rvld

489 54 26
                                    


got you.

***

Hari Rabu, 25 Oktober, adalah hari di mana banyak orang berkumpul di kediaman Atmadja untuk sleep over party.

Max mengundang teman-temannya, Fiona, serta teman-teman Fiona untuk tidur di rumahnya untuk berangkat karya wisata ke Yogyakarta keesokan harinya sampai dengan hari Sabtu.

Pukul 15.30, lebih dari 30 orang itu sibuk dengan apapun yang mereka inginkan. Sebagian besar dari mereka sibuk menonton film, ada beberapa yang sibuk di ruang musik, ada juga yang sedang makan di meja makan di dekat dapur, tempat Audrey berdiam diri dengan segala masalah hidupnya.

Lagu Boys yang dinyanyikan oleh Charlie XCX terputar dengan keras dari kamar tempat para gadis nantinya akan tidur. Lagu itulah yang mewarnai percakapan di antara Alex dan Ronald di meja makan.

"Gue mah tiap hari kerjaannya nebak warna BH si Floren."

"Wah, gila, lo."

"Ya gimana anjir. Dia pakenya warna ngejreng, gak pake kaos dalem lagi." Alex menggaruk kepalanya. "Mana duduk depan gue."

"Minta pindah, lah," ujar Harris yang datang ke dapur untuk menaruh piring—

Audrey mengerjap sebelum sadar dari lamunannya. "Taro aja di wastafel, ntar gue cuci."

"Ini masih bersih kok," ujar Harris.

"Lo tadi makan nasi di situ, kan?"

"Iya, sih." Harris menaruh piring itu ke rak piring bersih. "Tapi, lo liat aja si Mek. Tuh, maksa pake kertas nasi di atas piring. Sendok sama gelas aja diganti pake yang plastik."

Audrey baru menyadari itu.

Di ruang tamu sebagai titik kumpul semua orang, Max sibuk memarahi teman-temannya yang makan tanpa kertas nasi sebagai alasnya. Mereka yang tidak menggunakan piring dan gelas plastik pun kena amarah cowok itu.

"Ada yang bisa gue bantu, Drey?" tanya Ronald yang sudah duduk di hadapannya bersama Alex dan Harris di kedua sisinya.

Audrey sedikit terkejut mendapati hal itu. Gadis itu menggeleng. "Thanks."

"Lo pulang jam berapa?" tanya Alex dengan tatapan mengaguminya.

"Gue nggak pulang, diminta tante Ayana untuk jagain Stephanie sampe Sabtu."

"Oh. Berarti—"

"WOY LO BETIGA, SINI!!"

Ketiga cowok itu menoleh ketika seseorang dari ruang tengah memanggil mereka, lalu memilih untuk pamit ketika mengetahui ada yang penting yang harus 22 orang itu bicarakan.

"Bentar, ya, Drey," ujar Alex, Ronald, dan Harris hampir bersamaan.

Ketiganya pergi meninggalkan Audrey yang kembali termenung tanpa senyum sedikitpun. Tiga orang tadi digantikan oleh Fiona yang masuk ke dapur untuk mengambil sebuah mangkuk di belakang gadis itu.

Mangkuk Thomas and Friends kesayangan Max itu.

Audrey melihat Fio mengambil piring itu, tapi dia se-masa-bodoh itu untuk sekadar menegur gadis itu, manusia yang berpengaruh buruk dalam hidupnya.

"Itu HP lo?" tanya Fio, merujuk pada IPhone 7 hitam di hadapan Audrey.

Oh, ternyata pacar Max itu masih mempunyai bibir ketika bersamanya.

Fio berkata sebelum berlalu, "Uang dari mana, Drey?"

Tidak lama kemudian, teman-teman Fio yang dulu gadis itu dan Audrey benci bersama, mendatangi dapur untuk menaruh banyak sekali piring kotor.

ephemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang