CHAPTER 4 - Not as Sweet as You Are

158 15 0
                                    

Pagi ini aku sempat berbicara dengan Mom dan juga Clark. Aku menghubunginya sebelum aku dan Brad pergi ke kampus. Rasanya sangat lega ketika aku sudah mendengar suara mom dan juga Clark.

Tapi, aku merasa begitu jauh darinya. Tidak hanya dalam jarak. Aku merasa benar-benar sulit menjelaskan apa yang kurasakan. Perasaan bahagia dan sedih bahwa mengetahui jika aku jauh dengan mom saat ini, bercampur di benakku.

Jadi aku tidak berkata banyak kecuali bahwa aku telah tiba dengan selamat, semua baik-baik saja, aku bertemu Brad dan dengan kebaikan hatinya ia memberiku tumpangan tempat tinggal di apartemen mewahnya, dan kurasa aku menyukai kota ini.

Mengenai pekerjaan, kurasa aku harus segera cepat-cepat memikirkannya. Tidak mungkin juga aku akan tinggal selamanya di apartemen Brad. Dan juga Clark, aku sudah berjanji padanya untuk membiayainya apabila ia sedang membutuhkan uang.

Aku berfikir jika kurasa mom juga berhak untuk menikmati uang hasil jerih payahnya sendiri. Bukannya hanya untuk mencukupi seluruh kebutuhan kami. Aku rela bekerja sebagai pelayan cafe atau toko ataupun pekerja bersih-bersih asalkan tidak menjual diri. Oh siapa yang mau melakukan pekerjaan bodoh seperti itu?

Aku dan Brad kini sedang berada di sebuah cafe tak jauh dari kampus. Kami mampir ke cafe hanya sekedar untuk sarapan sebelum kami pergi ke kampus. Kurasa itu tak masalah toh aku juga sedang sangat lapar. Tapi disamping itu semua aku juga memikirkan isi dompetku. Aku harus pandai-pandai dalam menghemat uang selama aku belum mendapatkan pekerjaan.

"Kau yakin hanya memesan itu?" Ujar Brad di sela-sela ia sedang mengunyah sandwichnya.

Kuanggukan kepalaku. "Ya" Jawabku meyakinkan.

Ya, aku hanya memesan sebuah sandwich dan air mineral saja. Tak usah bertanya kenapa. Kau pasti sudah tahu apa alasannya. Walaupun hanya sebuah sandwich tapi kurasa ini tidak akan mengenyangkanku setelah 10 jam penerbangan aku sama sekali tidak menyentuh makanan. Berbeda dengan Brad, ia memesan dua buah sandwich dan segelas jus jeruk.

"Kurasa hanya sepotong sandwich tak akan mengenyangkanmu"

Kau memang benar Brad. Tapi aku harus menghemat pengeluaranku.

"Hey kau pikir aku ini apa? Hanya dengan sepotong sandwich saja tidak kenyang. Aku tidak sepertimu Brad" Ujarku berniat untuk menyindirnya.

Ia terkekeh pelan mendengar ucapanku. "Baiklah baiklah aku percaya denganmu"

Tak butuh waktu lama kami untuk menghabiskan sarapan kami. Kurasa hanya 5 menit. Kupikir kami memang benar-benar sangat kelaparan.

Bangkit dari duduk, kami berjalan menuju meja kasir untuk membayar bill. Ya Tuhan kuharap hanya sepotong sandwich dan air mineral tidak begitu mahal. Mengambil dompet yang berada di dalam tasku. Aku mengeluarkan beberapa lembar dollar untuk membayar pesananku.

"Semuanya 15 dollar tuan" Ujar seorang pelayan wanita kepada Brad.

"Apa yang kau lakukan?" Ujar Brad tiba-tiba.

"Apa yang aku lakukan?" Jawabku bingung.

"Kenapa kau mengeluarkan semua uangmu?"

Memutar bola mataku. "Ya Tuhan, tentu saja aku mau membayar pesananku"

Ia nampak menghela nafas. "Simpan saja uangmu Summer, biar aku yang membayarnya" Ia mengambil dompet yang berada di saku celana jeansnya dan mengeluarkan beberapa lembar dollar.

Seketika aku membulatkan mataku. "Tidak tidak Brad, biar aku membayar sendiri pesananku. Aku tak mau merepotkanmu lagi" Aku menahan tangannya untuk tidak memberikan semua uang itu kepada pelayan wanita tersebut. Tetapi Brad lebih cepat dari pada aku. Ia lebih dulu memberikan uang tersebut kepada pelayan wanita tersebut. Aku menghela nafas pasrah. "Ya Tuhan Bradley" Ucapku lemah.

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang