CHAPTER 19 - Cupcake

110 15 2
                                    

Summer's POV

Aku mulai merasakan bosan ketika sedari tadi aku hanya berdiam diri di dalam apartemen seraya menonton televisi. Berulang kali aku memindah saluran televisi tapi tak ada acara yang menarik.

Oh ya Tuhan. Sehari tidak masuk kuliah saja sudah membuatku bisa-bisa mati kebosanan. Well aku mungkin bisa dikatakan orang yang sangat menyukai beraktivitas. Aku tipe orang yang tak suka hanya berdiam diri di dalam rumah. Rasanya itu sama sekali tak mengembangkan otakmu.

Di saat itu pula aku mendengar suara ponselku yang berdering. Sejurus kemudian aku menyambarnya lalu melihat nama penelfonnya. Bradley. Seketika gadis batinku melompat-lompat kegirangan. Tanpa tunggu-tunggu aku segera mengangkat panggilannya.

"Hello cutie pie" Suara Brad terdengar begitu ceria dari sebrang sana.

"Hi Brad"

"Kau sudah menghabiskan sarapanmu?"

"Hmm sudah"

"Meminum obatmu?"

"Sudah"

"Kau kenapa Summer? Suaramu terdengar begitu lesu"

"Aku bosan, bolehkan aku pergi keluar sebentar?"

"Tidak."

"Astaga Brad, aku sangat bosan"

"Kalau begitu nyalakan saja televisinya"

"Sudah dan aku masih bosan"

"Kalau begitu kau tidur saja"

Aku mendecak kesal. "Ugh kau memang menyebalkan, cepatlah pulang!"

"Oh Summer, katakan saja jika kau sudah merindukanku" Well aku memang tak bisa membohongi diriku sendiri. Kuakui aku memang sudah merindukannya walaupun ia baru pergi beberapa jam.

Memutar bola mataku "Terserah kau sajalah, Da-ah" lalu aku memutuskan panggilannya dengan sepihak.

Ketika rasa bosan masih menyelimutiku sedangkan aku masih saja mengganti-ganti saluran telivisi, tiba-tiba saja sebuah ide muncul di kepalaku.

Bagaimana dengan membuat cupcake? Ah itu ide yang cerdas Summer. Well daripada aku mati kebosanan lebih baik jika aku membuat cupcake. Lagipula Brad sangat menyukainya. Dan itu alasan mengapa aku memanggilnya cupcake.

Aku segera beranjak dari sofa dan melangkah menuju dapur. Beruntung bahan-bahan di dalam kulkas Brad cukup lengkap, jadi aku tak perlu keluar untuk membelinya. Aku mulai menyiapkan bahan-bahan yang di butuhkan lalu mulai membuatnya. Well, kuharap saja cupcake buatanku sesuai dengan ekspetasiku.

***

Aku menerima telfon ketika aku baru saja menyelesaikan mandiku setelah selesai berurusan dengan cupcakeku. Anehnya tak ada nama yang tertera pada penelfonnya. Awalnya aku sedikit ragu untuk mengangkatnya, kupikir itu hanya orang iseng. Lalu aku merasa gemas seiring penelfon tersebut tak henti-hentinya kembali menghubungiku. Merasa kesal akhirnya kuputuskan untuk mengangkatnya.

"Hello" Suaraku lirih.

Tak ada jawaban di sana. See, sudah kubilang ini hanya orang iseng. Tapi ketika tanganku hendak menekan tombol untuk mengakhiri panggilan, kudengar suara seseorang di sebrang telepon.

"Kau sedang berurusan denganku" Suara seorang pria di sebrang telepon yang terdengar begitu misterius.

Hah? Apa maksudnya?

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang