30 - kangen

139K 12.9K 5.6K
                                    

Ruang musik dipenuhi siswa XI IPA 1 dan XI IPS 3. Tidak lain karena Bu Melmel kembali menggabungkan dua kelas itu. Hanya satu bulan lagi, panggung musik akan dimulai. Itulah alasan kenapa Bu Melmel kembali mengabungkan dua kelas itu, ingin membicarakan tentang kesiapan setiap anak dan tentang persiapan panggung.

Bu Melmel terus mengoceh di depan, guru muda itu tidak henti-hentinya berbicara padahal semua anak sudah merasa bosan. Dari pertama mereka masuk ke ruang musik sampai sekarang pun Bu Melmel masih betah mengoceh. Padahal sedari tadi dia hanya membicarakan hal yang sama, "Jangan lupa berlatih, waktu kalian tinggal sebulan lagi." itu saja yang diulang-ulang Bu Melmel. Sampai mereka hafal tiap bait dan intonasi yang tidak ada bedanya.

Gavin yang duduk di barisan tengah pun mulai bosan. Melihat ke samping, Galang mulai bercerita dengan siswi perempuan di sampingnya. Membuat Gavin menggeleng pelan, sehabis ini Gavin bisa memastikan Galang akan mengeluarkan gombalan-gombalan recehnya.

Gavin memutar kepalanya ke segala arah. Melihat semua anak yang berada di ruang musik, dari sudut kiri sampai sudut kanan, cowok itu tidak melihat kehadiran Melva. Dari awal dia memang mencari sosok cewek itu, biasanya Melva akan duduk di dekatnya dan mencari kesempatan berbicara kepadanya jika Bu Melmel tidak melihat. Tapi kali ini, Gavin merasakan hal aneh ketika memasuki ruang musik dan tidak menemukan sosok cewek itu. Telat tidak mungkin, jam Bu Melmel sebentar lagi akan habis tapi Melva belum muncul juga.

Gavin seperti orang kecarian, saat semua anak mulai meninggalkan ruang musik dia masih betah duduk di bangkunya sambil melihat setiap anak yang melintasi pintu keluar. Galang sampai bingung melihatnya.

"Kenapa lo?" tanya Galang.

Gavin menggeleng, kepalanya sibuk bercelingak-celinguk melihat seisi ruangan yang hampir kosong.

"Nyariin siapa sih lo?" kepo Galang lagi.

Gavin menggeleng lagi. Lalu berdiri dari duduknya langsung meninggalkan ruang musik. Membuat Galang bertambah bingung.

"Lah, tungguin gue Vin!" pekik Galang langsung mengejar Gavin.

"Riko enak bener. Libur seminggu dia." Celoteh Galang saat berhasil menyamai langkahnya dengan Gavin.

Gavin tidak merespon, cowok itu terlalu malas menjawab ocehan Galang.

Langkah Galang terhenti saat melihat Gavin berjalan menuju anak tangga ingin ke lantai dua. Aneh! kelas mereka di lantai satu dan setahunya Gavin tidak ada keperluan di sana. Kecuali, kelas Melva yang berada di lantai dua.

Galang tersenyum penuh arti, lalu menyusul Gavin.

Galang terus mengekori Gavin dari belakang. Sampai di depan kelas XI IPS 3, seperti dugaan Galang temannya itu akan berhenti di sana, apalagi Gavin melangkah dengan sangat pelan sambil memperhatikan kelas XI IPS 3 dari luar.

Galang menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Gavin yang hanya melihat dari luar tanpa kunjung masuk ke dalam. Dia tersenyum jahil, kalau Gavin tidak ingin masuk. Dia yang akan masuk!

Galang memasukkan kepalanya ke depan pintu hanya sedikit seperti orang yang sedang mengintip. Lalu bersuara.

"Woy Melva ada nggak?!" pekik Galang sangat keras. Seketika Gavin tersadar dengan aksi temannya itu, membuat semua mata melihat ke arah mereka.

"Melva nggak dateng." Jawab salah satu siswi dengan rambut terkuncir dan kaca mata tebal yang Galang dan Gavin tidak tahu siapa namanya.

"Oh oke makasih ya." Ucap Galang. Setelah itu dia berbalik menghadap Gavin. "Tuh Vin denger, Melva nggak dateng." Ucap Galang seolah menjelaskan kepada Gavin saat itu juga Gavin memberi tatapan tajamnya.

DestinWhere stories live. Discover now