39 - Melva kangen Gavin. Gavin?

115K 13K 2.4K
                                    

Sudah 5 hari berlalu, kehidupan Gavin terlihat biasa-biasa saja, tidak ada yang berubah! Di sekolah Gavin mulai fokus berlatih dengan gitarnya untuk penampilan di panggung musik satu Minggu lagi.

Dia tidak lagi bertemu Melva di sekolah, terakhir mereka bertemu hanya sebatas berpaspasan di jalan. Itu pun tiga hari yang lalu.

Lima hari berlalu, sudah lima hari juga bang Arya tidak menghubungi Gavin lagi. Gavin menuruti permintaan Melva di hari itu, dia langsung menemui bang Arya dan mengatakan kalau hubungan mereka sudah berakhir. Walaupun awalnya Arya tidak percaya, namun akhirnya Arya dapat menerimanya, dengan syarat walaupun mereka putus, Gavin tetap menjalin hubungan yang baik dengan Melva dan keluarganya.

Walaupun kenyataannya sangat tidak mungkin Gavin akan menjalin hubungan yang baik dengan Melva, tetap Gavin mengiyakan permintaan Arya.

Alhasil Gavin menjomblo sama seperti Galang! Bedanya Gavin jomblo dengan harga jual mahal, sedangkan Galang rela dijual murah. Sudah jelas, Galang terlalu murahan karena tingkahnya yang selalu menggodai siswi-siswi Galaksi.

Gavin memetik senar gitarnya, dan Galang yang berada di sampingnya langsung bernyanyi dengan tidak jelas. Kuncinya apa, dia bernyanyi apa. Galang yang malang karena tidak memiliki darah seni.

"Nada gitar Lo kemana sih, Vin? Nggak bisa main gitar, gayaan lo." Oceh Galang. Jelas-jelas dia yang tidak mengerti musik.

Tidak perlu merespon, Gavin sudah terlalu sadar kalau Galang itu sedikit tidak waras. Hanya keberuntungan yang membuat dia menjadi anak wakil kepala sekolah.

Galang berdecak, dia baru mengingat kalau seminggu lagi panggung musik akan di mulai. Tapi dia belum melakukan persiapan yang matang. Dia belum memilih lagu yang cocok untuk dia lipsing. Tidak masalah, dia akan memikirkannya lagi nanti.

Sekarang ada yang lebih penting dari sekedar memilih lagu. Dia harus mengatasi rasa penasarannya terhadap Gavin, kalau tidak dia akan mati penasaran. Galang mendekati Gavin, dia akan mulai mengintrogasi Gavin.

"Gimana rasanya pasang dua? Lo nggak pusing mikirin jadwal ngapel?" kepo Galang.

Gavin mulai risih, ingin sekali dia keluar dari ruang itu sekarang, tapi Galang seolah tahu apa yang ada dipikiran Gavin. Karena cowok itu sudah memindahkan bangkunya ke depan Gavin, sehingga sudah pasti dia menghalangi jalan Gavin, apalagi pintu terletak di belakangnya. Sekarang Gavin tahu kenapa Galang mau menemaninya di ruang OSIS, bukan karena teman yang baik, tapi karena ingin mengintrogasinya.

Kalau sudah begini, Gavin hanya bisa pasrah. Bisa-bisa dia tidak dibiarkan keluar dari ruang OSIS kalau belum menjawab pertanyaan Galang.

"Gue bagi waktu. Malam kamis ke rumah Aliz, malam minggu ke rumah Melva." jawab Gavin dengan sangat terpaksa.

Galang mengangguk dengan mulut yang terbuka.

"Kalau dua-duanya chat, lo lebih milih balas chat siapa?" kepo Galang lagi.

"Tergantung, yang paling penting."

"Jahat bener lo Vin, mainin dua hati cewek cantik." Celetuk Galang. Wajah Gavin berubah kesal. Sepertinya Galang lupa kalau dialah biang dari semua masalah yang dihadapi Gavin.

"Karena lo bahlul!" kesal Gavin.

"Iya-iya karena gue!" Sinis Galang walaupun sebenarnya dia tidak terima disalahkan.

***

Akhirnya Gavin terbebas dari manusia terkepo se SMA Galaksi. Setelah terbebas dari Galang, sekarang Gavin berjalan menyusuri koridor sekolah, niatnya ingin kembali ke kelas tapi matanya tidak sengajak melihat ke arah lapangan. Siang bolong, masih ada saja anak yang memenuhi lapangan. Bukan anak olahraga, tapi anak tari, kalau Gavin tidak salah mereka akan melakukan latihan rutin tiap minggunya.

DestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang