8 - Senyum manis Melva

147K 12.6K 454
                                    

Upacara bendera baru saja selesai. Semua siswa berhamburan keluar lapangan, langsung kembali ke kelas mereka. Melva, cewek itu tampak terburu-buru meninggalkan lapangan. Vika dan Billa yang tadinya berjalan beriringan bersama Melva jadi kebingungan.

"Mel, mau kemana lo?" teriak Vika sangat keras karena Melva sudah sampai di koridor kelas.

Melva menoleh, "Ke ruang tari, ada urusan bentar!" teriak Melva semakin mempercepat langkahnya.

Gavin menyusuri koridor dengan sangat santainya. Langkahnya semakin melambat karena sekarang dia melihat Melva berjalan terburu-buru bahkan sedikit berlari di depannya. Dua hari Melva tidak masuk sekolah, mungkin hari ini Gavin akan mendapat gangguannya kembali. Kali ini Gavin tidak menghindar, dia terus berjalan dengan sangat santai seolah tidak melihat Melva.

Seperti angin yang melesat cepat. Melva melewati Gavin tanpa mengatakan sepatah kata pun. Langkah Gavin sampai terhenti, dia sampai berbalik melihat Melva yang semakin menjauh. Gavin menaikkan satu alisnya lalu berjalan kembali seolah tidak terjadi apa pun.

Melva sudah berada di ruang tari. Ada beberapa siswi perempuan lainnya di sana, juga Bu Melmel selaku guru tari. Satu keahlian Melva yang sangat dibanggakan di sekolah, selain cantik Melva juga ahli dalam menari. Dia bahkan bisa menciptakan gerakan-gerakan baru untuk tari kontemporer. Makanya Melva ditunjuk Bu Melmel sebagai ketua tari di sekolah.

Lantunan musik yang keluar dari speaker membuat Melva semakin lincah bergerak, cewek itu sedang membuat gerakan untuk adik-adik kelasnya. Sekolah mereka mendapat undangan untuk mengikuti perlombahan tari kontemporer se jakarta. Membuat Melva harus bekerja keras melatih adik-adik kelasnya.

Buliran keringat berjatuhan di pinggiran pipi Melva tapi tidak membuat cewek itu berhenti mengawasi gerakan-gerakan adik kelasnya dengan sesekali memberi contoh gerakan yang benar.

***

Kantin yang sepi. Karena memang saat ini masih berlangsungnya jam pelajaran. Pandangan yang tidak wajar terjadi di kantin, bukannya melakukan rapat di ruangan tertutup. Anggota OSIS malah meelakukan rapat di kantin, itu tidak lain karena permintaan Galang yang begitu konyol. Katanya, dia belum makan sejak malam, jadi dia ingin makan sambil melakukan rapat di kantin. Mau tak mau Gavin menuruti permintaan konyol Galang itu.

Melva berjalan masuk ke kantin langsung mendekati lemari pendingin di samping warung ibu kantin, tidak jauh dari kerumunan anggota OSIS. Posisi duduk Gavin yang mengarahkan ke depan membuat cowok itu dapat melihat dengan jelas keberadaan Melva sekarang. Gavin terlalu fokus melihat Melva sampai melupakan rapatnya. Membuat semua anak OSIS menatap ke arah panndangan Gavin.

"Fokus rapat Vin, gak usah liatin pacar mulu." Celetuk Galang sedikit cengengesan, Gavin jadi tersadar langsung memperhatikan teman-temannya seolah tidak terjadi apa pun.

Anggota OSIS kembali melanjuti rapat, tapi Riko masih memperhatikan Melva. Cowok itu sampai menghampiri Melva karena melihat Melva mengambil satu minuman dari lemari pendingin.

"Bu ini uang nya." Ucap Melva menjulurkan tangan yang terdapat uang sepuluh ribu. Belum ibu warung menerima, Riko sudah menarik tangan Melva.

Membuat Melva menoleh dan menatap aneh ke arah Riko. Cewek itu terlihat sangat kelelahan, dengan keringat yang masih membasahi keningnya.

"Mel, ganti yang lain." Suruh Riko mengambil minuman pilihan Melva dan menggantikannya dengan air mineral biasa.

"Kenapa sih Rik, gue gak suka ini." Cetus Melva menolak minuman pilihan Riko.

"Mel, jangan minum yang aneh-aneh." seru Riko. Melva menatap kesal ke arah cowok itu.

Gavin dan anggota OSIS lain sampai menghentikan rapat mereka, sekarang mata mereka hanya fokus melihat Riko dan Melva. Kedua remaja itu terlihat begitu dekat, seperti memiliki hubungan. Membuat anggota OSIS termasuk Gavin menatap aneh ke arah mereka.

DestinDonde viven las historias. Descúbrelo ahora