"Video apa maksudmu?" kali ini reaksinya berubah penasaran.

"Aku juga tidak tahu. Aku melihatnya samar-samar, aku tidak yakin apa itu."

Dia diam sebentar. Matanya mendelik ke bawah menatap ujung kakinya di atas karpet. Jules terlihat seperti sedang berpikir, sementara aku menunggu sambil sesekali melirik ke arah layar tv. Apa kira-kira yang ingin dia sampaikan?

"Kenya, kau ingat ketika aku memberitahumu bahwa Liam bekerja pada seseorang untuk membuat film panas?"

Aku mengangguk.

"Liam tidak bekerja sendiri. Well, seharusnya aku tidak banyak bicara soal ini tapi kurasa kau perlu tahu karena sekarang kau bergaul dengan mereka." Mereka? Mereka yang mana? Spontan aku jadi merasa was-was. "Beberapa orang dari mereka bekerja pada Liam, termasuk Mike."

"Aku tahu itu."

Matanya melebar, kaget. "Kau tahu?"

"Harry yang memberitahuku."

"Oh. Lalu apa kau tahu kalau Liam sering mencari gadis untuk ditawari bermain dalam filmnya?"

"Ya, kau sudah pernah bilang."

"Nah, Zayn adalah salah satu anak buahnya. Dulu dia bekerja pada Liam untuk mencari para gadis yang mau dijadikan pemain secara cuma-cuma, tapi dia berhenti semenjak dia sudah tidak mempercayai Liam lagi dan pindah frat. Mike orang baru dalam hal ini."

Oh. Gadis batinku membuka mulutnya lebar-lebar. Lantas aku diam dan mulai berpikir lagi. Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa, sedikit terkejut mengetahui beberapa kenyataan mengenai Liam dan para anak buahnya. Tetapi jika Zayn memang tidak menyukai Liam, mengapa keduanya terlihat seperti baik-baik saja? Bahkan kemarin dia mendukungnya dalam adu balap. Dan lagi ada satu hal yang perlu aku pastikan lebih lanjut. "Siapa lagi yang bekerja dengannya?"

Jules langsung memandangku getir. Tatapannya terpaku lurus padaku dan aku tahu kalau dia termasuk dalam daftar. "Harry. Tapi aku tidak tahu apa dia masih sering bekerja untuknya atau tidak. Setahuku dia sudah berhenti, tapi melihat bagaimana mereka mulai kembali sering berkomunikasi aku menjadi tidak yakin. Ada kemungkinan jika Harry bekerja padanya lagi."

Sialan. Tanganku mengepal dan batinku merosot mengetahui dugaanku ternyata benar. Tapi mengapa Harry bisa bekerja padanya? "Kupikir mereka saling membenci?" suaraku terdengar mengkhianati dan rapuh. Aku menelan ludah, berusaha menjernihkan kerongkonganku yang berat. Aku tidak suka akan kenyataan bahwa Harry pernah bekerja pada Liam untuk membuat film panas dengan para gadis murahan!

"Memang, tapi Liam memiliki sesuatu yang bisa membuat Harry kembali. Kau harus tahu betapa besar kemampuan Liam dalam mengintimidasi seseorang. Mau tidak mau kau harus menurutinya."

"Seburuk itu kah? Memang dia pikir dia siapa?"

Jules tergelak ironi, menyenderkan punggungnya di senderan sofa setelah meraih mug-nya di atas meja. "Dia bajingan besar. Liam selalu mendapatkan apa yang dia inginkan." Jules menyesap kopinya sesaat. Dan untuk beberapa alasan, aku langsung menahan napas ketika memikirkan semua ucapannya. Ini mengerikan. Mendesah lega, dia menaruh mug-nya lagi sebelum merebut remot tv di tanganku. "Harry hanya bertugas merekam video dan mengeditnya, setahuku dia jarang terlibat di dalam video."

Oh, tapi tetap saja aku tidak suka! Batinku menjerit. "Aku merasa sedikit heran dengan penjelasanmu, kau bilang kelompok kalian terpecah sampai-sampai kalian memiliki kubu sendiri-sendiri, tapi mengapa Liam masih sering datang ke frat dan bergabung dengan yang lain?"

"Liam menginginkan mereka kembali untuk bekerja dengannya. Wajar jika ada istilah perang dingin di antara Liam dengan Harry dan Zayn. Kedua orang itu sama-sama tidak menyukai Liam, tapi dia Liam. Bajingan itu tidak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Zayn memang membencinya, tapi kami semua adalah orang yang munafik, Kenya. Kami selalu memprioritaskan diri kami sendiri sebelum orang lain, jika Zayn berpikir dirinya akan mendapatkan keuntungan dengan berpihak pada Liam, maka tidak menutup kemungkinan jika Zayn akan kembali ke kelompoknya."

CHANGED (sudah DITERBITKAN)Where stories live. Discover now