CHAPTER 29 - This is Insane

Start from the beginning
                                    

Aku mengurungkan niatku untuk bangkit dari kasur lalu aku hanya menyandarkan kepalaku pada headboard. Aku yakin, ini pasti karena semalam. Mungkin ini yang dirasakan wanita ketika baru pertama kali melakukannya. Oh ya Tuhan, kuharap ini tak bertahan lama.

"Hei kau baik-baik saja?" Aku menoleh kearahnya, dan sedikit terkejut ketika mendapati dirinya sudah terduduk di sampingku.

"Eh-- entahlah, hanya saja selangkanganku terasa sakit sekali"

Brad lalu menggeser sedikit tubuhnya mendekatiku lalu mengusap lembut rambutku.

"Oh maafkan aku sayang, tapi semoga saja itu tak bertahan lama"

"Yah semoga saja" ujarku lemah.

"Apa kau bisa berjalan?"

"Mungkin bisa, tapi akan terasa sakit sekali" Aku bisa melihat seringaian menyebalkan itu lagi pada dirinya.

"Kalau begitu aku aku akan menggendongmu"

"Tapi aku ingin mandi"

"Kalau begitu kita bisa mandi bersama, repot sekali kau ini" tidak tidak, aku tahu apa yang ada di pikirannya. Sungguh, aku sedang tidak mau melakukannya pagi ini. Aku tidak mau terlambat kuliah gara-gara otak mesumnya.

"Tidak akan. Aku tahu apa yang sedang ada di otakmu tuan Simpson"

"Oh ayolah Summer, bukankah membantu orang yang tengah kesulitan itu perbuatan yang baik? Nah,karena kau sedang kesulitan jadi aku berniat untuk membantumu. Bukankah niatku ini baik sayang?" Aku hanya memutar bola mataku jengah. Oh sok sekali bocah ini.

"Kau tidak bisa dipercaya sayang"

"What? Oh c'mon babe. Lagi, kau tak mau terlambat kuliah kan?" Hell tentu saja. Aku mengangguk. "Oke, aku akan menggendongmu ke kamar mandi dan kupastikan kita tak akan melakukan apa-apa selain mandi. Aku akan menahan diriku sebisa mungkin. Deal?"

Aku diam sejenak. Menghela nafas, akhirnya aku mengangguk pasrah dari pada harus terlambat kuliah. Tanpa aba-aba Brad langsung mengangkat tubuhku yang tanpa sehelai benangpun sedangkan ia hanya mengenakan boxernya dan kami masuk ke kamar mandi.

"Aku tak yakin dengan ucapanku barusan, karena melihatmu telanjang membuat adikku terbangun di bawah sana" Ujarnya setelah kami masuk kamar mandi lalu ia menutup pintunya dengan kakinya.

Spontan aku membelalakan kedua mataku lalu menatapnya tajam.

"BRAD....."

***

Detik demi detik, menit demi menit bahkan jam demi jam sudah berlalu. Shit, tapi kenapa pula mata kuliah Prof. Smith tak juga kunjung berakhir? Mataku sudah pegal yang sedari tadi memperhatikan layar proyektor yang di tampilkan oleh Prof. Smith. Beliau tengah memperkenalkan beberapa tokoh literatur dunia, yang bahkan beliau sudah menyampaikannya berulang kali. Tsk, jika saja beliau menerima kritik, aku ingin berkata jika aku tidak menyukai bagaimana beliau memandang kami sebagai mahasiswa. Beliau terlalu meremehkan kami, beliau pikir kami ini nenek-nenek pikun? Maksudku, hey, sebodoh-bodohnya kami, otak kami setidaknya bisa mengingat materi mata kuliah yang ia berikan pada kami, walaupun hanya 20 persen, tapi setidaknya kami sudah berusaha untuk mengingatnya bukan? Jadi tak perlu mengulang materimu sampai ratusan kali.

Kusapukan pandanganku ke setiap sudut ruangan. Well, tak berbeda jauh denganku, seluruh mahasiswa yang sedang berada satu kelas denganku sudah menampakan wajah kusutnya. Hanya menunggu bell yang kini kami bisa lakukan, dan mata kuliahnya akan usai. Dan pertanyaanya sekarang adalah, kapan bell tersebut akan berbunyi?

Just You (Bradley Simpson)Where stories live. Discover now