My Beautiful Girl : 12

14.5K 564 8
                                    

Vote, please...


.



Sejak kedatangan Anna ke apartement. Alessa dan Leo saling tak berbicara satu sama lain. Lebih tepatnya Alessa menjauhi pria itu untuk kesekian kalinya, dan Leo dirinya kesal karena perbuatan Alessa tempo hari yang membuatnya mendapatkan ceramah super panjang dari kakaknya.

Kakaknya meneriakinya habis-habisan, sekaligus mengancam tak akan membuat Radit mengunjunginya lagi. Tentu saja itu tidak bagus. Radit adalah kesayanganya, seperti anak anjing dan dirinya adalah induknya. Radit selalu menjadikannya panutannya.

Leo mendengus kesal saat kembali teringat kejadian tersebut. Ia menatap wajahnya di kaca dan mengacak-acak rambutnya yang sudah tertata rapi. Menyebalkan.

Tak ingin kembali teringat hal memalukan tersebut, Leo beranjak pergi meninggalkan kamar. Di dapur Leo mendapati ruangan telah bersih dan harum kopi menguar menyambutnya. Membuat sarafnya sedikit rileks.

Selama ini pekerjaan perempuan itu cukup bagus, makanan yang Alessa buat untuknya patut diacungi jempol dan... Leo cemberut saat hanya melihat dua roti panggang di samping cangkir kopi.

Apa Alessa tak memasak atau bahan makanan mereka telah habis? Dengan mengambil dua lembar roti sekaligus, Leo melangkah memeriksa kulkas sambil mengigit roti pangang tersebut, saat menyadari isi kulkas telah habis sepenuhnya. Leo harus menelpon asistennya, mengatakan bahwa isi kulkasnya telah habis.

Setelah menutup pintu kulkas, Leo kembali mengigit roti dalam gigitan besar. Matanya melebar saat menyadari ada rasa lain di dalam rotinya, oh tidak selai kacang.

Alessa keluar dari kamar di sambut dengan suara seseorang yang muntah. Saat melihat punggung Leo yang membungkuk di wastafel dan sebuah roti pangang tergeletak di lantai dapur, dia mempercepat langkahnya.

"Leo, kenapa?" Tanya Alessa khawatir dengan menyimpan totebag diatas meja.

Leo terbatuk dengan mencoba memuntahkan isi perutnya.

"Leo." Panggil Alessa lagi, tangannya kini mengusap punggung pria itu. Seketika Alessa lupa bahwa dia membenci pria itu.

"Lomaubunuhgeu!"

"Apa?" Tanya Alessa heran.

Keran air berhenti mengalir dengan wajah merah marahnya, Leo menatap Alessa yang juga menatapnya dengan bingung sekaligus khawatir. "Lo mau bunuh gue, hah?" Hardiknya mengusap wajahnya kasar.

Mata Alessa mengerjap terkejut. "Enggak!" Jawabnya spontan. Detik kemudian Alessa terperangah terkejut dengan menatap roti diatas lantai dan wajah merah Leo bergantian. "Lo... Lo alergi kacang?" Ucapnya dengan terbata.

"Iya!"

"Gue gak tau, gue... Leo lo harus ke rumah sakit." Alessa menyambar lengan Leo dan menariknya keluar dari dapur, wajah Leo kini berubah pucat.

"Lo benaran gak tau?" Tanyanya lembut.

Alessa mengangguk dan menggeleng secara cepat. "Iya gue gak tau, kenapa juga lo nyimpen selai kacang kalau ternyata lo punya alergi." Jawabnya dengan terengah-engah.

"Ah... Alessa, gue..." Leo menelan ludah dengan susah payah. "Mulai sesak napas." Ujarnya.

"Jangan mati dulu!"

Pintu utama terbuka dari luar, Alessa menghentikan langkahnya dan wajah Vino terlihat dibaliknya.

Tanpa sadar Alessa menghela napas lega.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang