CHAPTER 23 - Bad Day

114 17 2
                                    

Aku menghela nafas lega ketika mata kuliahku hari ini telah usai. Oh syukurlah, karena kepalaku kurasa sebentar lagi akan meledak. Sungguh, semua dosen hari ini membuatku ingin rasanya mati ditempat.

Setelah dosen mata kuliahku yang terakhir keluar kelas, kini giliranku yang melangkah untuk keluar kelas. Seketika aku bisa menghirup nikmatnya udara kebebasan setelah keluar dari kelas keramat itu.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu bergetar di saku celanaku. Dengan begitu aku mengambil ponselku di saku celanaku dan aku mendapati sebuah pesan dari Brad.

From : Bradley xx

Apa kelasmu sudah selesai?

Jari-jariku lalu beralih mengetik untuk membalas pesannya.

To : Bradley xx

Sudah, ada apa?

Tak berselang lama setelah jariku menekan tombol untuk mengirim pesan balasan untuk Brad, ponselku kembali bergetar. Well cepat sekali ia membalasnya.

From : Bradley xx

Aku menunggumu di parkiran.

Jari-jariku kembali sibuk mengetik untuk membalas pesannya.

To : Bradley xx

Baiklah aku akan kesana, tunggu sebentar.

From : Bradley xx

Jangan lama-lama, atau kau akan melihatku berubah menjadi keripik karena kepanasan.

Aku terkekeh pelan membaca pesan yang terakhir ia kirimkan padaku. Aku kembali memasukkan ponselku ke dalam saku celanaku dan kembali berjalan menuju parkiran.

Untungnya sesampainya aku di parkiran mataku langsung mendapati keberadaan Brad, sehingga aku tak perlu bersusah payah mencari dimana mobilnya terparkir. Dengan senyumanku yang mengembang, aku lalu berjalan menghampirinya yang kulihat ia tengah berdiri seraya bersandar pada cab mobilnya.

"Hei" Seketika yang tadinya ia menunduk dengan tatapannya yang terpaku pada ponselnya langsung mengalihkan pandangannya kearahku. Ia mengulas senyum padaku. Oh ya Tuhan, senyumannya membuat tubuhku seakan-akan ingin meleleh.

"Aku merindukanmu" Ujarnya dengan intonasi yang dibuat-buat.

Memutar bola mataku. "Astaga, ini baru beberapa jam Brad"

"Tapi aku sudah merindukanmu"

Aku menarik satu alisku. "Bagaimana jika aku pergi untuk selamanya, apa kau juga akan merindukanku?" Ujarku dengan kekehanku.

Kulihat bukannya ia ikut tertawa denganku, justru raut wajahnya berubah menjadi datar. Aneh. Tadinya ia ceria-ceria saja tapi sekarang justru terlihat seperti murung.

"Kenapa kau berbicara seperti itu? Kau tak akan pernah meninggalkanku! Selamanya." Ucapnya yang terdengar ia seperti menaruh nada kesal di sana. Tepatnya ia berbicara dengan ketus.

"Oh ya Tuhan, kenapa kau menjadi ketus kepadaku? Aku hanya bercanda Brad"

Nampak ia menghela nafas lalu raut wajahnya kulihat kembali melunak.

"Berjanjilah padaku, jangan pernah kau mengatakan kalimat itu lagi atau aku akan menggantungmu di pohon cabai" Ujarnya yang membuatku tertawa sangat kencang.Oh Bradley betapa bodohnya dirimu.

Aku mengangguk masih dengan tawaku. "Yes sir" Dengan begitu seketika seulas senyuman kembali tercetak di wajahnya.

"Hari ini kau bekerja?" Tanyanya mengalihkan topik seraya tangannya beralih merangkulku.

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang