My Beautiful Girl : 21

14.2K 455 7
                                    

Vote, please...


.

Suara pintu tertutup mengejutkannya, Leo terbangun dari tidurnya di sofa dengan selimut yang melilit tubuhnya. Dia merasakan harum masakan dari arah dapur. Merasa sedikit bingung karena tidak ingat kapan dia tertidur di sofa. Namun, ketika dia mengingat kejadian semalam ia menyadari bahwa hujan telah turun semalaman, lalu Alessa...

Menatap selimut yang membelit tubuhnya, kedua sudut bibirnya melengkung lebar, ini pasti perbuatan perempuan itu. Alih-alih membangunkannya, Alessa malah menyelimuti tubuhnya. Rasa bahagia merayap di hatinya, mendapatkan perhatian yang begitu ia dambakan dari perempuan itu.

Mendesah senang, Leo menatap langit kamar, ruangan telah terang oleh cahaya mahatahari pagi, mengangkat sedikit kepalanya. Leo menyadari bahwa Alessa telah menyelesaikan tugasnya dan perempuan itu telah pergi menuju kampus.

***

Alessa duduk termenung di bangku kelasnya, memandangi jendela yang memperlihatkan pemandangan taman kampus yang masih sepi. Pikirannya melayang jauh, teringat akan wajah Leo yang tertidur pulas.

Saat menyadari pria itu tertidur diatas sofa, Alessa merasa sesuatu yang telah lama hilang. Debaran bahagia pada jantungnya, berangsur berdetak kembali.

Wajahnya yang tampan dan senyumnya yang manis masih terngiang di benaknya. Leo terlihat seperti malaikat, bila sedang tertidur. Mungkin... Mungkin, Alessa akan jatuh cinta padanya, tapi tidak saat pria itu terbangun dengan sifatnya yang aneh dan menjengkelkan.

Berjalan dengan hati-hati menuju ruangan laundry. Alessa mengambil salah satu selimut disana dan, memakaikannya pada tubuh Leo yang tertidur pulas.

"Good night, Leo." Bisiknya, mengangkat tepi selimut hingga menutupi dagu pria itu.

Merapihkan meja ruang tv, Alessa bergegas menuju kamar.

"Alessa."

"Ya." Jawab Alessa spontan.

Mega mendesis dengan mata yang memicing. "Ngelamun terus, mikirin apa sih?" Tanyanya menuntun.

Gisel yang duduk di sebelah Alessa dengan bertopang dagu, mengangkat alisnya ikut menatap sahabatnya yang terlihat salah tingkah.

"Nothing." Jawabnya, sekenannya dengan kembali fokus pada pelajaran. Keningnya berkerut berpura-pura berpikir keras, menatap buku catatan. Tanpa menyadari kedua sahabatnya saling melempar tatapan tak mengerti.

Bayangan wajah Leo tiba-tiba terlintas. Tidak. Teriak Alessa di dalam hati, ia memejamkan mata sesaat mencoba mengusir bayangan tersebut. Tidak mungkin, dia kembali jatuh cinta. Alessa telah lama menyakinkan dirinya sendiri bahwa cintanya telah habis, kepada cinta pertamanya dan terakhirnya.

***

"Shit, lama amat bukan nya!" Umpat Leo berjalan cepat memasuki apartement saudaranya. Bahu keduanya saling bersenggol dengan kasar.

Vino memutar kedua bola matanya, mendorong pintu kembali tertutup. "Ada apa?" Tanya Vino, berbalik menatap Leo yang menunggunya.

"Lo gak masuk kuliah?" Tanya Leo, mengangkat salah satu alisnya dengan melepaskan kemeja yang dirinya pakai, menyisakan kaos polos broken white.

Vino berjalan mengikuti langkah Leo menuju dapur. Namun, saat melihat saudaranya berhenti dengan mulut yang terbuka dan mata yang membelalak terkejut. Ia tidak bisa menyembunyikan lagi tawanya.

Leo mendelik cepat kepada Vino yang masih tertawa, lalu beralih menatap sosok lain di apartement tersebut.

Alessa adalah sosok tersebut, perempuan itu terlihat santai walau sudah tertangkap basah berduaan dengan saudaranya.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang