My Beautiful Girl : 16

Mulai dari awal
                                    

Alessa menganggukkan kepala beberepa kali. "Iya, itu maksud gue. Gue pernah jadi caddy girl, beberapa minggu." Jawabnya cepat, itu tak sepenuhnya bohong.

Bibir Leo membulat, mendengar jawaban tersebut. Ia penasaran sejauh mana pengalaman kerja Alessa selama ini, dari beberapa cerita temannya Alessa bukan hanya pernah menjadi Office Girl. Perempuan itu pernah menjadi barista dan asisten koki. Caddy girl adalah pengalaman kerja yang baru ia ketahui darinya dan itu cukup membuatnya terkejut.

Hening sesaat.

"Lo gak ngerasa gitu, kalau kedua teman lo semena-mena sama lo?" Tanya Leo kembali membuka pembicaraan.

Alessa menghembuskan napas kecil. "Mereka udah ngeluarin uang buat gue main atau ke tempat yang mereka suka. Jadi ya... mau gak mau gue ngeluarin apa yang gue bisa." dengan tertawa pendek. "Gue bisa apa dengan keadaan gue yang kaya gini, gue udah bersyukur dengan mereka yang mau temenan sama gue." Lanjutnya, mengusap lengan bajunya. Alessa menatap ke arah Leo yang tengah menyetir dengan tatapan lelah. "Nanti kalau udah sampe bangunin gue, ya." Lirihnya.

Leo membuang muka ke samping sekejap, dia tiba-tiba bisa merasakan apa yang perempuan itu rasakan hanya dengan mendengar suara lemahnya. Ini tidak benar.

Di luar hujan turun dengan derasnya, tetesan air menimbulkan suara gemuruh yang mengisi ruang kosong di antara mereka berdua, disamping Alessa memeluk dirinya sendiri. Saat mobilnya tertahan di lampu merah, hal itu memudahkan Leo untuk melihatnya yang mencoba mencari kehangatan.

***

Alessa menatap layar komputer kampus dengan serius, di sisi kanan kirinya kedua sahabatnya mengetuk-ngetuk keyboard dengan ketukan malas.

Mereka sepenuhnya belum pulih dari mabuk semalamnya, hanya Alessa yang tekun mencari referensi untuk skripsinya.

Mega disamping mendesah pelan, ingin cepat-cepat pulang namun 30 menit lagi kelas akan dimulai.

Alessa meraba ponselnya yang bergetar di samping keyboard, melirik sekilas saat terdapat notifikasi masuk. Lalu mengangkat ponselnya ke depan wajah, saat mendapat transaksi masuk ke rekeningnya.

"Kenapa?" Tanya Gisel dengan membenarkan posisi duduknya.

Alessa tak menjawab, dia berdiri dari duduknya dan berjalan menjauh dari kedua sahabatnya.

"Hallo." Panggil Alessa, saat teleponnya terhubung.

Di sebrang pemilik suara berdehem.

"Gue mau ngomong soal gaji."

"Oh udah masuk?" Tanya Leo yang tengah berjalan keluar dari kelas. "Kenapa?"

"Ini udah termasuk potongan, belum?" Tanya Alessa penasaran. "Kenapa gajinya masih gede?"

"Udah termasuk potongan, emang kenapa?" Balik tanya Leo acuh.

Alessa bergumam kecil. Merasa aneh mendapatkan gaji dengan jumlah uang yang lumayan besar. "Oh gitu, gue pikir lo salah transfer. Ma.." Alessa menatap layar ponselnya yang berubah, tanda telepon telah di putus. "...kasih." sambungnya, wajahnya terangkat menatap kedua sahabatnya.

Alessa kembali duduk di tengah-tengah mereka.

"Kenapa?" Tanya Gisel.

"Gue traktir makan, yuk?" Tanya Alessa dengan wajah berseri.

Wajah Mega berubah segar, kepalanya mengangguk-angguk. "Ayo gue pengen makan di Palm...."

Gisel berdehem dengan melemparkan tatapan tajam ke arah Mega.

"Maksud gue, terserah Sasa, ajah." Sambung Mega cepat.

Alessa mengangguk. "Tapi kita masuk kelas dulu, yuk."

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang