~°• 18 •°~

25.3K 2.3K 74
                                    


Matahari lagi-lagi menampakan keindahan di saat-saat terakhir kita melihat dirinya yang mulai terlahap oleh gelapnya malam.

Tak terasa, kabar si gadis Phoenix sudah tersebar luas ke seluruh pelosok-pelosok dunia supranatural.

Bukan hanya warga-warga saja yang heboh baru menyadari si pewaris tahta kerajaan sudah berada di dunia supranatural dengan waktu yang cukup lama. Siswa dan siswi Hexa Vigrause pun merasakan hal yang sama.

Mereka tidak menyadari yang selama ini berada di dekat mereka adalah si pewaris tahta kerajaan sendiri.

Namun tak sedikit orang yang mulai menghujat mengatakan tahta harus diturunkan kepada seorang anak laki-laki.

Banyak dari mereka masih memegang teguh peraturan-peraturan ketat kerajaan terdahulu yang tampaknya sudah mulai dilonggarkan.

Pernyataan tersebut membuat si gadis pemegang kekuatan phoenix menghela nafasnya berulang kali.

Tak butuh waktu lama untuk menyadari penyebab kekhawatiran yang ada pada dirinya sendiri. Gadis cantik itu merasa tidak layak menjadi seorang pewaris kerajaan hitam dan putih. Kepercayaan-dirinya kian lama makin menciut meninggalkan sosok gadis yang membutuhkan kekuatan untuk bertahan.

Gadis itu mulai mengunyah permen karet rasa strawberry berusaha menetralkan perasaannya yang naik turun. Walaupun kejadian ia pertama kali menggunakan Phoenix mode sudah lama berlalu, tetapi ia tidak bisa tenang dengan tanggapan-tanggapan berbeda dari setiap orang yang mengetahui kekuatannya itu. Ia memikul tanggung-jawab yang sangat berat sebagai anak tunggal raja hitam dan ratu putih.

Langit malam pun sudah melahap habis sinar sang surya yang menemani Melody di kala kesulitanya. Tugas sang sumber cahaya itu sudah digantikan oleh sinar rembulan yang menyorot gadis tersebut.

Di atas sana, bulan purnama bersinar terang mengukir senyuman di wajah seorang amonic yang sedang linglung hatinya. Sinar yang berasal dari sang bulan dan crystal di taman belakang sudah cukup menjadi penerangan jika malam tiba.

Kesunyian menerpa membuat Melody merasakan dinginnya nafas tumbuhan yang menggerakan dedaunan crystal di taman belakang Spelocus. Namun kesunyian tersebut buyar karena jeritan semak-semak yang terganggu oleh langkah kaki seseorang.

Bayangan seseorang yang berjalan lurus menuju tengah-tengah taman itu terlihat jelas pada pandangan Melody. Sepertinya seseorang yang tampaknya memakai jubah hitam tidak menyadari kehadiran seorang gadis cantik yang penasaran dengan apa yang dilakukannya.

Seseorang dengan jubah itu berjalan menghampiri heart stone dan membuka tudung kepalanya.

Awalnya si gadis Phoenix tidak mengenali orang berjubah itu. Namun ketika seseorang tersebut menyentuh Heart stone,betapa terkejutnya Melody ketika melihat sinar-sinar keluar yang berasal dari jantung dalam batu itu sendiri.

Karena sinar yang cukup terang itu, Melody menyadari jubah yang dipakai oleh orang tersebut adalah jubah khusus amonic. Ia menyipitkan matanya demi melihat sosok laki-laki yang wajahnya tertutup oleh sinar-sinar heart stone.

Namun pupus sudah harapannya ketika laki-laki tersebut dengan cepat meninggalkan lokasi. Gerakannya sangat cepat sampai tak terlihat oleh Melody. Gadis itu kembali menghela nafas dan memutar balikkan badannya berencana untuk kembali ke kamarnya.

Tetapi lelaki itu sudah berdiri tepat di belakangnya sehingga ia tak sengaja menabrak dada bidang milik sang amonic laki-laki.

"Awhh!" Melody secara refleks merintih kecil karena keterkejutannya meskipun keningnya tidak terasa sakit.

Crystal ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang