CHAPTER 24 - When You Ignore Me

95 19 1
                                    

Hari berikutnya setelah kejadian kecelakaan yang dialami oleh Caitlin, hingga siang ini aku belum juga melihat wajah tampan yang kunanti-nantikan. Ya, sejak kemarin kami pergi ke rumah sakit hingga saat ini Brad tak juga kunjung pulang.

Kau tahu, aku sudah sangat merindukannya. Yang setiap pagi kita sarapan bersama tetapi pagi tadi terpaksa aku sarapan seorang diri. Dan yang biasanya kita berangkat ke kampus bersama, tapi kali ini aku berangkat seorang diri menumpang bus.

Jujur, di lubuk hatiku yang paling dalam ada sedikit rasa mencelos ketika Brad mengabaikanku. Aku sempat bertanya-tanya pada diriku sendiri, sebegitu khawatirnya kah Brad terhadap Caitlin? Sebenarnya aku mulai mempertanyakan apakah sepenuh hatinya Brad benar-benar hanya untukku? Entah mengapa pikiran itu sangat menakutkan bagiku. Aku begitu takut jika seketika ia meninggalkanku dengan begitu saja.

Aku menatap malas kentang goreng dan jus jeruk yang sama sekali belum kusentuh. Hari ini aku merasa jika aku tak memiliki semangat sama sekali untuk beraktivitas. Pikiranku hanya tertuju pada si pria ikal yang sudah sangat kurindukan.

Mataku lalu beralih pada ponselku yang tergeletak di atas meja kafetaria. Aku mengambilnya dengan malas lalu kembali menimang-nimang pikiranku. Haruskah aku menghubunginya lagi? Bagaimana jika ia tak mengangkatnya lagi?

Jari-jariku lalu beralih mencari kontak Brad pada ponselku. Perasaan ragu kembali muncul ketika jariku hendak memencet tombol panggil, hingga akhirnya dengan memantapkan hatiku sendiri, aku menekannya lalu menaruhnya ke telingaku dan kudengar nada jika panggilanku terhubung.

Menggigit bibir bawahku seraya mengetuk-ngetuk dagu dengan jariku, aku berharap cemas jika ia kembali tak mengangkatnya lagi. Sebelumnya aku sudah puluhan kali menghubungi dan berakhir ke panggilanku yang terhubung ke mail box.

Aku menghela nafas panjang ketika lagi-lagi panggilanku kembali terhubung ke mail box. Aku kembali menaruh ponselku dengan sedikit kasar hingga membuat orang-orang yang berada di dekatku menoleh kearahku dengan tatapan anehnya karena suara yang kutimbulkan. Aku mencoba untuk tak memperdulikannya dan kutenggelamkan wajahku diantara kedua tangaku yang kulipat di atas meja.

Hal ini begitu sakit ketika kau mengabaikanku Brad. Aku tahu kau sangat khawatir terhadap Caitlin begitupun denganku. Seburuk-buruknya Caitlin dimataku, tetapi aku masih memiliki hati ketika melihatnya sedang dalam kondisi seperti itu.

Aku tahu ia sedang membutuhkanmu. Tapi haruskah kau hingga mengabaikanku? Tak masalah bagiku jika kau memang masih ingin menemaninya di rumah sakit tapi setidaknya kau mengangkat panggilanku. Dan setidaknya aku sudah mendengar suaramu sehingga rasa cemasku bisa sedikit berkurang.

"Permisi" Aku mendongak ketika suara seseorang mengintrupsiku. "Oh astaga, ternyata kau Summer" Aku mendapati James tengah berdiri dihadapanku dengan nampan yang penuh dengan makanannya. Aku lalu mengulas senyum padanya lalu ia membalasnya.

"Bolehkah aku bergabung denganmu? seluruh bangku disini sudah penuh dan kulihat ada satu bangku kosong disini"

Aku mengangguk. "Ya tentu, silahkan James"

"Oh terima kasih Summer, kau tahu? Sedari tadi aku tak menemukan bangku kosong sedangkan aku sudah tak tahan untuk mengabiskan seluruh makanan yang berada di nampan ini" Ujarnya seraya mendudukan dirinya pada kursi kosong yang berada di depanku. Aku tertawa pelan ketika mendengarnya lalu sejurus kemudian ia mulai melahap cheese burger miliknya. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku melihat kelakuannya.

"Jika kau mau, kau bisa menghabiskan kentang goreng milikku James, tenang saja aku belum memakannya sama sekali" Ujarku.

"Benarkah?" Aku mengangguk dan tersenyum padaku.

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang