My Beautiful Girl : 06

18.5K 692 4
                                    

Vote, please...


.


Mata Alessa masih terpejam padahal hari sudah berangsur pagi, sinar matahari kini berlomba-lomba masuk ke dalam kamar kost melewati pentilasi udara.

Setelah apa yang terjadi padanya. Alessa menjadi manusia yang tak memiliki tujuan. Rasa malas untuk bangun dan melanjutkan hidup rasanya sangat malas.

Gedoran pintu di luar sana membuat Alessa tersentak terbangun dan berusaha membuka matanya. Lagi-lagi suara gedoran terdengar tergesa-gesa, Alessa mau tak mau bangun dari kasurnya.

"Sebentar." ia berjalan gontai menyesuaikan penglihatannya, yang mulai menangkap setiap cahaya yang masuk, dan detik kemudian terdengar kembali ketukan tak sabar berasal dari pintunya. "Iya iya."

"Lama amat, sih!" bentak seorang wanita paruh baya, yang terlihat kesal.

"Ada apa, bu kost?" tanya Alessa terdengar ramah, menyisir rambutnya yang pasti sangat berantakan.

"Mana uang kos mu bulan sekarang, dan bulan kemarin?" Tanyanya dengan sewot.

Alessa mengerjap terkejut, ia langsung tersadar seratus persen.

"Kenapa, baru sadar?" Semburnya berkaca pinggang.

Alessa mengigit bibir gugup. "Bu, kasih saya waktu lagi nanti saya bayar kok, kaya bulan-bulan kemarin." pintanya sembari tersenyum merajuk.

Ibu kos terlihat meneliti tubuh Alessa dari atas ke bawah, ia melihat Alessa yang terlihat acak-acakan dan terlihat kekurangan tidur. Bahunya pun terlihat mengendur prihatin. Ia berdehem kecil, sebelum kembali membuka suara. "Nanti malam saya kesini lagi." ucapnya sambil berjalan pergi.

Alessa tersenyum terimakasih, ia lalu menutup pintu setelah bu kos benar-benar pergi.

***

Alessa berjalan pelan di belakang kedua sahabatnya, setelah mereka keluar dari kelas dan kini mereka hendak menuju taman samping gedung fakultas, sambil menunggu kelas berikutnya.

"Ini bagus, nih." tunjuk Mega, dia melirik ke sampingnya dan samping Gisel. Namun, saat tak melihat Alessa, ia lalu menatap kebelakang dan langsung merangkul Alessa, yang terperanjat karena dirangkul tiba-tiba. "Sa, menurut lo gue bagus gak kalau pake ini?" tanyanya dengan menyodorkan ponselnya, yang tengah menampilkan satu set pakaian di salah satu aplikasi belanja.

Alessa menelan ludah, saat melihat harga pada produk yang tertera. Ia terteguh karena harganya yang hampir sama dengan harga dia satu bulan untuk ngekos. Alessa lalu menganggukkan kepala patah-patah.

"Udah beli aja Meg, cocok banget di tubuh lo." ucap Gisel.

Dan tanpa pikir panjang sahabatnya itu mengklik produk tersebut.

Kini giliran Gisel yang menunjukkan laptop terbarunya, yang di belikan oleh sang ayah untuk persiapan skripsinya.

Alessa semakin yakin dia tidak bisa meminjam uang kepada kedua sahabatnya. Dia sebenarnya punya pemikiran untuk meminta lebih awal gaji bulan ini kepada Vino. Namun mengingat bulan kemarin pun dia telah meminta gajinya lebih awal, membuatnya sungkan untuk memintanya lagi. Atau Dave... kepalanya refleks menggeleng dengan sangat tegas.

***

Suara ketukan pintu terdengar memenuhi ruangan kamar Alessa, dia bergegas berjalan mendekati pintu berwarna coklat dengan hati-hati. Saat pintu di buka ibu kos telah berdiri di depan pintu tersenyum menanti.

"Gimana bayar atau pergi?" tanya ibu kos tanpa basa-basi saat Alessa membukakan pintu.

Alessa diam tak menjawab.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang