tgthr

1.3K 99 6
                                    

Seperti remaja pria pada umumnya, hari Sabtu Max terisi kurang-lebih 3/8 nya dengan jam bangun tidur yang ngaret. Dia baru terbangun pukul 10.03.21, itu pun berkat adiknya yang memutar lagu Turn Down For What di telinganya dengan volume yang nggak nyantai.

Pukul 09.30.45, Max sudah selesai mandi. Sebuah notifikasi di ponselnya membuat cowok itu batal turun ke lantai bawah.

Gatha Jere: Max

Gatha Jere: Masi marah?

Gatha Jere: Cuma mau ngabarin, aku hari ini mau ke toko buku langganan. Sendiri.

Gatha Jere: Mau nyari novel doang.

Gatha Jere: Udah itu aja.

Gatha Jere: Take care ya ❤

Tanpa membalas, Max segera turun ke lantai bawah setelah mengenakan jaket hitam dan celana jeansnya.

Cowok itu mencium pipi adiknya, lalu ibunya yang berada di ruang keluarga dan masih terlihat jengkel karena semalam ia pulang larut.

Kepada ayahnya yang sedang sibuk dengan mobilnya, dia hanya memberikan salam dengan jari telunjuk dan jari tengah yang ditempelkan dan digerakkan dari pelipisnya ke depan.

Salam jenis itu namanya salam keren.

Salam keren hanya digunakan oleh Max kepada Papanya dan Tyler, dua orang pria terdekat dengannya.

Max menaiki dan menyalakan motor hitam polosnya. Cowok itu tidak menyesal dia tidak membalas pesan gadisnya.

Because he knows that girls love actions.

***

Audrey menggigit bibirnya. Dia kali ini berburu novel dengan tidak enak hati. Ambil contoh, ketika dia membaca blurb sebuah novel, yang ada di pikirannya hanyalah deretan kata yang melayang-layang tidak jelas di kepalanya. Tadi juga dia tidak fokus ketika berbicara dengan Fiona di telepon, sahabatnya itu tidak bisa menemaninya karena kedatangan saudara dari luar negeri yang sangat jarang datang berkunjung.

Audrey mengecek ponselnya lagi.

Sial, Max benar-benar membencinya.

Gadis itu mengusap wajahnya. Dia berdiri di pojok rak yang sepi demi menetralkan pikirannya. Tapi, apa daya, yang ada pikirannya malah tambah—

"Cari siapa, Sayang?"

Audrey sedikit terlonjak.

Dan Max benar-benar membencinya, karena cowok itu berniat membunuhnya dengan memeluknya dari belakang dan mencium pipinya tiba-tiba.

"Lo enak banget sih, Tha?"

Panggilan itulah yang dimiliki Max seorang untuk memanggil namanya.

Audrey mengerjap, membalikkan tubuhnya dengan wajah memerah dan gestur salah tingkahnya.

"Udah dapet apa yang lo cari?" tanya Max.

Menggigit bibirnya, cewek itu menggeleng pelan.

"Kenapa?"

"Gue...."

"Gak tenang, ya?" tembak Max tepat sasaran. Cowok itu menyelipkan sejumput rambut yang lari dari kunciran ekor kuda gadisnya. "Maaf, salah gue."

ephemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang