CHAPTER 40 - Unconditionally

18 2 1
                                    

!!!WARNING!!! 18+18+

Pagi yang mendung ini, aku ditemani oleh secangkir kopi dan tayangan perkiraan cuaca di televisi. Aku tidak ada kegiatan hari ini, well, sepertinya begitu. Karena lagi-lagi Brad pergi dengan urusan pekerjaannya. Bahkan dia pergi sebelum aku bangun dari tidurku. Aku tidak tahu dia pergi sepagi apa, karena aku sendiripun bangun cukup pagi yaitu pukul 07.00 A.M. Brad sama sekali tidak mengirimku pesan sampai detik ini. Jadi aku tidak tahu sebenarnya dia kemana, jadi aku berasumsi saja kalau dia sedang ada urusan pekerjaan.

"Kau tidak pergi kemana-mana hari ini?" Mum tiba-tiba mengalihkan lamunanku. Mum duduk bergabung bersamaku di sofa.

"Tidak mum, sepertinya hari ini memang waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu seharian di rumah saja," ujarku.

"Brad pergi dengan temannya pagi tadi, dia bilang kau masih tidur jadi dia tidak tega membangunkanmu," ujar Mum yang berhasil membuatku terheran. Teman? Dia pergi dengan teman yang mana? Dia tidak pernah cerita, jika dia masih berhubungan dengan teman-temannya di London. Well ya, mungkin dia hanya menemui teman lama. Lagi pula aku tidak mau terlalu mengambil pusing dengan kecurigaan-kecurigaan yang tidak perlu.

"Bagus jika dia berkumpul dengan teman-temannya, karena akhir-akhir ini dia sedang melalui banyak hal yang cukup sulit, jadi kupikir dia berhak mendapatkan pelipur."

"Dia benar-benar anak yang tangguh," celetuk Mum.

"Benar."

Aku tidak akan pernah menyangkal suatu kebenaran bahwa Brad merupakan pria yang tangguh. Sulit bagiku untuk meragukan fakta tersebut. Dia sudah mencakup hampir seluruh kriteria pria impianku. Tapi satu hal yang masih mengganjal dipikiranku─dari semua keyakinanku kepadanya, mengapa aku masih ragu padanya perihal pernikahan. Bahkan aku tidak tahu, dari mana keraguan ini berakar. Apakah Brad yang belum memenuhi ekspetasiku ataukah justru aku yang meragukan diriku sendiri? Hal ini berhasil membuat isi kepalaku seolah sedang diacak-acak oleh permasalahan yang seharusnya kuanggap sederhana.

"Mum─bagaimana kau menghadapi suatu pernikahan? Aku tahu bahwa pernikahan itu bukan perihal bahagia saja, tapi banyak hal yang harus dilewati, apa yang kau rasakan pada saat itu mum?"

Mum menyipitkan kedua matanya, menyengir curiga padaku, dan sedikit menahan tawanya. "Wow, putriku tiba-tiba menanyakan perihal pernikahan," ujarnya.

"Hentikan mum, jangan berprasangka yang tidak-tidak padaku, aku hanya bertanya─hanya itu."

"Mum tidak berprasangka padamu, sayang. Well, pada saat itu yang mum rasakan hanya bahagia yang tidak ada ujungnya."

"Sungguh? Tidak ada keraguan atau sesuatu yang membuat keyakinanmu sedikit tergeser?"

"Kenapa aku harus ragu pada ayahmu, Summer? Keyakinan Mum pada ayahmu muncul begitu saja, dan terbukti sampai akhir hayatnya ayahmu tidak pernah gagal menjadi ayah dan suami yang hebat," tutur Mum. "Summer sayangku, keraguan terhadap seseorang hanya muncul ketika kita menuntut kesempurnaan padanya. Padahal kita tahu bahwa tidak satupun orang di dunia ini yang sempurna, bahkan diri kita sendiripun tidak sempurna. Kenapa kita menuntut orang untuk sempurna padahal diri kita tidak sempurna? Tanpa kita sadari itu merupakan tindakan yang egois dan kejam terhadap seseorang." Sambungnya.

Aku tertegun seketika. Tiba-tiba merasa menjadi orang paling jahat. Astaga, apa yang telah kuperbuat? Benarkah selama ini ternyata aku menuntut kesempurnaan pada Brad di samping dia menerimaku tanpa syarat? Sungguh, aku tidak sanggup membayangkan kekecewaan yang telah dia sembunyikan selama ini.

"Tapi bagaimana jika seseorang sudah terlanjur kecewa karena ke-egoisan tersebut? Apa dia akan berhenti mencintai?" tanyaku.

"Ini bukan perihal berhenti mencintai atau tidak, tapi lebih ke bagaimana memperlakukan seseorang yang mencintai kita tak bersyarat. Kita tahu orang seperti itu tidak akan mudah berhenti mencintai seseorang dengan begitu saja. Ada dua pillihan, jika tidak mencintainya, maka tinggalkan, jangan menggantungnya dengan alasan keraguan, itu sama saja kau membunuhnya secara perlahan, atau bertahanlah dan cintai sebagaimana dia mencintaimu tak bersyarat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang