CHAPTER 12 - He Said I'm Beautiful

115 15 2
                                    

Hari berikutnya...

Aku melirik pada jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku. Pukul 5 p.m. Berarti jam kerjaku sudah selesai.

Berjalan menuju meja pelanggan, aku mengantarkan kopi ini sebelum beranjak pergi.

"Permisi nona, ini kopi pesanan anda" Aku meletakkan secangkir kopi tersebut pada meja pelanggan.

Wanita tersebut mendongakan kepalanya lalu tersenyum padaku. "Terimakasih"

Aku mengangguk seraya membalas senyumannya. "Sama-sama"

Sedetik kemudian aku melenggang dari meja wanita tersebut. Ketika kakiku sedang melangkah saat itu pula suara lonceng terdengar di telingaku bersamaan dengan pintu kafe yang terbuka.

Detik itu pula aku mendapati James yang baru saja membuka pintu kafe. Aku memberikan seulas senyum padanya. Lalu ia membalasnya dengan memberikan seulas senyum padaku.

"Uh-- kau tunggu disini sebentar aku akan mengambil tasku" Ucapku. Ia mengangguk lalu sedetik kemudian aku melenggang dari hadapannya.

Menuju ke ruang dimana aku menaruh tasku, aku segera mengambil tasku dan kembali menyusul James.

"Siapa pria itu?" Tanya Mark yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sampingku. Seketika aku terperanjat kaget.

"Astaga kau mengagetkanku Mark. Dia temanku"

"Oh benarkah?" Godanya seraya tersenyum jahil kepadaku.

Memutar bola mataku. "Astaga apa yang sedang kau pikirkan Mark? Dia hanya temanku"

"Lalu apa yang ia lakukan kemari? Tak mungkin jika hanya menjemputmu"

Kembali memutar bola mataku. "Ia mengajaku berjalan-jalan"

Ia kembali menyeringai. "Itu namanya berkencan Summer"

Seketika aku menggeleng dengan cepat. "Apa-apaan kau ini. Sudahlah tak ada habisnya jika berdebat denganmu" Ujarku kemudian kulangkahkan kakiku meninggalkannya yang masih terkekeh disana.

"Have fun Summer" Pekik Mark yang masih terdengar di telingaku.

Aku memgampiri James yang tengah duduk di salah satu bangku pengunjung yang kosong. Kulihat ia tengah sibuk dengan ponselnya.

"Hei" Seketika ia mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Hei, kau sudah siap?"

Aku mengangguk. "Ya"

Bangkit dari duduknya, kami berjalan keluar kafe. James membukakan pintu mobilnya untukku ketika kami tiba di depan Porsche hitamnya.

"Kita akan pergi kemana?" Tanyaku seraya memasang seatbeltku.

James menoleh kearahku. "You'll see"

Menyipitkan mataku. "Oke terserah kau sajalah"

***


Ini yang pertama kalinya aku mengunjungi central park di New York. Ya, James mengajakku untuk mengunjungi central park.

Walaupun letaknya masih di kawasan perkotaan, central park ini kulihat begitu ramai pengunjung. Banyak orang-orang yang mengunjungi central park ini hanya untuk sekedar melepas kepenatan dari hiruk pikuk kesibukan di kota big apple ini.

 Banyak orang-orang yang mengunjungi central park ini hanya untuk sekedar melepas kepenatan dari hiruk pikuk kesibukan di kota big apple ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang