CHAPTER 38 - Violet

32 3 1
                                    

Summer's POV

"Kita tidak harus pergi kesana jika kau tidak mau," ujar Brad terhitung sudah mengulang kalimat itu lima kali sejak aku mulai bersiap-siap dengan pakaianku untuk pergi ke makan malam di rumah Kyle.

"Brad, sudah kukatakan jika aku akan pergi kesana dan aku tidak keberatan dengan tawaran itu," jawabku. Aku memandangi pantulan wajah Brad dari cermin didepanku. Dia tampak sangat gusar. Ya, sejak awal Brad bersikeras menolak tawaran makan malam dirumah Kyle. Di samping itu, Kyle menghubungiku dan mendesakku untuk datang ke makan malam itu dengan Brad. Dia sangat berharap besar kepada keponakannya agar datang kerumahnya dan membicarakan permasalahan yang sempat memanas diantara mereka. Aku terus meyakinkan Brad untuk datang bersamaku kesana, tetapi Brad tetaplah Brad. Dia bersikeras menolak dengan alasan yang sudah kumengerti.

"Aku tidak mau pergi kesana, tapi aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendiran."

"Maka, pergilah bersamaku Brad," bujukku. Brad diam, tidak memberikan jawaban maupun respon lainnya. "Brad, aku mengerti dan menghargai alasanmu menolak. Tapi sampai kapan kau akan seperti ini terus? Aku sudah lama mengenalmu dan aku cukup tahu kau bukanlah orang yang menyukai kebencian di dalam suatu keluarga, jadi untuk apa kau mempertahankan kemarahanmu itu?"

"Aku membenci Tristan, kata maaf darinya tidak akan mengubah apapun. Ku harap kau juga mengerti bagian ini."

"Aku mengenalmu sebagai seorang yang rendah hati, bijaksana, dan penyayang. Jika kau bersikeras dengan pendirianmu untuk selamanya membenci Tristan, itu artinya aku tidak lagi mengenalmu sebagai seorang Brad Simpson."

"Kenapa kau berbicara seperti itu padaku?"

"Brad," ujarku. Aku berbalik, melangkah maju menghampiri Brad yang duduk di tepi ranjang. Aku meraih kemejanya dimana semua kancingnya belum ia kaitkan, lantas aku meraih kancingnya kemudian mengaitkannya satu per satu dan menyisakan dua kancing teratas yang sengaja tidak kukaitkan. "Menurutmu, apa yang akan kau dapatkan dengan membenci seseorang? Keuntungan seperti apa yang kau peroleh?" tanyaku.

"Karena sudah sepantasnya Tristan mendapatkan itu."

"Aku tidak setuju denganmu," tukasku.

"Apa?!" Brad mengernyit. Aku tahu, mungkin dia berpikir bahwa aku tidak berada di pihaknya karena tidak sependapat dengannya. Tapi sungguh, kali ini aku memang tidak membenarkan pemikirannya. Brad bukanlah seorang pembenci maupun pendendam, dia adalah orang yang penyayang dan pemaaf. Jadi bisa ku katakan bahwa di dalam lubuk hatinya paling dalam Brad mungkin tidak ingin memberikan kebencian kepada siapapun termasuk Tristan. Dan akupun tidak tahu apa yang membuatnya bersikeras.

"Brad, tidak ada yang bisa diperoleh dengan membenci orang. Jika kau pikir kepuasan yang bisa didapat, menurutku itu salah besar. Tapi apakah kepuasan itu akan sebanding dengan apa yang telah Tristan perbuat padamu? Semua itu tidak akan sebanding Brad."

"Aku tidak mencari kepuasan yang kau maksud."

"Lalu apa yang kau cari?"

Brad terdiam.

Masih diam. Matanya seperti sedang mencari suatu kata yang bisa di katakan.

"Kau bahkan tidak tahu apa yang sedang kau cari. Brad, kumohon bijaksanalah dalam menghadapi ini. Berhentilah bersikap keras pada Tristan. Percayalah, memaafkan dan membiarkan semuanya berlalu akan terasa lebih baik daripada menyimpan rasa benci. "

"Aku tidak bisa membiarkan semuanya berlalu dengan begitu saja, Summer. Tristan pernah berusaha untuk mencelakaimu dan aku tidak bisa membiarkan hal itu berlalu dengan begitu saja. Yang kupunya sekarang hanyalah dirimu, Summer. Jika Tristan mencelakaimu dan aku kehilanganmu―" tiba-tiba Brad mengentikan kalimatnya, menunduk, berusaha menyeka sesuatu di wajahnya. Tanpa berpikir panjang, aku membawanya ke pelukanku. "Kuharap kau mengerti," sambungnya singkat.

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang