My Beautiful Girl : 29

15K 271 4
                                    

Vote, please...

.

Leo duduk di ruang perpustakan rumah Alessa, di malam yang gelap dan gerimis. Di tangannya, ia memegang sebuah buku tentang kesuksesan, yang berisi kisah-kisah inspiratif dari 10 orang terkaya di Indonesia. Tiba pada halaman biografi tentang ayah Alessa, Bima Sarwono adalah pengusaha yang selalu hadir dalam artikel yang dirilis oleh forbes, namanya untuk tahun ini berada diposisi ke 5 dengan kekayaan US$ 3,3 miliar, 3 dibawah nama sang ayah, Yodarsono.

Leo mengusap alisnya, halaman tentang ayah Alessa telah habis ia baca. Hanya terdapat 5 halaman yang dirilis tentangnya, sedangkan untuk nama-nama yang lain mereka mendapat jatah 15 atau 20 halaman, dengan poto-poto keluarga yang menghiasi.

Pria itu berbeda, terlihat tak ingin kehidupan pribadinya diganggu dan menjadi konsumi publik, tak ayal dirinya dulu kesusahaan untuk mencari data tentang putrinya, Alessa.

"Ah, lo disini." Desah Alessa berdiri di ambang pintu.

Leo mengangkat sejenak kepalanya sembari berdehem, namun detik kemudian ia kembali mengangkat kepalanya dengan ekpresi terkejut di wajahnya. Shit.

Beringsut untuk membenarkan posisi duduknya, Leo kembali berdehem membersihkan tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering, matanya naik turun melihat apa yang perempuan itu kenakan.

Alessa membenci rencanannya, tapi ia harus. Setelah apa yang terjadi, ia harus melakukannya, membuat ayahnya membenci pria yang akan dijodohkan dengannya, adalah rencana berikutnya.

Ayahnya harus membenci keputusannya sendiri, karena telah menjodohkannya dengan Leo. Pria itu harus terlihat buruk di mata sang ayah, dengan menggorbankan apa yang ia benci, berpakaian seksi adalah hal yang ia hindari setelah kejadian di club.

Alessa berjalan pelan, memasuki ruang perpustakaan, kedua tangannya berada di belakang tubuh, saling meremas erat gugup. Dengan, mata Leo yang mengawasinya, ia sekuat tenaga untuk mengabaikannya dan tidak mendengus kesal, karena begitu mudahnya memancing hasrat pria itu.

Jantung Leo berdegup kencang, ia merutuki dirinya yang mudah sekali tegang, dan merutuki apa yang perempuan itu kenakan di hadapannya. Leo duduk tegak saat Alessa menghilang di balik tubuhnya, perempuan itu terdengar bergumam sesuatu tentang buku, ya, buku.

"Apa?" Tanya Leo, tergagap.

Alessa berdecak, memutar kedua matanya. "Buku apa yang lo baca?" Tanyanya lagi, terdengar kesal.

Leo menutup buku dipangkuannya, mengusap sampul tersebut, merasakan font yang timbul di telapak tangannya. "Kisah-kisah inspiratif dari 10 orang terkaya di Indonesia,"

"Oh." Alessa tidak menyukai buku itu, sungguh menguras waktu membaca buku tersebut.

Leo terdiam, dia ingin berbalik melihat apa yang sedang perempuan itu lakukan, tapi ia tidak melakukannya. Terdengar buku yang ditarik dari deretan buku lainnya, di susul suara langkah kaki.

Alessa mendesah lega, menjatuhkan tubuhnya di sofa. Ia berpaling untuk melihat Leo, sedang memperhatikannya. "Apa?" Ia berusaha menjaga agar matanya tidak melotot.

Leo kembali berdehem untuk kesekian kalinya. "Lo..." Dengan, menjaga matanya untuk tidak turun memandangi paha putih perempuan itu. "Lo sering pake pakaian begitu? Walau diluar hujan? Maksud gue..." Suaranya tergagap malu.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang