Karna saat Araf masuk bertepatan dengan jam istirahat  banyak pasang mata yang menatap kagum Araf. Araf memang memiliki paras yang ganteng. Kulitnya putih,badannya yang atletis,hidung mancung seperti mainan perosotan TK. "Nah ini kelasnya." Ia melongok di dalam kelas. Ada seorang siswa yang sedang membaca bukunya. "Permisi" siswa itu mendongak. "Cari siapa ya?"

"Ini bener kelasnya Sabina?"

"Iya bener. Ada apa Kak ?"

Ya gadis itu Mita. Mita mendekati Araf di depan pintu. "Mau nganter surat izinnya. Nanti minta tolong di sampaikan ke Wali kelasnya ya. Soalnya saya buru-buru mau balik ke rumah sakit."

"Eh Bina sakit apa Kak? Ya ampun."

"Cuman kecapekan kok. Makasih ya." Araf berjalan kembali melajukan mobilnya ke rumahnya. Dengan kecepatan kilat ia mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Sepatu sport berlogo tiga Strip menambah kesan cool Araf.

Lima belas menit kemudian ia sudah sampai di Rumah Sakit, ntah ia kenapa terlalu bersemangat hari ini. Tidak seperti biasa. Hari ini jadwal Koasnya sudah selesai. Dan akan kembali lagi besok untuk bertemu konsulen yang paling cantik kalau menurut semua anak KOAS. Siapa lagi kalau bukan Dokter Kanya.

"Loh udah kesini Raf? Bukannya turun jaga?"

Araf yang baru akan masuk ke dalam lift langsung menengok. "Iya mbak, ini aku nengok orang. Duluan ya"

Araf meninggalkan perawat yang geleng-geleng menuju kamar Bina. Perhatian cowok itu sekarang sudah terpecah, selama di perjalanan ia tidak bisa berkonsentrasi. Entah kenapa hatinya merasa tidak beres. Denting lift membuyarkan lamunannya. Ia menyusuri lorong ruang VVIP sesekali ia membalas sapaan para perawat. "Assalamu'alaikum" sapa nya. Dari dalam gadis mungil yang berbaring itu beranjak mendudukkan badannya. "Waalaikumsalam, ada yang ketinggalan ya?"

"Ah nggak kok. Aku mau nemenin kamu. Kasian kalau sendiri Mama kamu biasanya suka lama."

"Repot-repot gitu Kak. Makasih banyak ya Kak."

"Iya sama-sama, udah makan belum ?"

Mereka larut dalam obrolan cerita SMA Araf. Hingga Bina tertidur pulas dan Araf ikut tidur di kursi samping tempat tidur.

Langkah Kanya terhenti saat membuka pintu. Ternyata Araf masih setia menunggui putri semata wayangnya. Ia melepas sneli dan meletakkannya di sofa. Merasa ada yang masuk Araf bangun dari tidurnya. "Eh maaf Dok saya ketiduran"

Kanya tersenyum lalu menepuk pundak Araf. "Nggakpapa makasih ya udah jagain Bina."

"Sama-sama Dok, saya seneng kok soalnya Bina orangnya asik."

"Kalau sudah dengan orang yang di kenal gitu. Dia kurang membuka diri Dik. Apalagi dengan laki-laki. Saya bersyukur kalau kamu bisa berteman dengan Bina."

"Iya Dok, saya juga senang, Bina smart mudah untuk diajak ngobrol. Semoga setelah ini Bina bisa terbuka ya Dok."

"Amin Terimakasih ya sekali lagi Dik. Saya tunggu besok jam delapan di sini. Besok saya masuk siang soalnya."

"Siap Dok, saya permisi dulu ya. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

😃😃😃

Yaaaaas finnaly bisa update lagi. Enjoy yaaaaas💕💕💕💕

Silent Love Where stories live. Discover now