CHAPTER 10 - I'll Begin My Game

134 17 0
                                    

9 A.M

New York City

Simpson's Propertie Enterprises


Bradley's POV

"Aku mengusulkan sebuah mega proyek di kawasan West Village" ujar Tn. Gardner dihadapan para staff yang menghadiri rapat kali ini.

"Maaf Tn. Gardner, proyek apa yang ingin anda canangkan di sebuah mega proyek anda?" Tanya salah satu staff.

"Kita akan merencanakan pembangunan beberapa mansion di kawasan West Village " jawab Tn. Gardner.

"Tn. Gardner, apa anda memiliki proposal mengenai usulan anda tersebut?" Tanya Frankie selaku sekretarisku yang ikut menghadiri rapat kali ini.

Tn. Gardner tergelak. "Frankie, kita tidak membutuhkan sebuah proposal. Yang kami butuhkan hanya pemikiran yang cerdas" jawab Tn. Gardner seraya menunjuk kepalanya dengan jari telunjuknya.

Kulihat Frank hanya menghela nafas. "Maaf Tn. Gardner kami juga membutuhkan sebuah plan marketing dalam mencanangkan sebuah proyek. Kami tidak mau jika proyek gagasan anda nantinya hanya akan menelan kerugian akibat tidak memiliki plan marketing, apalagi ini mega proyek" Tukasku. Seluruh sorot mata kini mengarah kepadaku.

"Yang dikatakan Tn. Simpson itu benar, kita membutuhkan plan marketing terlebih dahulu" Sahut salah satu staff berjas abu-abu.

Tn. Gardner menatap pria berjas abu-abu itu sekilas lalu mengalihkan pandangannya kearahku.

"Bradley. Kupikir kau sepemikiran denganku" Ujar Tn. Gardner.

"Maaf Tn. Gardner tapi jika hanya sebuah pemikiran yang cerdas itu kurasa tidak cukup" Ucapku dengan nada bosan. Memang tidak sopan, persetan, kepalaku terasa ingin pecah gara-gara rapat ini.

Tn. Gardner seketika menatapku dengan kalut, ia lebih memilih diam seribu bahasa tak menanggapi ucapanku tadi. Kurasa ia sedikit tersinggung akan ucapanku tadi. Persetan, aku yang memimpin rapat ini, jadi itu hakku.

"Baiklah kurasa kita cukupkan rapat kali ini. Kita lanjutkan lain waktu. Terimakasih" Ucapku lalu bangkit dari kursiku. Dengan terpaksa aku menyudahi rapat kali ini karena selama dua jam kami mengadakan rapat, tapi tak menghasilkan apa-apa, hanya semakin menambah pusing kepalaku.

Tak lama kemudian diikuti oleh Frank yang bangkit dari duduknya seraya mengambil beberapa dokumen dan laptopku yang masih tergeletak di meja rapat.

Frank berjalan menyusulku yang terlebih dahulu aku membuka pintu lalu berjalan keluar ruang rapat.

"Brad" Ucap Frank.

"Hmm" Jawabku.

"Kurasa kau harus segera membuat keputusan mengenai ini" Detik itu pula aku menghentikan langkahku.

"Maksudmu?"

Frank menghela nafas. "Maksudku, kau harus segera membuat keputusan mengenai kontrak kerja samamu dengan perusahaan Tn. Gardner. Kau lihat, setiap kali kau ataupun Tn. Gardner mengadakan rapat bersama, pasti tidak menghasilkan apapun. Dan itu sudah berlangsung selama 3 bulan Brad"

Kusandarkan punggungku pada sebuah tembok dan memijat keningku. "Maksudmu, aku harus memutuskan kerja sama ini?"

"Dengar Brad, aku tidak mengatakan hal tersebut. Tapi jika SPE terus seperti ini, yang kutakutkan SPE tidak memiliki pemasukan dan yang lebih parahnya, akan mengalami kerugian"

Sialan, kepalaku semakin berdenyut-denyut. Ayahku memberikan perusahaan ini sebagai amanahnya kepadaku. Tapi apa yang kulakukan? Aku malah membuat perusahaan ini semakin buruk.

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang