CHAPTER 28 - Desire

250 13 8
                                    

WARNING !!!

Brad's POV

Berdiri diambang pintu, aku memandangi gadisku yang tengah sibuk di depan kaca riasnya. Sialan, ia terlihat begitu cantik dan menawan dengan gaunnya. Apalagi gaun yang sedang ia kenakan sangat memperlihatkan lekuk tubuh indahnya. Damn ia sangat seksi.

Ia belum menyadari keberadaanku, lalu seketika sudut bibirku tertarik membentuk lengkungan senyum ketika kuperhatikan sesekali ia memutar tubuhnya memastikan jika tampilannya sudah sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia belum menyadari keberadaanku, lalu seketika sudut bibirku tertarik membentuk lengkungan senyum ketika kuperhatikan sesekali ia memutar tubuhnya memastikan jika tampilannya sudah sempurna. Kau sudah cantik sayang, batinku.  

"Sayang, aku butuh bantuanmu, aku memiliki masalah dengan dasiku?" Ucapku tiba-tiba yang membuatnya terperanjat lalu menoleh kearahku. Sedetik kemudian wajah keterkejutannya berganti dengan senyuman manisnya. Oh, bahkan hanya dengan tersenyum bisa membuat hatiku terasa hangat. Akupun melangkah mendekatinya

"Kau selalu saja memiliki masalah dengan dasimu, tsk dasar bodoh, membuat simpul pada dasi saja tidak bisa" Ujarnya seiring tangannya bergerak di depan dadaku membentuk sebuah simpul pada dasiku. Oh ia benar, aku memang bodoh dalam hal ini. Tapi apa peduliku? Ini bukan hal penting bagiku.

"Kalau begini, kau pakai gaun saja jadi kau tak perlu berurusan dengan yang namanya dasi" ujarnya yang membuatku seketika membulatkan kedua mataku.

"Are you kidding me?" Hal tersebut malah membuatnya tertawa sangat kencang.

"No, I'm seriously babe. Tidak ada salahnya jika kau mencobanya terlebih dahulu"

Aku memutar bola mataku kesal dan ia malah semakin tertawa dengan kencang. Puas kau sayang!!! Untung aku mencintaimu, jadi apa daya yang bisa kulakukan selain menciumnya tanpa ampun hingga ia menyesali telah menggodaku.

"Aku tidak peduli, karena nanti dan seterusnya bahkan selamanya hanya kau alias istriku yang akan selalu membantuku dengan masalah dasiku" Aku bisa melihat seketika kedua pipinya merona. Oh, sungguh, betapa menggemaskannya gadisku ini.

"Oh Bradley, kau sudah beralih profesi eh? Menjadi si tuan peramal?"

"Tidak. Aku serius sayang, aku berfikir jika kau ini jodohku"

Ia justru terkekeh geli sebagai responnya. Eh? Whats wrong with me? Kupikir apa yang kukatakan ini benar. Ya, sejak awal, hanya Summer-lah gadis satu-satunya yang kuinginkan. Dan kini aku telah mendapatkannya kendati aku harus melewati jalan yang berliku-liku terlebih dahulu untuk kami bisa seperti ini.

Summer menarik tangannya dariku ketika ia telah menyelesaikan membuat simpul pada dasiku. Aku melirik tampilanku pada sebuah kaca. Well, gadisku memang pintar.

"Brad, kita tidak tahu rencana Tuhan selanjutnya" Aku mengalihkan pandanganku kearahnya seraya mengernyitkan dahiku.

"Kenapa kau berbicara seperti itu? Kau tak ingin menjadi istriku?" Ia tersenyum manis.

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang