~°• 29 •°~

20.9K 1.7K 16
                                    

"Kerajaan hitam? "

"Ya,Mrs.Varquez,kita harus ke sana secepat mungkin. " Lufi menjawab pertanyaan kepala sekolah Hexa Vigrause itu.

"Tetapi untuk ke sana kalian harus mengatur jadwal temu." Mrs. Varquez berkata dengan rasa bersalah.

"Bahkan untuk anak sang raja sendiri?! " Lauren tiba-tiba saja menyahut tanpa berpikir panjang dan tanpa sadar menyeret Melody kedalamnya.

Mrs. Varquez menatap Melody merasa bersalah kembali ketika gadis yang dilihatnya terlihat kikuk menanggapi celotehan Lauren.

"Karena Ms. Hellgior termasuk dalam Crystal Shield dan juga adalah murid Hexa Vigrause,jadi kita tetap harus membuat ijin temu ke yang berkewajiban. " ucap Mrs. Varquez.

"Maaf Ms. Hellgior, tetapi seorang putri kerajaan putih dan hitam yang belum dinobatkan secara sah,belum memiliki hak lebih untuk keluar masuk kerajaan secara bebas. "

"Eh? Tak apa Mrs. Varquez,kalau begitu bolehkah kami meminta tolong padamu tentang ijin temu tersebut? " ucap Melody.

"Tentu saja, aku akan mengurusnya. Dan Ms. Hellgior, biasanya seorang putri akan di-sah-kan ketika mereka lulus dari sekolah. Namun karena kamu adalah seorang Crystal Shield dan adalah satu-satunya putri gabungan dua kerajaan sepanjang sejarah, kamu bisa mendapatkan gelar itu lebih cepat dari peraturannya. "

Melody menatap Mrs. Varquez dengan bingung.

"Untuk memudahkan kalian dalam mencari Crystal Shield, aku akan mengajukan permohonan untuk mengesahkanmu." Mrs. Varquez tersenyum.

Melody sedikit terkejut dan gelisah. Namun ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menemui keluarga kandungnya. Ibunya dan ayahnya.

"Terima kasih Mrs. Varquez."

~•°●°•~

Arlette lagi-lagi membuat teh kesukaan Logan yang kini sedang membaca tanpa merasa terganggu dengan suara yang di-timbulkan oleh gelas teh dan sendok kecil.

"Ini" ucap Arlette sambil menaruh segelas teh itu di meja samping Logan.
"Thanks. " Logan mengukir senyuman kecil pada wajah tampannya.

Gadis bersurai pelangi itu mengangguk-angguk pelan lalu duduk di samping meja kecil dengan segelas teh tersebut.

"Xavierre." panggil Arlette pada laki-laki di-samping kanannya.

Mendengar Arlette memanggilnya dengan nama depan yang jarang di-pakai, Logan mengetahui gadis itu akan berbicara sesuatu yang serius.

Laki-laki itu mulai menutup buku dan melepas kacamata bacanya kemudian melirik Arlette sebentar sebelum meminum teh yang disediakan gadisnya itu.

"Kau yakin mereka dapat mendapatkan Infinity Wand? " tanya Arlette sedikit khawatir.

"Hm. " Logan menjawab secara singkat namun yakin jika para Crystal Shield dapat menemukan wand itu.

"Kita tahu Infinity Wand sangat berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah. " ucap gadis tersebut.

"Kita sudah memberitahukan apa yang kita ketahui. Dan kupikir itu sudah cukup membantu mereka. Sekarang semuanya tergantung pada diri mereka sendiri. "

"lalu bagaimana dengan seseorang yang selalu menyerang mereka? " Arlette lagi-lagi bertanya.

"itulah masalah sebenarnya. Tidak ada jejak sama sekali seakan ia seorang robot yang di setting untuk tidak meninggalkan jejak. " ucap Logan.

"Tunggu, itu dia! " ucap Arlette.

"robot yang di setting. Bukankah ada kemungkinan seseorang ini di kontrol oleh Raja Alven? " jelas Arlette.

Crystal ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang