CHAPTER 21 - Threats Haunt Me

119 14 2
                                    

Astaga apa yang terjadi?

Begitu aku mendengar suara pintu terbuka, spontan aku langsung bangkit dari sofa lalu bersembunyi di baliknya. Aku mengintip dari sisi lain sofa, dan kulihat seorang pria baru saja memasukki ruangan Brad.

Lampu-lampu kota dari luar yang menembus kaca besar yang terdapat di ruangan Brad sedikit membantu penglihatanku. Hal tersebut membantuku untuk melihat pria asing tersebut. Awalnya kupikir itu Frank, tetapi setelah kuperhatikan postur tubuhnya cukup tinggi.

Pria tersebut mulai mengobrak-abrik berkas-berkas yang ada di meja Brad. Aku hanya berharap cemas jika pria itu tak menemukan keberadaanku yang sedang bersembunyi di balik sofa.

Kurasa ia sedang mencari sesuatu hal yang sangat penting. Sayangnya aku tak dapat melihat wajah pria tersebut dengan jelas karena pria itu mengenakan masker di wajahnya.

Hingga pada akhirnya pria tersebut kembali keluar dari ruangan Brad dengan tangan kosong. Kurasa ia tidak menemukan apa yang sedang ia cari. Tunggu. Memangnya apa yang sedang ia cari di ruangan Brad? Kurasa di sini hanya ada setumpuk kertas-kertas dokumen. Dan jika memang pria itu berniat untuk merampok, kurasa di sini juga tidak ada benda-benda berharga semacam perhiasan. Memang aneh.

Tak lama kemudian aku kembali mendengar suara pintu yang terbuka.

"Summer" Suara seseorang memanggiku dengan suara yang lirih bahkan lebih terdengar seperti bisikan. Aku kembali mengintipnya, tapi lagi-lagi aku tak dapat melihat wajahnya dengan jelas.

"Summer dimana kau?" Panggilnya lagi tapi suaranya sedikit lebih keras. Kali ini aku mengenali suara itu. Ya itu pasti Brad.

Detik itu pula aku langsung keluar dari tempat persembunyianku lalu berjalan menghampirinya dengan langkah yang tergesa-gesa.

"Summer kau baik-baik saja?" Dengan pencahayaan yang minim, masih bisa kulihat sorot wajahnya terlihat begitu panik.

Aku mengangguk. "Ya aku baik-baik saja, apa yang sedang terjadi Brad?"

"Tn. Anderson ditemukan tewas di ruang meeting"

Seketika aku membelalakan kedua mataku. "Apa? Bagaimana itu bisa terjadi?" Suaraku sedikit memekik.

"Sshhh jangan keras-keras"

"Sorry. Apa tidak ada satupun orang di ruang meeting sebelum kau datang kesana?"

"Aku tidak tahu, kurasa seseorang sudah merencanakan pembunuhan ini"

Tubuhku hanya bisa mematung. Ini mengerikan. Ini bukan lagi nyawa seekor binatang, tapi ini nyawa seseorang. Kau bisa bayangkan? Hanya manusia tak berotak yang tega melakukan hal bodoh semacam itu.

"5 menit lagi polisi akan datang kemari, aku harus segera membawamu keluar dari sini. Disini sedang tidak aman"

Dengan begitu ia langsung menggandengku keluar ruanganya. Berhubung listrik sedang mati jadi mau tak mau kami harus menuruni satu persatu anak tangga dari lantai 5.

Tiba di basemant kami segera masuk ke mobilnya dan langsung melaju meninggalkan kantor perusahaannya.

"Aku akan membawamu ke rumah Brenda untuk sementara" Ujarnya dengan tatapannya fokus ke jalanan.

Aku hanya bergeming pada posisiku. Ucapan Brad seakan-akan hanya seperti angin lalu untukku. Masuk telinga kiri lalu keluar di telinga kanan. Pikiranku sudah tak karuan lagi.

Aku takut. Pikiranku hanya tertuju pada pembunuhan tersebut. Entah mengapa pembunuhan terhadap Tn. Anderson seolah-olah menjadi peringatan sekaligus ancaman bagiku.

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang