CHAPTER 27 - Jealousy

129 16 1
                                    

Kami memutuskan kembali ke New York setelah hampir satu minggu aku dan Brad di Westminster. Sebenarnya aku masih merasa berat untuk kembali ke New York dan lagi-lagi aku harus meninggalkan keluargaku di Westminster.

Tapi bagaimana lagi, kuliahku sudah mulai terbengkalai selama hampir satu minggu. Begitupun dengan Brad, tak hanya kuliahnya bahkan ia rela selama hampir satu minggu tak mengurusi perusahaannya demi menemaniku di Westminster.

Tapi di samping itu semua aku bersyukur karena dokter mengatakan jika kondisi mum sudah mulai membaik. Mum sudah bisa beraktivitas seperti biasanya tapi hanya dirumah dan dokter tidak menganjurkan mum untuk kembali bekerja. Awalnya mum bersikukuh tidak menyetujui hal tersebut, tetapi setelah kami semua meyakinkannya kembali, akhirnya mum mengalah karena bagaimanapun juga ini demi kesehatan mum.

Saat ini aku tengah berada di perpustakaan seraya menunggu kelas Brad berakhir karena setelah ini aku berniat mengajak Brad untuk berbelanja bahan-bahan kebutuhan makanan mengingat persediaan kami sudah mulai menipis.

Mengenai pekerjaanku, hari ini aku belum kembali bekerja di kafe milik Lori. Kurasa besok aku sudah akan mulai kembali bekerja. Mengingat aku sudah merasa tak enak pada Lori karena sudah sering kali aku tidak masuk kerja.

Mendongakan kepalaku, kurasakan sedikit pegal pada leherku setelah cukup lama aku menunduk dan terfokus membaca bukuku. Kusandarkan punggungku pada sandaran kursi lalu sekilas aku melirik jam tanganku. Astaga, kenapa Brad lama sekali?

Pandanganku seketika terhenti pada sebuah koran yang tengah di baca oleh seorang pria yang tengah duduk di sampingku. Astaga, bahkan berita itu sampai menjadi headline pada koran.

"Hey boleh kupinjam koranmu sebentar?" Tanyaku lalu sedetik kemudian pria tersebut mengangkat kepalanya lalu menoleh kearahku dengan tatapan malasnya.

"Boleh aku pinjam koranmu?" Tanyaku kembali.

"Untuk apa?"

"Ada yang perlu kubaca pada koranmu"

"Apa kau tak lihat aku tengah membacanya?" Balasnya yang terdengar menyebalkan di telingaku. Sial, kurasa aku bertanya pada orang yang salah. Ugh, jika aku sedang tak membutuhkan koran sialanmu itu aku juga enggan bicara denganmu.

"Hanya sebentar kumohon, setelah itu akan kukembalikan padamu lagi"

Butuh beberapa detik dirinya untuk merespon dan akhirnya ia memberikan korannya padaku tanpa sepatah katapun.

"Terima kasih" Ujarku lalu mataku langsung tertuju pada headline koran tersebut.

TOM GARDNER TERDUGA TERSANGKA DIBALIK PEMBUNUHAN DIREKTUR PERUSAHAAN PERHOTELAN JOE ANDERSON

Awalnya kami mendapat kabar tersebut dari Frank ketika kami hendak kembali ke New York setelah hampir seminggu aku dan Brad di Westminster. Well, itu memang kabar yang cukup mengejutkan bagiku.

Dari beberapa berita yang aku dengar, tentang kerja sama yang pernah terjalin antara SPE dan sebuah perusahaan yang mengatasnamakan kepepemilikan oleh Tn. Gardner, ternyata hanya sebagai kedok semata sehingga mempermudahnya untuk merampas aset perusahaan Brad.

Aku tak habis pikir, ternyata sebegitu liciknya seorang Tn. Gardner. Dan mengenai Caitlin, sejak kejadian itu, kini ia jarang menampakan batang hidungnya. Entahlah, mungkin hanya aku yang jarang melihatnya.

Aku terperanjat kaget ketika tiba-tiba saja kurasakan sebuah tangan memelukku dari belakang. Aku mengalihkan pandanganku dari koran yang sedang kubaca lalu menoleh kebelakang.

"Baby"

"Bisakah kau tak mengejutkanku?" Brad hanya terkekeh dan ia mengecup pipi sebelah kananku lalu tangannya berangsur menarik sebuah kursi di sampingku dan mendudukan dirinya pada kursi tersebut.

Just You (Bradley Simpson)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang