My Beautiful Girl : 04

19.3K 744 4
                                    

Vote, please...

.

Tepat pukul 3 dini hari, Alessa bersiap pulang. Ia dan Lala sudah berganti pakaian dari 10 menit yang lalu, seperti biasa mereka pun berpisah di depan halte, yang berada tepat di belakang bangunan tempat mereka bekerja.

"Aku duluan ya, Sa." Pamit Lala, naik ke atas jok motor suaminya sembari menggunakan helm.

"Iya hati-hati, La." jawab Alessa, tersenyum kecil sebelum kembali menunduk untuk melihat ponselnya.

Lala menepuk pelan bahu suaminya, memberitahunya untuk menunggu. "Mas Oki gak telat lagi, kan?" Tanyanya memastikan.

Alessa menggeleng kecil dengan melemparkan senyum lebar. "Enggak, kok."

Lala mengangguk kecil. "Hati-hati ya, Sa." Pamitnya.

Motor yang rekan kerjanya tumpangi melaju pergi, meninggalkan Alessa yang melunturkan senyum kecilnya dengan ditemani suasana hening.

Setelah kepergian Lala, lima menit yang lalu. Alessa ingin cepat-cepat pulang dan berbaring di atas kasur kamarnya. Di tambah kepalanya yang terasa berat efek bir yang dia minum, Alessa ingin segera memejamkan matanya sembari membayangkan Leo di makan oleh sekelompok buaya.


Kini pandangan Alessa beralih ke ponsel bututnya, yang sudah kelima kalinya berusaha ia hidupkan. Mas Oki pun terlihat belum menampakkan diri, ada dua kemungkinan ojek langganannya itu belum datang. Pertama; ketiduran dan kedua motor bututnya yang kembali ngadat.

Layar ponsel tersebut tetap menampilkan layar hitam, lagi-lagi ponselnya mati mendadak. Alessa benci saat-saat seperti ini.

"Aduh, jangan mati dulu dong." gumamnya memohon. Alessa terus mengutak atik ponselnya, tetapi nihil ponselnya tetap tidak kunjung hidup.

Saat Alessa hendak mengambil sesuatu di dalam tasnya, suara klason mobil terdengar dengan keras membuat Alessa terkejut dan menjatuhkan ponsel dalam genggamannya.

Double shittt! Batin Alessa, sembari meraih ponselnya, yang terjatuh cukup jauh.

Alessa mengusap ponselnya, berharap kerusakkan akibat terlemparnya tak menambah kerusakkan ponsel butut miliknya. Pandangan terangkat saat mendengar suara pintu mobil terbuka, hidungnya langsung menggerut jijik saat tahu siapa yang berdiri didepanya.

"Leo." Bisik Alessa jengah, karena harus bertemu kembali dengan pria tersebut yang memang tak pernah bosan menganggunya.

"Mau pulang bareng gak?" tawar Leo, menghiraukan nada jijik dari perempuan didepannya.

Alessa bergumam malas dengan masih memeriksa ponsel miliknya, yang untungnya baik-baik saja.

"Atau, mau di anterin sama tiga preman itu?" Leo mengangkat dagunya ke sisi jalan, kepada tiga orang pria asing yang berjalan ke arah mereka.

Alessa menatap ke arah yang di tunjuk Leo, matanya sontak membulat saat melihat tiga preman berjalan ke arahnya. Instingnya mengatakan bahwa tiga orang tersebut adalah orang jahat, dengan berlari kecil Alessa memasuki mobil Leo yang tidak terkunci.

Leo menyeringai bahagia, ikut memasuki mobil. Ia melirik Alessa yang menatap ke arah tiga orang dengan ketakutan. Leo pikir Alessa tidak takut pada siapapun.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang