CHAPTER 17 - Fear

107 13 1
                                    

Perlahan aku membuka mataku setelah kurasakan sebuah tangan mengusap lembut rambutku. Mengerjapkan mataku beberapa kali, aku melihat sekelilingku, ini bukan kamarku. Dimana aku?

Aku menoleh ke sampingku, aku mendapati Brad yang tengah duduk tepat di samping ranjang yang sedang kutiduri. Brad memandangiku dengan senyumannya yang mengembang.

"Hei, syukurlah kau sudah sadar" Kalimat itu terucap dari mulutnya.

Aku mengerutkan dahiku bingung. Aku bersumpah, aku tidak tahu, sedang berada dimana aku sekarang dan hal apa yang baru saja terjadi padaku.

"Aku sedang berada dimana Brad?"

Brad kembali tersenyum lalu mengusap lembut rambutku.

"Kau sedang berada di rumah sakit Summer, kau pingsan siang tadi" Ujarnya.

Seketika aku teringat akan hal terakhir yang baru saja terjadi padaku. Ya, aku sedang marah pada Brad, sakit kepala kembali menyerangku, dan semuanya menjadi gelap setelah itu.

Aku kembali memejamkan mataku dan kembali membukanya dalam hitungan detik.

"Apa kepalamu kembali terasa sakit?" Tanyanya dengan raut wajahnya yang terlihat panik.

Aku menggeleng dengan lemah. Seketika ia terlihat menghela nafas lega.

Detik itu pula pintu kamar ini terbuka dan aku melihat seorang dokter wanita beserta satu perawatnya yang juga wanita berjalan menghampiriku. Senyuman ramah terukir di wajah dokter paruh baya tersebut.

"Hello, kau sudah sadar rupanya" Ucapnya dengan begitu ramah. "Oke, biar kuperiksa terlebih dahulu kondisimu"

Sarah, begitu nama dokter yang kulihat pada name tag nya, mulai memeriksaku dengan stetoskopnya, memeriksa mataku dengan senter kecilnya lalu berakhir dengan mengecek selang infus yang menempel pada tanganku.

"Apa kepalamu masih terasa sakit?" Tanya Sarah padaku. Aku hanya menggeleng sebagai responku. Sarah kembali tersenyum padaku.

"Kondisimu sudah lebih baik daripada tadi. Kurasa karena kekasihmu yang sedari tadi terus menemanimu hingga kau sadar" Ujar Sarah seraya tersenyum jahil padaku dan juga Brad lalu Sarah mulai menuliskan sesuatu pada papan yang sedang ia genggam.

Kekasih? Oh yang benar saja. Gadis batinku seketika menertawaiku. Benarkah sedari tadi Brad menemaniku disini?

"Karena kondisimu sudah cukup membaik, malam ini juga kau sudah diperbolehkan untuk pulang" Mendengar hal tersebut seketika aku menghela nafas lega. Demi apapun, aku sangat membenci rumah sakit.

"Aku mengingatkanmu untuk istirahat yang cukup dan yang terpenting adalah jangan pernah melewatkan sarapanmu. Brad kuharap kau untuk selalu mengingatkannya dalam hal ini" Ujar Sarah.

Aku melirik pada Brad yang masih berdiri di samping ranjangku. Kulihat ia mengangguk dengan mantap.

"Ya tentu saja, terima kasih banyak Sarah" Jawab Brad.

Sarah kembali tersenyum dan berangsur pamit pada kami.

"Summer apa kau tak apa jika kutinggal sebentar? Aku perlu mengurus admistrasi dahulu" Tanya Brad.

Aku menoleh kearahnya. "Ya" Jawabku singkat seraya mengangguk padanya.

"Aku tak akan lama, aku berjanji untuk segera kembali" Aku meresponnya hanya dengan senyuman simpulku. Sedetik kemudian ia melenggang keluar dari kamarku.

***

Seperti apa kata dokter tadi, ya malam ini aku sudah diperbolehkan untuk pulang. Well walaupun saat ini aku masih terbaring di kasurku tapi setidaknya aku sudah keluar dari rumah sakit.

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang