fr

470 50 9
                                    

you control the fire of the dragon.

***

Rabu, 7 September.

Stephanie.: Bawain makanan dong

Stephanie.: Cepet gw lapeeeeer

Stephanie.: Woy setan

Stephanie.: Gue laporin mama loh

Stephanie.: HEH!!!!

Stephanie berdecak kesal kala kakaknya hanya membaca pesannya namun tidak membalasnya. Seakan belum cukup umpatable, kakaknya itu tidak mengacuhkan dua pesan terakhir, alhasil pesannya hanya berakhir terkirim tanpa terbaca.

Cewek itu terdiam untuk mencari ide demi membuat kakaknya mengantarkan makanan sepulang dari sekolah.

Minggu itu, Stephanie dan Max sama-sama pulang pukul 11 siang. Bedanya, Stephanie lebih suka di rumah, sedangkan Max lebih suka berkeliaran. Dan, sesampainya di rumah, gadis itu baru ingat bahwa dia tidak mempunyai sumber energi kimia apapun yang bisa diasup tubuhnya.

Satu-satunya yang bisa diharapkan hanyalah kakaknya yang semenyebalkan itu untuk dimintai tolong.

Setelah sekian lama berpikir, gadis itu akhirnya menemukan apa yang harus dia jadikan senjata.

Stephanie.: Kak di rumah ada Kak Audrey

Stephanie.: Dia masi pucet.

Stephanie.: Coba tolong beliin makam

Stephanie.: MAKAN ASTAGA MAKAN YA TUHANNN

Maximus Ryan: Mau makan apa?

Stephanie tersenyum puas.

Stephanie.: Apa aja.

Stephanie.: Beli 3 ya, buat gue, kak Audrey sama Mickey.

Maximus Ryan: mickey?

Stephanie.: tmn gw

Maximus Ryan: oh

Stephanie.: yg suka sama Kak Audrey.

Maximus Ryan: *read*

"KAK AUDREEEEEY!!!" teriak Stephanie lantang dari ruang musik, ruang yang, mulai hari ke-6 masa bakti Audrey itu, dijadikan sebagai tempat les privat yang efektif.

Audrey menusuk-nusuk pundak Stephanie. "Steph, gue di sebelah lo."

"Oh iya, hehe. Gue kangen."

"Agak kesel, ya," ujar Audrey sambil tertawa paksa. "Lo udah sampe nomor berapa? Taro dulu HP-nya, coba."

"Iya, iya." Gadis itu meletakkan ponselnya, lalu mulai memegang pulpennya. "Ini gue dikit lagi beres."

"Steph," panggil Mickey pada Stephanie yang sudah mulai bergulat dengan soal. "Gue minjem piano, ya. Bosen."

"Hm," deham gadis itu mengiyakan.

"Lo udah selesai, ya, Mick?" tanya Audrey pada Mickey, yang memilih untuk ikut les privat dengannya. "Coba, gue periksa."

"Nih," Mickey memberikan selembar kertas berisi jawabannya, lalu bangkit dari tempat duduk lesehannya ke atas bangku piano.

Diiringi musik River Flows in You karya Yiruma yang saat itu dimainkan oleh salah satu anak didiknya, Audrey memeriksa selembar soal tadi yang berisi jawaban dengan cara yang luar biasa sulit dimengerti baginya.

ephemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang