My Beautiful Girl : 34

9.8K 129 0
                                    

Vote, please...

.

Alessa berbaring sambil menyandarkan kepalanya di dada Leo. Kaki mereka bertautan. Ia merasa tubuhnya berbeda, terselimuti perasaan yang tidak familier.

Alessa selalu menyakini hidup tanpa seks akan baik-baik saja, tapi sekarang setelah mengalaminya ia bertanya-tanya bagaimana ia bisa hidup tanpa itu. Keintiman yang di dambakan oleh tubuhnya.

"Aku mengigitmu dua kali." Kepalanya mendongkak ke atas, melihat pria itu tengah terpejam.

Alessa ingat, dia mengigit Leo sebanyak dua kali. Pertama saat pria itu mengambil keperawanannya dan yang kedua saat pelepasan kedua untuknya, dan pelepasan pertama bagi pria itu.

"Mhmm?" Itu adalah suara pertama yang Leo keluarkan, setelah mengalami hal yang membahagiakan dalam hidupnya.

"Aku mengigitmu dua kali. Apakah tidak apa-apa?" Tanya Alessa mengulang.

Leo tiba-tiba mengerang, menyentuh pundak yang tadi Alessa gigit. "Itu menyakitkan," erangnya parau.

Mata Alessa mengerjap. "Aku tidak sekeras itu mengigitnya." Ucapnya, beringsut duduk.

"Oh ya, kamu tidak merasakannya!"

"Serius, Leo!"

Dengan tersenyum lebar, Leo membuka matanya lalu menarik Alessa, membungkusnya dalam pelukan. "Itu baik-baik saja," balasnya menggulingkan Alessa ke atas ranjang.

Mereka kembali terdiam dalam posisi saling memeluk, Alessa menyusupkan jemari ke rambut Leo yang sehalus sutra.

"How are you feeling?" Tanyanya lembut.

Itu tidak bisa di jelaskan.

Leo terdiam sesaat. Ia mengubur wajahnya pada ceruk leher wanita itu, memejamkan matanya merasakan hangatnya wanita itu dalam dekapannya. "Happy," jawabnya singkat. "Saat bersamamu aku bahagia."

"Bahagia karena kamu berhasil mengambilnya, or..."

Dengan dramatis Leo menarik wajahnya yang cemberut. "Alessa..." Suaranya terdengar memprotes.

Alessa terkikik kecil, menunduk menatap langsung tepat di mata pria itu.

"Please... Aku bahagia denganmu. Bersamamu." Wajahnya mengkerut jengkel. "6 tahun dan kamu masih menganggap ini adalah sebuah taruhan?!"

Melihat keseriusan dalam nada bicaranya, Alessa mengerjapkan matanya bersama seringainya yang menghilang. Sangat dewasa, Alessa. Pikirnya dalam hati.

Leo beringsut duduk. "Mhmm?"

Alesa menjilat bibirnya yang terasa kering. Ia menarik selimut seraya mengambil posisi duduk, punggungnya di sengat dinding yang dingin.

"6 tahun dan kamu masih belum menerimanya... Alessa, i love you... Aku jatuh cinta padamu, bukan hanya sebatas menginginkanmu. Aku butuh kamu di dalam hidupku, like home..." kata Leo dengan putus asa dan bersungguh-sungguh.

"Alessa..." "Leo..."

Mereka terdiam setelah bersamaan saling memanggil nama dalam suasana canggung yang mendera.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang