My Beautiful Girl : 33

13.8K 376 0
                                    

Vote, please...

.

Saat matahari belum menampakan dirinya di langit kota Jakarta, Leo berjalan ke dalam bandara bersama satu asisten yang akan ikut menemaninya ke London. Ia telah memimpikan saat-saat ini selama bertahun-tahun lamanya, saat akhirnya dia akan menaiki pesawat menuju London untuk menemui Alessa.

Kali ini perjalanan Indonesia ke London memakan waktu hampir 16 jam, 8 jam dari Indonesia ke Doha, Qatar. Kemudian dilanjut 8 jam, ke Bandar Udara Internasional London Heathrow. Selama perjalanan, Leo habiskan waktunya untuk tidur karena sesampainya di bandar Heathrow. Ia akan kembali melanjutkan perjalanan ke kota Peterborough, yang akan memakan waktu hampir 2 jam.

Jam sembilan malam di bandara Heathrow, suasana sekeliling sepi. Hanya di Immigration Checkpoint yang terlihat ramai. Setelah cek imigrasi, Leo berjalan keluar dari bandara dimana sebuah mobil hitam telah menunggunya.

"Langsung ke Peterborough?" Tanya asistennya terdengar untuk memastikan kembali.

Leo mengalihkan pandangan dari ipad dipangkuannya, ia mengangguk kecil ke arah asistennya yang duduk di samping pengemudi.

Jantungnya berdebar kencang saat mobil mulai berjalan menuju kota dimana Alessa tinggal. Ia merahasiakan kedatangannya, perempuan itu tidak akan setuju bila dirinya akan datang. Entah kenapa hanya dirinya saja yang dilarang, sedangkan diam-diam keluarga maupun teman terdekatnya boleh untuk berkunjung.

Leo agak sedikit cemas, memikirkan reaksi Alessa ketika dia melihatnya berada di flat kecilnya. Apa perempuan itu akan marah atau langsung mengusirnya.

Saat Alessa membuka pintu. Leo melihatnya. Wajahnya yang tirus di balik pintu, terlihat cantik seperti biasanya. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa rindunya, satu hal yang ingin ia lakukan adalah menciumnya begitu dalam dan merasakan betapa kecilnya tubuhnya dalam pelukannya.

***

Pintu kamar mandi tertutup. Alessa memegang dadanya yang tiba-tiba saja berdetak lebih kencang dari biasanya. Ia terjatuh dengan wajah yang memanas, mengingat kembali kejadian beberapa menit yang lalu.

Kalau saja panci saus tak mengepulkan asap, bisa di pastikan ia akan lupa diri mengingat betapa candunya bibir mereka saat bertemu. Yang selama ini Alessa takutkan, berduaan dengan Leo hanya akan membuatnya kehilangan kewarasan otaknya.

Coklat. Rasanya seperti coklat, apa pria itu memakan coklat saat di perjalanan.

Alessa tanpa sadar menyentuh bibirnya, ada rasa coklat yang tertinggal di lidahnya. Dengan, cepat ia memejamkan matanya sekejap untuk menormalkan perasaanya yang menggebu-gebu, ia kembali menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Leo yang berada di balik pintu kamar mandi. Karena, malam semakin larut.

Tak berselang lama pria itu keluar dari kamar mandi, rambutnya basah. Bagian bawah tubuhnya hanya tertutupi handuk putih, kedua tangannya sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk khusus kepala yang mungkin ia temukan di rak penyimpanan.

Alessa terteguh melihat dadanya yang berkilau karena tetesan air, tiba-tiba mulutnya terasa kering.
Ini bukan yang pertama ia melihatnya bertelanjang dada, tapi ia selalu aneh dan merasa pening.

Tak ingin hal memalukan terjadi, seperti Leo memergokinya sedang menatapnya penuh damba. Alessa berdehem mengalihkan pandangannya, menatap dua piring pasta di atas meja bundar putih.

Leo tersenyum lebar melihat makanan yang begitu menggugah seleranya. Ia ikut duduk di samping Alessa yang terlihat mengerutkan kening, karena dirinya melewatkan sesi memakai baju. Perempuan itu terlihat bersiap protes.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang