My Beautiful Girl : 26

8.9K 352 2
                                    

Vote, please...

.


Saat itu malam musim panas yang hangat, dan matahari terbenam di cakrawala. Ruangan itu dipenuhi dengan suara gemerisik pakaian dan dentingan gantungan saat Alessa, dengan hati-hati memilih barang miliknya yang akan dikemas. Dia telah menyelesaikan pekerjaanya selama tiga bulan dengan Leo, dan sekarang hari itu akhirnya tiba, dia tidak bisa menahan perasaan membingungkan selama ia membereskan barangnya.

Saat Alessa melipat pakaiannya dan meletakkannya dengan rapi ke dalam kopernya, ingatan akan hari-hari pekerjaanya yang dulu membanjiri pikirannya.
Saat dia menutup ritsleting kopernya dan meletakkannya di dekat pintu, dia merasakan kehampaan menyelimuti dirinya.

Alessa berjalan meninggalkan kamar, ia berjalan menarik kopernya ke arah dapur dimana Leo, duduk membelakanginya sembari memakan sushi yang pria itu pesan.

Berdehem kecil, mencoba mencari perhatian. "Terimakasih Leo, atas segalanya." Alessa berkata, dengan menaruh kunci kamar di meja makan.

Leo tak bergeming sama sekali, ia terus menyuap sushi ke dalam mulutnya, tapi wajahnya terlihat masam.

"Leo, gue..."

"Sebelum lo pergi, bisa buatin spaghetti dulu?" Potong Leo cepat, menaruh sumpit ke atas meja.

Alessa terdiam, menatap Leo dari samping.

"Please." Kepalanya menoleh ke arah Alessa, matanya terlihat sedih dan murung.

Alessa mengangguk kecil sebagai jawaban, ia lalu berjalan ke arah dapur dan memakai apron bersiap memasak.

Leo tahu bahwa ini akan menjadi terakhir kalinya perempuan itu memasak di dapurnya, terakhir kali ia akan menikmati aroma bumbu favoritnya yang Alessa masak.

"Sa."

"Ya?"

"Jadi, setelah ini lo mau kemana?" Tanya Leo, matanya memperhatikan bagaimana perempuan itu mondar-mandir.

"Gue belum tau." Alessa memutar knob kompor.

"Lo gak lanjut S2?"

Pertanyaan tersebut membuat Alessa tercenung, sebenarnya jurusan yang ia ambil sekarang bukan jurusan yang ia inginkan. Alessa menginginkan jurusan kedokteraan, namun ia mengurungkan niatnya karena faktor biaya-bagaimanapun Alessa harus mengesampingkan keinginan disaat dia sedang kabur, jurusan sekarang yang ia ambil menjadi alternatifnya.

"Sa." Panggil Leo membuyarkan lamunan Alessa.

Alessa mengerjap matanya, tersadar. "Gue mungkin gak lanjutin, soalnya jurusan yang gue inginkan selama ini kedokteran." Tak ada salahnya mengungkapkan keinginan pada Leo, toh mereka tak akan bertemu.

"Oh, kedokteran."

Alessa mengangguk singkat.

Leo memperhatikan Alessa yang sedang sibuk memasak. Suasana di sekitarnya terasa hangat dan harum, dengan bau sedap yang menguar dari wajan yang dipakai. Leo akan merekamnya di kepalanya, saat setiap gerakan yang dilakukannya terlihat begitu indah dan elegan, seakan-akan ia sedang menciptakan sebuah karya seni yang luar biasa. Dia pasti akan merindukan hal tersebut.

Alessa menghidangkan spaghetti terakhir yang ia buat untuk Leo.

Leo tersenyum berterimakasih dan mulai mencicipi hidangan itu, ia menikmati setiap rasa, mengetahui bahwa itu akan menjadi terakhir kalinya ia mencicipi masakan perempuan itu. "Thanks." Gumamnya di sela mengunyah.

Alessa tersenyum sebagi jawaban, ia lalu kembali menyimpan apron dapur ke tempat asalnya.

"Kita akan ketemu lagi kan?" Tanya Leo tanpa menatap Alessa yang berjalan melewatinya.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang