CHAPTER 11 - Hurt, But That's Okay

Start from the beginning
                                    

"Permisi nona, ini kopi panas pesanan anda" Ujarku seraya menaruh secangkir kopi tersebut di mejanya. Detik itu pula wanita tersebut yang tengah sibuk dengan ponselnya langsung mengalihkan pandanganya ke arahku.

"Thanks--"

Shit. Jika bisa Ingin sekali aku rasanya menghilang dari tempat ini sekarang juga.

"Oh bukankah kau Skyla? Oh tunggu, siapa namamu? Skylar? Sabrina? Sarah?--"

"Summer" Tukasku.

Ia berbicara seolah sedang mengingat-ingat namaku. Entah ia benar-benar tidak ingat atau sengaja berusaha memancing emosiku.

Ia mengangguk sekilas dan lagi, dengan tatapan meremehkannya.

"Oh whatev aku tak peduli siapa namamu" Ia menyesap sedikit secangkir kopi panasnya. "Well, kau menjadi seorang pelayan disini?"

"Kupikir kau gadis yang cerdas Caitlin" Ujarku datar.

Ia menarik satu alisnya. "Yes I am"

"Well di otak gadis cerdas tidak akan pernah terbesit pertanyaan semacam itu dimana ia sudah jelas-jelas melihat dengan mata kepalanya sendiri" Ujarku sarkas.

Seketika ia membelalakan matanya lalu menatapku dengan tajam. Memutar bola mataku, sedetik kemudian aku melenggang dari mejanya.

Tapi di saat itu pula kurasakan sebuah tangan mencengkram lenganku. Membalikan badanku, oh apa lagi maunya?

"Dengar! Aku hanya memperingatkanmu. Jangan pernah kau dekati Brad lagi apalagi hingga terbesit di pikiranmu untuk berusaha merebutnya dariku. Dia hanya milikku" Ucapnya diantara gigi-giginya yang mengatup.

Aku tergelak tertawa ironi. "Oh ayolah Caitlin, kau cemburu dengan persahabatanku dengan Brad?Oh menggelikan"

Lagi, tatapan tajamnya seolah berusaha menembus bola matamu. "I don't give a fuck about your fuckin' friendship. Dan kau, kuharap kau segera angkat kaki dari apartemen Brad. Kau tak sadar? Kau ini hanya menyusahkannya. Aku yakin, Brad hanya terpaksa membiarkanmu untuk tinggal di apartemennya karena ia begitu kasihan melihatmu yang tak cocok tinggal di kota metropolitan seperti ini. Jika kau masih menganggap dirimu itu gadis yang waras, kau pasti menyadari jika kau ini gadis tak tahu diri" Ujarnya di akhiri dengan senyuman liciknya. Oh itu dalam.

Aku menunduk lalu membuang muka darinya. Oh dia benar. Aku ini hanya bisa menyusahkannya. Bahkan kau lupa Summer? jika kau ini hanya gadis yang beruntung. Tapi benarkah, jika Brad hanya terpaksa membiarkanku untuk tinggal di apartemenya? Maksudku, mungkinkah Brad terpaksa disamping sikapnya yang begitu memaksaku untuk tetap tinggal di apartemenya. Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan?

"Kuingatkan lagi padamu, jangan pernah kau berusaha untuk mendekatinya. Di hanya milikku. Kau akan tahu sendiri akibatnya jika kau tak mendengarkan ucapanku" Ucap Caitlin. Tunggu, apa ia baru saja mengancamku?

Aku diam hanya menatapnya sekilas. Memilih untuk tak menanggapinya lagi, aku melenggang kembali ke meja kasir.

"Kau tak apa Summer?" Tanya Mark begitu kududukan diriku di kursi kasir. Aku menatapnya lalu mengangguk sekilas. "Wajahmu terlihat kacau" Ucapnya lagi.

Aku kembali menggeleng. "Aku tak apa Mark" Mark hanya mengangguk. "Mark, bisakah kau gantikan aku sebentar untuk mengantar pesanan-pesanan itu. Aku sedikit merasa lelah"

"Oh baiklah tak masalah, kalau begitu kau berjaga di kasir saja"

"Thanks Mark"

"No problem" Jawabnya seraya berjalan membawa kopi pesanan pelanggan.

Kau tak sadar? Kau ini hanya menyusahkannya. Aku yakin, Brad hanya terpaksa membiarkanmu untuk tinggal di apartemennya karena ia begitu kasihan melihatmu yang tak cocok tinggal di kota metropolitan seperti ini. Jika kau masih menganggap dirimu itu gadis yang waras, kau pasti menyadari jika kau ini gadis tak tahu diri. Ya Tuhan, kalimat itu masih teriang-iang di kepalaku.

Aku tak berusaha merebutnya dari Caitlin. Tapi aku mencintainya. Tak perlu bertanya seberapa dalam aku mencintainya, karena telah melebihi batas normalku. Tapi aku hanya bisa menunggumu Brad. Karena aku tak mau merusak kebahagiaan yang sedang kau miliki saat ini. Tak masalah bagiku jika aku harus terus seperti ini, karena hanya melihat wajahmu sudah cukup membuatku bahagia . Tapi apakah aku terlihat bersikap seolah ingin merebutnya?

To be continue...

Ayee Chapter 11 is up!! Sorry for typo also jika part ini terlalu biasa. Cz aku mulai kehabisan ide. But never mind, aku tetep nulis kok :))

Jangan lupa setelah baca vote dan comment yaa

Don't be a silent readers. Be a wise readers.

Thanks xx

Just You (Bradley Simpson)Where stories live. Discover now