~°• 4 •°~

39.1K 3K 43
                                    

Hari sudah beranjak sore. Tapi aku sama sekali tidak menemukan Duff di mana-mana.

Aku tidak tertarik padanya.

Hanya mencarinya saja.

Cklek

Pintu ruangan Mrs. Varquez terbuka. Lalu Duff muncul dari balik pintu ruangan itu.

Duff terlihat terkejut melihatku berdiri di dekat pintu ruangan Mrs.Varquez.

Kenapa dia terkejut? Dia pikir aku hantu?

"Kau.. kau sedang apa di sini?" Tanya Duff. Apa-apaan situasi ini? Dia mau menyembunyikan sesuatu ya?

"Harusnya aku yang tanya. Kenapa kau tidak ikut pelajaran setelah pelajaran pertama?"

"Hmm itu..."

Apa dia marah karena tidak bisa mendapat nilai tertinggi?

"Kamu marah karena ngak dapet nilai tertinggi?" Kataku dengan pelan sambil menundukan kepalaku.

Aku melirik Duff dan melihat ia sedikit terkejut lalu tertawa terbahak-bahak.

"Ngak ada yang lucu tau ngak sih!!" Sahutku kesal.

"Kau benar-benar percaya dengan omongan Lauren?" Tanyanya yang sudah bisa menghentikan tawanya.

"Tentu saja. Buat apa kamu sekelompok dengannya kalau tidak mengincar nilai tinggi?" Jawabku asal-asalan.

"Memangnya aku tidak boleh sekelompok dengannya meskipun aku tidak mengincar nilai tinggi?" Tanya Duff dengan senyum miring di wajahnya.

Aku meliriknya tajam. Anak ini memang jago menyulut emosi orang.

Duff's POV

Aku melihat lirikan tajam Lody.

Aku harus menjelaskan alasannya bukan? Tapi bagaimana?

Aku tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya terjadi kan?

Aku tidak mungkin bilang bahwa Mrs. Varquez memintaku untuk membuat Lody mengeluarkan kekuatannya sesering mungkin supaya bisa mengendalikan kekuatannya kan? Karena itu aku harus menyulut emosinya dan pada saat itu Lauren menjadi sasaran yang tepat untuk menyulut emosinya.

"Ehhh itu.."

"Itu apa?" Tanya Lody penasaran.

"Aku sekelompok dengan Lauren karena dia akan terus merengek dan menggangguku sepanjang hari jika aku tidak menerimanya sebagai kelompokku." Aku tidak berbohong,itu memang salah satu alasannya.

Kulihat Lody sepertinya memercayainya.

Saat ini aku belum bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Aku harus menunggu saat yang tepat untuk memberitahukannya.

~•°●°•~
Author's POV

Darah.

Itu yang akan terpikirkan jika seseorang menginjakan kakinya ke tempat ini. Tempat yang gelap setiap saat tanpa ada sinar matahari.

Tempat yang penuh dengan mayat-mayat. Tempat dimana terdapat banyak genangan-genangan darah.

Ya,bangunan besar seperti istana itu memiliki teras yang penuh dengan darah para makhluk supranatural kelas bawah yang datang karena dendam mereka pada tuan dari istana yang lebih cocok disebut rumah hantu.

Terdengar derap langkah seseorang melewati lorong-lorong gelap yang hanya diterangi obor dengan api berwarna biru.

Orang tersebut membungkuk hormat pada seseorang yang duduk di kursi kebesarannya.

Crystal ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang