~°• 26 •°~

Mulai dari awal
                                    

"Apertum secretum!!" Duff mengarahkan magic wandnya ke halaman buku tersebut.

Dengan ajaibnya halaman buku bagian kanan itu seperti terbakar dan membentuk tulisan 'tal'.

"tal? " tanya Melody saat melihat tulisan tersebut.

"Apa ini berkaitan dengan utusan Raja Elworth? " Lufi bertanya sekaligus memberikan jawaban bagi Crystal Shield.

"Namun tidak ada yang bisa memasuki ruangan ini selain Crystal Shield." Emily memberi fakta yang membuat mereka berpikir keras kembali.

"Kalau begitu kita bawa buku ini keluar ruangan." ucap Harry tanpa pikir panjang.

"Bagaimana kalau buku ini tidak dapat di keluarkan dari sini? " Tanya Lauren.

"Well, kita harus mencoba dahulu sebelum berpikiran negatif. " Lecca mengingatkan mereka semua setelah sekian lama hanya memerhatikan teman-temannya.

Duff dan Melody saling berpandangan lagi sebelum akhirnya mengangguk dan menutup buku berlambang crown itu.

Melody mencabut kunci soothtrack dari lambang mahkota itu dan mengalungkannya kembali pada leher jenjangnya.

Sedangakan batu crystal itu sudah aman dalam genggaman Emily.

Duff mengangkat buku crown itu dan berjalan menuju pintu keluar ruang rahasia ini diikuti dengan para anggota Crystal Shield.

Tanpa memberi aba-aba,laki-laki utusan Raja Elworth itu melewati pintu dengan santai dan tidak menimbulkan kekacauan apapun.

"Hah! Yang benar saja! " ucap Lufi yang masih tak percaya.

Melody hanya terkekeh melihat tingkah kekasihnya itu sebelum keluar dari ruangan rahasia itu.

"As expected for Duff. "

~•°●°•~

Bruuukk!!

"Aww!! Bisakah kalian pelan-pelan sedikit?! "

tidak, bukan seseorang yang di culik yang berteriak. Namun si gadis berambut pirang yang menggertakan gigi dan mengerutkan kening ngilu mendengar suara yang sangat besar ditimbulkan oleh tiga orang laki-laki.

Seperti yang dilihat, kedua laki-laki anggota Crystal Shield itu 'sedikit' membanting tubuh seseorang yang mereka culik.

"Sebenarnya perlukah kita menculik dia? Kita bisa saja bicara secara baik-baik. " Ucap Melody sambil menggeleng-geleng tak percaya dengan apa yang dilakukan Lecca dan Harry.

"Apa kalian gila?!! Dia adalah kepala Xtra elements!!" Lauren kembali berbicara setelah menghilangkan rasa ngilu pada pantatnya,sedangkan Stevan yang diculik hanya diam tak berbicara.

"Ehh, tapi dia sedang tidur jadi kubawa saja kemari. " jawab Harry tanpa rasa bersalah.

Lufi membuat wajah aneh dan menoleh ke arah Lecca yang mengendikan kedua bahunya.

"Itu bukan tindakan jahat kan? " jawab Lecca yang ber-tos-ria dengan Harry yang cekikikan.

Emily yang melihat 'tunangannya' bertingkah bodoh hanya bisa terkekeh pelan.

"Sepertinya kalian tak perlu menutup kepalanya dengan karung." ucap Max.

Ia berada di dekat Duff yang sedang membolak-balikan halaman buku crown yang ternyata benar-benar kosong.

"Jadi kita harus menunggunya sampai bangun? " tanya Duff.

"I appreciate, jika kalian singkirkan karung bau ini dari wajahku. "

"Oh! Sepertinya dia sudah bangun. " ucap Harry yang mulai menyingkirkan karung dari wajah Stevan dan membuka ikatan tali pada tangan laki-laki werewolf itu.

"Maafkan dia, dia memang sedikit gila,tidak usah ditanya." Emily berkata pada Stevan yang hanya mengangguk membenarkan.

"Okay, bukankah kita harus mengurus hal ini secara cepat? " Lufi mengingatkan mereka semua yang sedari tadi sibuk mengurusi kegilaan Harry.

"Lufi, benar." Melody mengangguk-anggukan kepalanya dan kembali memandang Duff yang mulai mendekatkan buku crown itu pada Stevan.

"Aku tak akan melakukan apa-pun sebelum kalian menjelaskan apa yang terjadi. " Laki-laki utusan Raja Elworth itu melipat kedua tangannya di depan dada dan berbicara dengan santai namun penuh perintah.

"Itulah yang akan kami lakukan. Berjanjilah kau tidak akan membuka mulut pada siapa pun bahkan pada Xtra elements!" kata Lauren penuh penekanan.

"Well, okay if it's necessary. Aku berjanji. " ucap Stevan masih dengan gaya santainya.

Ia sama sekali tidak canggung meskipun ada Melody di dekatnya.

"Seperti yang kau tahu, kami anggota Crystal Shield bertugas untuk melindungi Crystal Crown. Namun sebelumnya kami harus menemukan Crystal Crown terlebih dahulu. " Emily membawa suasana serius ketika ia mulai bercerita.

"Kami perlu buku yang sekarang ada di hadapanmu untuk melanjutkan tugas kami. Karena kau salah satu utusan Raja Elworth kau dapat memunculkan kata yang berkaitan dengan 'tal' yang muncul karena
Duff." Lanjut gadis itu.

Stevan mengangguk-angguk mengerti.
"Ya, aku mengetahui kalian tidak mungkin menceritakan semua rahasia yang kalian miliki padaku. Aku senang sekali bisa membantu, namun sayangnya aku tak tahu caranya bagaimana. " Stevan berkata sambil menurunkan kembali kedua tangan yang ia lipat di depan dadanya.

Emily melirik ke arah Duff,seolah menyuruhnya untuk berbicara.

Duff kembali mendekati buku yang berada tepat di depan Stevan.

"Aku membuat tanda ini dengan mantra rahasia yang tak mungkin di beri tahu siapapun kecuali Crystal Shield. " Laki-laki bersurai merah maroon itu menatap Stevan dalam-dalam.

"Karena itu tidak mungkin kau memakai sihir itu. " ucap Duff ambigu.

Stevan menarik satu alisnya ke atas dan tersenyum kecil,mengerti apa yang dibicarakan Duff.

"Jadi aku harus menggunakan mantra rahasia Xtra elements?" tanya Stevan memastikan.

Semua anggota Crystal Shield mengangguk membenarkan.

"Aku tidak ingin mengecewakan kalian, namun tidak ada mantra rahasia bagi Xtra elements." ucap Stevan lagi.

Melody mengerutkan keningnya berpikir keras untuk memecahkan masalah ini.

"Kalau begitu mantra yang menuntunmu menuju sesuatu yang berharga. " Duff berkata lagi.

"Bukankah semua mantra punya cara kerjanya di setiap waktu mantra itu diperlukan? Jadi semua mantra dapat menuntunmu ke suatu hal yang berharga. " Stevan kembali menjawab pernyataan Duff.

" Isn't it obvious? Aku memintamu untuk mengeluarkan mantra yang berkaitan dengan sesuatu yang menurutmu berharga. " Duff berucap seolah tidak butuh penjelasan dari Stevan. Ekspresi datar dan tenang tetap ada pada wajah tampan laki-laki berambut merah maroon itu.

Stevan kembali tersenyum kecil. Ia sedikit menunduk membuat rambut unik berwarna merah dan orange miliknya sedikit menjuntai ke bawah.

"Sepertinya aku mempunyai sihir itu." ucap Stevan yang mulai mengarahkan tongkat sihirnya pada halaman kosong sebelah kiri dari buku crown.

"Oblitius!! "

"A-apa yang kau lakukan?!!"

~•°●°•~

Haii

Jangan lupa meninggalkan jejak dengan vote comment dan follownya yaaa...

Thank you

~Viela

Crystal ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang