6 - Melva pengganggu

136K 12.2K 1K
                                    

Melva menyusuri koridor sekolah dengan terburu-buru. Semua anak yang melihat jadi terheran-heran. Biasanya Melva begitu santai menyusuri koridor sekolah dengan memberi senyumannya ke setiap anak yang menyapanya. Tapi hari ini, Melva berjalan seperti sedang di kejar setan.

Bukannya masuk ke kelas XI IPS 3 Melva malah menginjakkan kakinya ke XI IPA 1. Bukannya salah kelas, karena tujuan Melva sedari tadi ya kelas IPA 1. Dia ingin mencari sosok cowok, yang berani-beraninya memblokir linenya.

"Gavin!" teriak Melva dari depan kelas. Gavin yang sedang bicara dengan temannya sontak menoleh ke arah suara.

Bukan hanya Gavin, semua mata sedang menatap aneh ke arah Melva sekarang. Mengetahui maksud Melva, Gavin langsung mendekati cewek itu dan menariknya keluar kelas.

"Kenapa lo blokir gue?!" kesal Melva.

Gavin menghela napasnya. Tidak di rumah, di sekolah Melva selalu menganggu hari-harinya sekarang.

Gavin tidak menjawab. Membuat Melva bertambah kesal.

"Kalo lo gak bersuara, gue tampol muka lo sekarang." Ancam Melva.

Gavin jadi menatap ngeri. Cewek di depannya itu tidak pernah main-main dengan perkataannya. Masa iya Gavin harus terima di tabok Melva di depan umum. Dengan sangat terpaksa Gavin membuka suaranya.

"Lo berisik." Ucap Gavin.

Melva jadi menaikkan alisnya, pagi-pagi Gavin sudah memaksa otaknya berpikir.

"Ngomong yang jelas, gue gak ngerti!" kesal Melva.

"Gak usah disingkat-singkat kayak pesan." celoteh Melva lagi.

Bukannya menjelaskan Gavin malah menatap tajam ke arah Melva. Tapi Melva tidak takut dengan tatapan itu, dia malah membalas tatapan Gavin.

"MASUK. MASUK!"

"NGAPAIN KALIAN MASIH DI LUAR. TIDAK DENGAR BEL BERBUNYI TADI!"

Suara yang paling di takuti anak Galaksi. Melva dan Gavin kompak menoleh, Pak Tar sedang berjalan dengan penggaris kayu di tangannya. Semua anak yang ada di sana jadi berlarian ke dalam kelas. Melva jadi susah menelan ludahnya, dia bisa dapat masalah sekarang.

"Gue balik dulu. Istirahat temui gue di kantin. Kalo lo gak dateng, gue gigit lo!" ancam Melva langsung melongos pergi.

Hidup Gavin penuh cobaan sekarang. Itu karena ulah gila Galang. Gavin ingin menonjok muka Galang sebenarnya, membuang rasa kesalnya karena ulah gila Galang itu. Tapi, karena mengingat Galang anak wakil kepala sekolah. Sekaligus anggota OSIS dan anak mami. Gavin mengubur keinginannya itu.

***

Entah takut dengan ancaman Melva. Gavin benar-benar datang ke kantin, walaupun telat tapi Melva cukup senang karena Gavin sudah duduk di depannya.

Sudah ada dua mangkuk mie ayam di depan mereka. Gavin sudah mulai menyantap pesanannya sedangkan Melva masih diam bersandar di bangku sambil memperhatikan Gavin.

"Pokoknya lo harus buka blokiran itu nanti." Ucap Melva memulai pembicaraan. Cewek itu masih belum bisa melupakan perbuatan Gavin itu ternyata. Jelas, itu sangat memalukan sekaligus tidak menghargai seoarang Melva.

Tidak ada responst Gavin masih menyantap makanannya.

"Gavin, lo jawab kek. Ngangguk atau apa gitu." ucap Melva.

"Lo mau gue bawa ke psikiater?" celetoh Melva. Berhasil, Gavin jadi menatap tajam ke arahnya.

"Abis lo gak mau bicara, kayak punya gangguan tau gak." Jelas Melva seolah mengerti maksud tatapan Gavin.

DestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang