~°• 43 •°~

17.9K 1.5K 20
                                    


"Apakah hanya ini yang bisa kalian lakukan? " ucap Alven dengan santai melihat kekacauan yang ditimbulkannya.

Duff menatap tajam Alven yang sama sekali tidak terluka.

Duff, Stefan, dan juga Melody sudah menggunakan power mode mereka, namun anehnya tidak ada satupun yang bisa menggores Alven.

"Kalian tidak akan pernah bisa menang. " Alven kembali tertawa melihat ekspresi kebencian yang tidak ditutupi oleh Crystal Shield.

"Kalian bertugas untuk menjaga Crystal Crown karena itu kalian tidak akan pernah bisa melukaiku." senyum sinis Alven membawa amarah pada Melody yang mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.

"Kalian tahu, darah dan kekuatan dari 'Yang Mulia Crystal Crown' kalian itu sudah mengalir di dalam tubuhku ini. " ucap Raja Kerajaan Hellmon itu dengan maksud mengejek.

"Ternyata benar, kau memang sampah." Duff berkata dengan dingin.

Alven menyeringai senang mendengar ejekan Duff.

"Lauren!! " Emily berteriak panik membuat seluruh perhatian terjatuh pada Lauren yang kini mulai memudar.

"Wah usaha kalian sia-sia yah? Sudah kubilang temanmu itu akan menghilang. " Alven kembali mengejek namun kini tidak ada yang menanggapinya.

"Lauren?" Lufi memanggil pelan.
"Lauren ayolah.."

"Biar kubantu agar temanmu itu tidak kesakitan lagi. " Alven menjentikan jarinya dan seketika Lauren berteriak sangat keras.

"Apa yang kau lakukan?!!!" teriak Emily histeris.

"Lauren!! Lauren kau kenapa?!!"

Raja Kerajaan Hellmon itu tersenyum mencemooh ke arah Crystal Shield yang sama sekali tidak bisa menggores permukaan kulitnya karena darah 'tuan' mereka berada dan mengalir dalam diri Alven.

"Apa yang kulakukan? Tentu saja aku membakarnya. Ia akan lebih cepat mati kan? " Alven kembali tertawa melihat tatapan tajam dan amukan-amukan yang dilontarkan Crystal Shield kepadanya.

"Menyerahlah! Kalian tidak bisa melawanku. Aku ini secara otomatis bagian dari tuan-mu itu. " ucap Alven keji menatap tubuh Lauren yang kini sudah mulai berubah menjadi abu.

Crystal Shield hanya bisa menatap nanar temannya yang kini berubah wujud menjadi abu dan menyatu dengan tanah dibawahnya.

"Semoga kamu tenang di sana, terima kasih Lauren. " ucap Melody sebelum kembali menatap Alven yang melihatnya dengan tatapan bosan.

"Crystal Shield memang tidak bisa melawanmu. Tapi kami bisa!" Levin berteriak kencang membuat semua perhatian tertuju padanya.

"Kami? " ucap Alven mencemooh melihat Levin hanya ditemani oleh anak-anak Xtra Elements yang entah dari tadi tidak membantu para Crystal Shield.

"Ya, kami. " ucap Levin tersenyum sinis.

Derap langkah kaki yang menggetarkan tanah terdengar tidak serempak namun membawa kejutan bagi setiap anggota Crystal Shield.

Segerombolan murid-murid Hexa Vigrause mulai dari kelas First, Second, dan Third memenuhi tempat itu dan berteriak nyaring seakan mengatakan bahwa mereka tidak akan tunduk pada makhluk sialan yang dengan tidak tahu malunya menyerap kekuatan Crystal Crown.

Melody melihat ke sekelilingnya dengan pandangan takjub dan tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca melihat murid-murid Hexa Vigrause yang bersatu untuk mengalahkan Alven.

Gadis itu kembali tersenyum ketika mendengar derap langkah beraturan dari prajurit-prajurit kerajaan putih dan kerajaan hitam. Ia tersenyum melihat semua orang dapat bersatu untuk mengalahkan Alven yang membawa kehancuran.

Crystal ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang