9 - Mantan

141K 12.2K 857
                                    



Semua anak XI IPA 1 berhamburan keluar kelas, Bu Paris memberikan tugas pada mereka untuk mencari jenis-jenis bunga yang termasuk ke dalam kelompok bunga sempurna dan tidak sempurna di sekitar sekolah. Jadilah semua anak XI IPA 1 sekarang sedang mencari tanaman yang berbunga di sekitar sekolah.

Gavin, dan Galang kedua manusia itu sedang berjalan beriringan sedangkan Riko dan Bayu berjalan di depan mereka.

"Oh bunga datang lah, bang Galang menanti mu di sini." Celoteh Galang tidak jelas. Gavin yang berada di samping Galang sampai menggeleng.

"Itu bunga, itu bunga." Oceh Galang lagi saat melihat seorang siswi berjalan di depan mereka, sekarang dia sedikit berteriak. Membuat Riko dan Bayu jadi berbalik melihat Galang.

"Apaan sih Lang? Kesambet!" ucap Bayu. Bukannya menjawab Bayu, Galang malah mendekati siswi perempuan yang baru saja melewati Bayu dan Riko. Membuat ketiga cowok itu menatap heran ke arah Galang.

"Nama lo Bunga kan?" ucap Galang. Cewek yang ada di depannya tampak bingung, tapi dia mengangguk mengiyakan Galang.

Galang tersenyum samar, lalu menoleh melihat Gavin.

"Vin, dia masuk kemana? Bunga yang sempurna apa tidak sempurna?" tanya Galang tidak jelas. Membuat Gavin bertambah heran. Sedangkan Bayu dan Riko sudah mulai menggeleng-gelengkan kepala mereka.

Dengan senyum yang dibuat sangat manis, seperti gula merah. Galang menatap cewek di depannya.

"Lo memang gak ada kelopak, gak ada mahkota, benang sari dan putik. Tapi lo cukup sempurna kalo mau jadi pacar bang Galang yang ganteng ini." Ucap Galang. Seketika cewek di depannya menatap aneh ke arahnya.

"Modus, si kampret." Celetuk Riko.

Gavin hanya mendesah pasrah, bentar lagi dia akan melihat tontonan gratis. Galang dapat tamparan atau makian dari cewek itu.

"Lo gak sadar diri? Jangan mentang-mentang mama lo wakil kepsek, lo seenaknya. Sok kegantengan, gombalan lo recehan. Gak mempan buat hati gue luluh!" oceh cewek bernama Bunga itu sebelum berlalu meninggalkan Galang.

Tawa ketiga cowok itu pecah, terkecuali Galang yang terdiam melongoh. Dia belum sadar apa yang baru saja terjadi.

"Dia pikir gue serius apa? Gue Cuma latihan baca puisi tadi." Kesal Galang, tidak terima dengan kekehan teman-temannya.

"Yang sabar ya Lang. Puisi lo recehan." Celetuk Riko. Menambah kekehan mereka.

***

Akhirnya keempat cowok itu menemukan tempat yang pas untuk mengerjakan tugas Bu Paris. Di depan ruang tari, banyak segala jenis bunga. Keberuntungan bagi keempat cowok itu, karena tidak ada satu pun anak kelas mereka yang berada di sana. Jadi, mereka tidak harus rebutan bunga.

"Gue berasa lagi ada di taman bunga." Celetuk Galang. Ketiga temannya sudah sibuk mencatat hasil pengamatan mereka. Tapi Galang masih saja sibuk, mengambil bunga lalu menanyakan namanya kepada Gavin.

Seperti sekarang.

"Vin, nih bunga apaan?" tunjuk Galang ke arah Gavin.

Gavin dengan malas melihat ke arah Galang. Cowok itu berdecak kesal, semua orang bahkan anak kecil pun tau kalau yang dipegang Galang sekarang bunga Mawar.

"Cocor bebek." Jawab Riko asal sebelum Gavin menjawab. Bayu dan Gavin sudah hampir tertawa, Galang malah mengangguk seolah jawaban Riko itu benar.

"Gile, cantik bener bunga cocor bebek. Nanti gue suruh mami nanam bunga cocor bebek aja lah di rumah."

DestinWhere stories live. Discover now