chttn

622 60 14
                                    

why are good people treated like shit?

***

Tujuh hari kemudian, tribun lapangan futsal.

"Drey, yang kena bola kan lo sama Fio. Kenapa Fio yang dianter pulang?" tanya Becca terdengar tidak terima.

Audrey masih mengompres pelipisnya untuk meredakan sakit akibat terkena bola tadi.

"Gue yang suruh. Karena gue hari ini dijemput mama." Audrey sesekali meringis. "Fio kan pulang sendiri. Kesian."

"Iya, sih." Becca menggaruk keningnya yang tidak gatal. "Tapi, kan..."

"Udah. Itu urusan gue." Audrey tersenyum menenagkan. "Tuh, Tyler. Eh lo berdua jadian, ya?"

Becca bangkit dari tribun kala melihat cowok ber-hoodie bergradasi biru muda itu berjalan ke arahnya. Gadis itu menyandang ranselnya, lalu menggeleng pelan.

"Dia susah banget pekanya," ujarnya gemas, "gimana sih, Drey, caranya supaya dia cepet tau kalo kita sayang sama dia?"

"Ya bilang lah. Cuma gitu doang ribet amat."

"Ish."

Becca hampir mengomel ketika Tyler sudah berada di belakangnya untuk berkata.

"Re, jadi cari bahan buat dekor, kan?" tanya cowok itu yang sudah berdiri menghadap gadis berambut kecoklatan itu.

Becca mengangguk. "Ayo."

Putra dari Aleesa Rehuelle Swan dan Christian Swan itu hampir berbalik ketika Audrey memanggilnya.

"Ty," panggil Audrey.

Tyler menoleh, mengangkat kedua alisnya.

"Sebenarnya, Becca itu—hmpt!!"

Rebecca segera menutup mulut temannya, lalu menginjak kaki Audrey keras-keras sekali.

"Argh!" erang Audrey tertahan.

Tyler mengernyit. "Becca kenapa? Laper? Ya udah, ke kantin dulu aja. Mumpung masih buka."

Becca memelototi Audrey sesaat, sebelum menarik tangan Tyler. "Ayo, Ty."

"Kayak ada debaran gitu di dadany—hmppt!!"

Audrey malah geli ketika Becca membekapnya dan mencubitnya dengan geram.

Tyler kali ini terlihat khawatir. "Lo udah cek ke dokter jantung, Re? Mama gue juga dulu gitu. Jangan stress, katanya."

Audrey, yang masih duduk, menarik bahu Becca untuk berbisik, "Ternyata beneran gak peka banget, ya?"

Yang dibalas cewek itu dengan, "Kan udah gue bilang."

"Ya udah, tiati ya lo berdua!" pesan Audrey sambil mendorong Becca menjauh.

"Bye, Drey," pamit Rere, disusul Tyler, sebelum benar-benar pergi.

Sebelum keduanya sejauh itu untuk tidak dapat didengar Audrey, perkataan Tyler terdengar sedikit takut.

ephemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang