My Beautiful Girl : 17

15.7K 464 2
                                    

Vote, please...



.



Langit pagi itu biru cerah, sapuan tipis awan putih di beberapa bagian mempercantik warnannya dan burung-burung kecil bercicit di atas pagar balkon.

Tangan Alessa memegang tongkat pel erat, matanya menatap pintu kamar Leo yang sejak malam tertutup. Sendari tadi dia tak mendengar aktivitas dari dalam kamar. Apa mungkin pria itu belum terbangun dari mimpi kotornya? Atau, pria itu tidak pulang sejak semalam?

Menyingkirkan pikiran untuk mengetuk pintu tersebut, Alessa bergegas kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Setelah menata sarapan—Alessa ragu sejenak, bagaimana kalau Leo ternyata tidak ada di apartement dan makanan itu otomatis tidak akan termakan. Alessa mengeleng.

Namun, tidak ada salahnya menyiapkan sesuai protokol. Bila memang pria itu tidak pulang sejak semalam, mungkin pria itu akan pulang untuk berbenah diri dan menghabiskan sarapan yang dirinya buat.

Alessa buru-buru mengambil totebagnya dan bersiap pergi ke kampus. Untuk terakhir kalinya, ia kembali menatap suasana lengang apartement. Berharap mendengar aktivitas kecil dari arah kamar Leo. Namun  nihil hanya terdengar dengungan pendingin ruangan yang terdengar.

Tanpa berpikir dua kali, Alessa akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari apartement.

Sore harinya. Saat Alessa melangkah memasuki apartement, suasana sunyi langsung menyambutnya.

Tubuhnya tiba-tiba terdiam, berdiri dengan tatapan cermat menelusuri ruangan yang sepi. Kenapa tiba-tiba Alessa, tidak suka dengan suasana dingin yang menyambutnya? Merasakan keheningan yang mengisi setiap sudut ruangan, seakan-akan apartement ini belum pernah ada yang masuk sejak terakhir kali ia tinggalkan.

Alessa melangkah perlahan, tidak ada tanda-tanda kepulangan Leo.

Makanan yang berada di atas meja bar pun masih tetap di tempat semula. Tanpa sadar Alessa mendesah kecewa, ia lalu mulai membersihkan makanan yang tak berkurang sedikit pun.

Setelah membersihkan ruangan tv dan dapur yang sebenarnya masih rapi, Alessa kembali ke kamar dan mulai mengerjakan skripsi.

Dua jam yang panjang dengan pikiran penuh pertanyaan. Akan keberadaan Leo yang sudah dua hari tak kunjung pulang membuatnya tak bisa berkonsentrasi penuh. Sesekali Alessa melirik ponselnya, berharap Leo menghubunginya.

"Kenapa juga gue mikirin dia..." Geram Alessa pada dirinya sendiri, menenggelamkan wajahnya pada telapak tangannya.

Jam di layar laptop sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Alessa beringsut berdiri meninggalkan meja belajar dan menutup laptopnya.

Untuk kesekian kalinya Alessa menatap ponselnya, namun nihil yang dia harapkan tak kunjung datang.

Ibu jarinya tanpa sadar mengusap layar ponsel, berharap untuk terakhir kalinya Leo menghubunginya. Sebelum akhirnya jatuh tertidur.

***

Di sebuah butik baju yang mewah, seorang wanita tengah berbelanja dengan penuh semangat. Dia bergeser kesana kemari memilih-milih pakaian dengan hati-hati, mencoba satu kesatuan baju yang dia rasa cocok. Wajahnya berseri-seri ketika dia menemukan salah satu baju yang terlihat cocok untuknya.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang