My Beautiful Girl : 25

10.5K 349 6
                                    

Vote, please...

.

Alessa terbangun karena suara kicauan burung di luar jendelanya. Dia perlahan membuka matanya, merasakan sakit kepala berdenyut di kepalanya dan rasa cemas di dalam dadanya. Alessa menatap sekeliling, menghela napas lega karena menyadari dia berada di tempat yang ia kenali.

Kenangan malam sebelumnya mulai membanjiri pikirannya, kemudian meringis memikirkan berapa banyak gelas yang telah dirinya habiskan. Alessa merasakan gelombang mual menyapu dirinya dan dia tahu, dia harus bangun dan melakukan sesuatu.

Perlahan Alessa bangun dari tempat tidur, kakinya terasa goyah. Dia tersandung ke kamar mandi untuk muntah, setelahnya memercikkan air dari wastafel ke wajahnya. Berharap itu akan membantunya merasa lebih baik. Alessa meringis saat melihat lingkaran hitam di bawah matanya, rambutnya lebih kacau—mengembang dan kusut.

Sedangkan, di kamar lainnya. Leo membuka matanya perlahan, merasakan sinar matahari yang masuk melalui jendela kamar. Dia menghela napas panjang, menikmati suasana pagi yang—damai.

Sedikit kenangan tentang tadi malam, melintas di pikirannya. Alessa membuat malam kemarin, menjadi mengerikan.

Setelah tergesa-gesa keluar dari kamar perempuan itu. Leo harus berakhir 30 menit di kamar mandi, melepaskan beban pada dirinya.

Setelah membasuh muka—untuk mengenyahkan pikiran kotor, kemudian menggosok gigi. Cukup puas melihat dirinya, yang tampan di cermin.

Leo berjalan menuju dapur, menyambut pagi dan Alessa, yang sibuk muntah. Dia membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan makanan sederhana untuk keduanya. Dalam sekejap aroma kopi, pancake, bacon, dan telur orak-arik mengisi seluruh ruangan.

Dengan bersenandung pelan, Leo berjalan ke arah kamar lain di apartement tersebut yang telah menjadi kamar Alessa. Dari luar terdengar suara air yang mengalir bertanda perempuan itu sedang mandi.

Leo mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu dan memilih bergegas kembali ke meja makan. Perempuan itu akan keluar untuk mengisi perutnya, setelah memuntahkannya karena mabuk.

Alessa menyalakan shower dan membiarkan air hangat membasahi tubuhnya yang telanjang. Dia kembali mengingat kejadian semalam. Alessa ingat bahwa dirinya menari dengan gila, untuk menyalurkan rasa patah hatinya. Lalu, seseorang mencoba merayunya. Dia lupa apa yang selanjutnya terjadi.

Di dalam hati Alessa merutuki kebodohannya semalam.
Kehilangan kendali bukanlah dirinya. Alessa benar-benar kehilangan kendali dan semoga saja tidak ada hal mengerikan lainnya, yang terjadi antara dirinya dan pria bernama, Leo.

Ya, Alessa ingat tentang bagian pria itu yang memapahnya ke apartement.

Saat merasa tubuhnya terasa segar, ia lalu menyudahi mandinya dan bergegas berpakaian. Perutnya keroncongan setelah momen muntahnya dan pekerjaannya tidak bisa di tunda lagi.

Mengangkat pandangannya setelah keluar dari kamar dan mendapati bahwa Leo telah lebih dulu bangun, membuatnya mengigit bibir menahan malu sekaligus gugup.

"Hai." Sapa Leo saat melihat Alessa berjalan ke arahnya—bukan tapi dapur memang tujuannya.

Alessa berdehem kecil. Dia juga ingat tentang kejadian memalukan di dalam mobil. Alessa mengutarakan kebenciannya pada Leo.

Setelah hampir 4 tahun dia pendam sendiri, menjadi alasannya kenapa dia tidak menyukai pria yang tengah mengunyah pancake, selama ini.

"Makan." Suaranya terdengar memerintah.

Alessa menatap piring di hadapan Leo. Rasa malunya semakin besar, karena tak melaksanakan tugasnya dengan baik.

Leo tersenyum manis melihat Alessa duduk di hadapannya. "Gimana keadaan lo?" Setelahnya menyuap telur orak-arik ke dalam mulutnya.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang