My Beautiful Girl : 13

13.7K 578 6
                                    

Vote, please...


.



Di pagi hari, suasana gedung fakultas terlihat masih sepi dan tenang karena belum banyak mahasiswa yang datang.

Alessa dengan kebiasaanya berjalan kaki menuju gedung setelah turun di halte bus terdekat, wajahnya hangat tertimpa sinar matahari pagi yang semakin meninggi.

"Alessa." panggail Mega dengan suara pelan dan lembut.

Alessa tentu saja mendelik heran, ia memalingkan wajahnya dengan dramatis. "Ada apa, nih pagi-pagi?"

"Kaya gak tahu ajah, kan dosen matkul kali ini dosen baru!" Seloroh Gisel meniup kukunya dengan tampilan warna berbeda dari hari kemarin.

Kini ingatan Alessa sepenuhnya pulih, di dalam hati dirinya berteriak kesal karena akan bertemu dengan Dave dalam dua jam kedepan. Bila matkul kali ini tidak penting, tentu saja Alessa akan berlari menjauh dari area gedung tapi tentu saja dirinya tidak bisa.

Saat pintu kelas terbuka, terasa udara segar dan sejuk mengalir masuk ke dalam ruangan yang bersih dan rapi. Di dalam kelas suara sapaan dari teman-teman sekelas yang sudah hadir lebih awal, mengalun ramah.

Alessa sama sekali tidak memandang meja dosen, dimana dosen baru itu sudah hadir walau jam pelajaraan belum dimulai.

Mega disamping berseri senang karena dosen baru mereka hadir, sahabatnyan itu tidak tahu saja. Bahwa, dosen baru mereka yang sedang mereka bicarakan sudah menikah dan memiliki seorang anak yang menggemaskan.

Gisel mendengus melihat Mega, tapi dia juga tidak bisa mengelak bahwa dosen baru mereka. Sangat tampan dan memiliki karisma pria yang sangat luar biasa.

"Sejak kemarin, Mega ngayal kalau dia date sama dosen itu." Bisik Gisel kepada Alessa yang tersedak akan ucapannya tadi.

Mata Alessa beralih menatap horor Mega, yang terlihat mulai mengeluarkan aura cantiknya. "Get well soon." Bisiknya.

"For what?" Tanya Mega mendelik.

"Dia menikah." Jawab Alessa malas.

"Who?" Tanya keduanya serempak dengan spontan, Alessa memejamkan mata kesal karenanya, sebelum menengadah ke arah meja dosen dimana Dave tengah menatapnya. Dengan, cepat Alessa memalingkan wajahnya ke arah kedua sahabatnya dengan mata melotot tajam.

"Alessa..." Geram Mega meremas buku kuliahnya tanpa sadar.

"Kalian gak liat, dia pake cincin." Gumam Alessa tanpa menatap kedua sahabanya, dan mulai mengeluarkan isi totebag miliknya.

Kepala kedua sahabatnya serempak menatap dosen mereka yang sibuk menata meja. Mereka mendesah kecewa saat menyadari sesuatu yang berkilua di salah satu jari dosennya.

"Lo bener!" Kata Mega, kecewa.

Alessa terkikik melihat wajah Mega yang berubah tak semangat, sedangkan Gisel menatapnya menyelidik.

Beberapa siswa kini sibuk membuka buku atau laptop, bersiap mengikuti pembelajaraan. Dave membuka kelas dengan penuh semangat.

Sedangkan, Alessa dirinya hanya mampu diam tanpa menimbulkan suara agar tak menarik perhatian dosen barunya itu.

***

Setelah jam pelajaraan berakhir, suasana kelas menjadi tenang dan sepi. Suara tawa dan dialog yang sebelumnya mengisi ruangan telah hilang. Meja yang tadinya penuh dengan alat tulis milik mahasiswa kini telah bersih, beberapa mahasiswa terlihat buru-buru keluar dari ruangan sebelum dosen menutup kelas.

Begitu juga dengan Alessa, walau sahabatnya memandangnya heran dia tetap melangkah pelan menuju pintu, meninggalkan sahabatnya.

Dave tersenyum getir, menatap punggung Alessa yang menghilang di balik pintu. Matanya kembali beralih menatap mahasiswa yang tersisa. "Terimakasih atas waktu kalian, saya akhiri pertemuan kali ini."

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang