CHAPTER 11 - Hurt, But That's Okay

130 18 1
                                    

3 hari kemudian...

Summer's POV

"Baiklah kurasa cukup untuk mata kuliah hari ini. Untuk pertemuan berikutnya saya akan mengadakan kuis, jadi persiapkan dengan baik-baik. Oke class, see ya" Ucap Prof. Smith dan kemudian ia melenggang keluar kelas.

Sontak seluruh kelas bersorak tak menyetujui rencana Prof. Smith di pertemuan selanjutnya.

"Oh ayolah, hampir setiap pertemuan kau mengadakan kuis, dan di pertemuan berikutnya kau berfikir akan mengadakan kuis lagi? Oh Jesus" Gerutu Clay yang sedang duduk tepat di sampingku entah pada siapa. Karena Prof. Smith sudah lebih dahulu keluar kelas.

Aku memilih untuk diam tak memperdulikan ucapan Prof. Smith. Bahkan jika kau berani merengek-rengek pada Prof. Smith untuk membatalkan rencana kuisnya, itu tak akan mengubah rencana Prof. Smith sama sekali. Karena aku tahu betul, Prof. Smith adalah dosen yang begitu konsisten.

Aku hanya menoleh kearahnya sekilas lalu kembali sibuk menata buku-bukuku. Memasukkannya kedalam tasku lalu menyingsingkannya di pundakku, aku segera bangkit dari bangkuku. Clay mengikutiku dan kami melangkah keluar kelas.

"Summer" Mendengar seseorang memanggilku sontak aku menoleh ke sumber suara tersebut. Kulihat James melambaikan tanganya dan tengah berjalan kearahku. Aku membalasnya dengan mengulas senyum.

"Hei James" Ucapku ketika James telah berdiri di hadapanku.

"Hei Summer" Ia mengalihkan pandanganya dimana Clay sedang berdiri di sampingku. "Umm Clay, kulihat tadi sepertinya Connor sudah menunggumu di parkiran" Ujar James.

"Benarkah?" Ucap Clay.

"Ya" ucap James seraya mengangguk.

"Uh-- Summer kau tak apa jika ku tinggal?" Ujar Clay.

Aku mengangguk dan tersenyum padanya. "Ya. Tak apa Clay"

"Oke baiklah see you guys" Ucap Clay dan sedetik kemudian berlari meninggalkan kami di koridor kampus.

Kualihkan kembali pandanganku kearah James.

"Umm jadi ada apa kau tadi memanggilku James?" Tanyaku.

Ia menghela nafas lalu berdehem. "Umm a-aku-- umm"

Mengernyitkan dahiku. "Kau kenapa James?"

Ia kembali berdehem. "Umm aku berencana mengajakmu keluar. Entahlah kurasa itu ide yang bodoh. " Aku terkekeh pelan. Kurasa James ini memang tipikal pria yang tidak enakan. Mengajak wanita pergi saja sampai sesusah itu mengatakannya. 

"Memang kau ingin mengajakku kemana?"

"I don't know exactly, yang pasti kita akan mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan"

"Oh James I'd love to tapi hari ini aku harus bekerja, maafkan aku. Mungkin lain kali"

James nampak terdiam dan berfikir sejenak. Lalu ia kembali mengalihkan pandanganya kearahku. "Bagaimana dengan besok?"

Kurasa tak ada salahnya jika aku menerima ajakan James. "Umm kurasa aku bisa, tapi mungkin sepulang aku bekerja"

Seketika wajahnya berubah begitu antusias. "Oh Great, kalau begitu besok aku akan menjemputmu di tempat kerjamu biasa"

"Oke jika kau tak merasa keberatan"

Ia menggeleng dengan cepat. "Nope"

***

"Summer tolong antarkan ini ke meja nomor 15" Mark memberikan secangkir kopi panas kepadaku. Aku mengangguk lalu menerima kopi pesanan tersebut.

Melangkah ke meja nomor 15 seraya membawa secangkir kopi di tanganku. Kudapati seorang wanita berambut pirang tengah duduk pada kursi nomor 15.

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang