CHAPTER 15 - Lies

88 18 1
                                    

"Siapa kau sebenarnya?" Ucapku.

Ia kembali menyeringai lalu mendekatkan wajahnya kearahku. Aku tak bisa bergerak, tubuhku terkunci oleh tembok di belakangku dan pria ini semakin mendekatkan wajahnya kearahku.

"Mari kita lihat siapa diriku sebenarnya?" Bisiknya tepat di telingaku.

Aku menunduk takut, apa yang ingin pria ini lakukan padaku?

Aku terperanjat kaget ketika tangan pria ini mulai melingkar di pinggangku. Aku mencoba untuk menahannya tapi kekuatan tangannya lebih besar dari aku.

"Kumohon jangan sentuh aku" Nada suaraku terdengar begitu pasrah. Aku berusaha semampuku untuk menahan genangan yang sudah berada di pelupuk mataku.

"Oh ayolah sayang, aku hanya ingin mengobrol denganmu" Aku menggeleng dengan cepat. Tidak, aku tidak mau mengobrol dengan pria mengerikan sepertinya.

Sedetik kemudian aku tak merasakan tangan pria itu berada di pinggangku lagi. Mendongakan kepalaku, aku mendapati pria itu sudah berdiri beberapa meter di hadapanku.

Aku mengernyit bingung, lalu aku menoleh kesampingku. Aku mendapati James yang tengah berdiri di sampingku dengan tatapan tajamnya mengarah pada pria itu.

James maju beberapa langkah mendekati pria itu.

"Jangan pernah kau berani-beraninya mendekati Summer"

Pria itu tergelak lalu tertawa. "Itu bukan urusanmu bodoh"

James mendorong dada pria itu dengan kasar, hingga pria itu kembali mundur beberapa meter dari tempatnya berdiri tadi. Pria itu membalas dengan menghantam wajah James dengan kepalan tangannya. Seketika aku memekik terkejut dengan apa yang pria itu lakukan.

James bangkit berdiri seraya memegang sudut bibirnya yang kurasa berdarah. Seluruh orang yang berada di pesta ini seketika menghentikan aktivitasnya lalu berkumpul menontoni kami.

Aku sempat merasa gemas ketika tak ada satu orang pun yang melerai mereka. Aku menarik lengan James lalu membawanya keluar rumah. Aku tak peduli akan seluruh sorot mata yang masih mempertontonkan kami.

"Kau baik-baik saja Summer?" Tanya James ketika kami baru saja keluar dari rumah Connor.

Aku mengangguk. "Aku baik-baik saja James. Oh astaga bibirmu berdarah James"

"Aku tak apa Summer" Detik itu pula ia menyentuh luka di bibirnya dan seketika ia meringis kesakitan.

"Ayo biar kuobati lukamu" Aku kembali menarik tangannya lalu ia membawaku ke porsche hitamnya.

Memasang seatbeltku begitupun dengannya, tak lama mobil James melaju ke jalanan meninggalkan rumah Connor.

***


Aku memutuskan untuk mengobati James di apartemen Brad. Lagipula aku berhutang padanya. Ia sudah menyelamatkanku dari pria itu.

"Diam, biar kuobati lukamu"

Aku memberikan kompresan air dingin pada luka James. Awalnya James meringis kesakitan tapi aku menyuruhnya untuk diam dan menahannya sebentar saja.

"Ada apa lagi keparat itu datang kemari?" Gumam James tapi masih terdengar di telingaku.

"Kau mengenal pria tadi?" Tanyaku.

"Uh-- y-ya uh-- maksudku tidak" Jawab James gelagapan.

"James katakan yang sebenarnya padaku"

James menunduk tak mengucapkan sepatah katapun. "James kumohon katakan padaku, Brad tak pernah menjelaskannya padaku, apa pria tadi ada hubungannya dengan Brad?, kumohon James"

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang